Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang menangis, mereka yang disakiti hatinya, mereka yang mencari dan mereka yang mencoba. Karena hanya mereka itulah yang menghargai pentingnya orang-orang yang pernah hadir dalam hidup mereka. ~anonymous~
Hidup memang tak selamanya berjalan mulus. Kerikil ataupun batu sandungan seringkali muncul di hadapan kita. Namun jika kita mampu mengambil hikmahnya, ternyata kerikil dan batu sandungan yang ada di hadapan kita itu merupakan pelajaran berharga bagi hidup kita. Sebagaimana yang aku hadapi beberapa tahun lalu, saat batu sandungan yang kuhadapi itu berawal dari iri hati yang kemudian berujung pada fitnah. Ternyata, iri hati benar-benar menggerogoti akal sehat sementara fitnah benar-benar mampu memporakporandakan hidup seseorang.
Ujian itu aku terima saat beberapa tahun lalu aku ditugaskan untuk memimpin sebuah tim baru. Anggota tim-ku berjumlah 5 orang, yang terdiri dari 4 pria dan 1 wanita. Kami berenam mendapat kepercayaan untuk menyelesaikan suatu tugas besar dan oleh karenanya kami diberi dukungan dana yang besar pula. Selain itu, karena beratnya tugas kami, maka pimpinan memberikan perhatian ekstra pada tim kami. Rupanya, besarnya dana dan perhatian pimpinan kepada kami menimbulkan iri hati pada teman yang lain, yang rata-rata berjenis kelamin wanita. Hal itu memunculkan anggapan baru bahwa tim kami adalah "anak emas" pimpinan.
Sejak saat itu, teman kami yang mayoritas wanita itu asyik bergunjing tentang apapun yang menyangkut tim kami. Sementara kulihat teman-teman pria tak terlalu terusik dengan tugas baru dari tim kami dan jarang ikut bergunjing dengan teman-teman wanita lainnya. Gunjingan itu makin lama berubah menjadi fitnah yang menghancurkan kami. Dari orang-orang di luar tempat kerjaku, aku mendapatkan informasi tentang beberapa fitnah yang dialamatkan pada tim kerjaku. Mendengar fitnah-fitnah yang beredar itu, mau tak mau membuatku menangis dalam hati, karena fitnah itu berupa pembunuhan karakter yang keji.
Sejak saat itu, sindiran dan perlakuan sinis mulai menjadi santapan sehari-hariku dan tim kerjaku. Beberapa teman wanita malah dengan sengaja bersikap yang menyakiti hati kami. Seperti saat seorang teman wanita berbicara keras pada teman-teman lain bahwa dia akan membeli makan siang. Kemudian dia mendatangi tiap meja untuk menanyakan apakah ada yang mau titip beli makanan padanya. Semua meja didatanginya, tapi mejaku dan meja tim kerjaku dengan sengaja dilewatinya. Hal yang sama terjadi berulang kali hingga lama kelamaan, kami mulai terbiasa melihat mereka sibuk membagikan makanan di meja teman yang lain, tapi tidak di meja kami.
Kami mulai terbiasa melihat mereka kasak kusuk di depan kami, dan begitu kami lewat mereka akan pura-pura mengalihkan topik pembicaraan. Dan.., masih banyak lagi sikap, perlakuan dan kata-kata sinis yang membuat beban kami dalam menjalankan tugas kian terasa berat. Kami dianggap tak ada dan kami dianggap bukan sebagai bagian dari mereka. Kami menjadi asing di tempat kerja kami sendiri.
Di antara kami berenam tak ada yang minta ditugaskan menjadi anggota tim ini. Tak satupun dari kami berenam yang meminta dana sebesar yang diberikan oleh pimpinan kami. Tak satupun dari kami berenam yang meminta pimpinan memberikan perhatian ekstra pada kami. Tak satupun dari kami berenam yang siap menghadapi gempuran perlakuan negatif yang muncul dari fitnah tersebut.
Yang aku herankan adalah akibat rasa iri hati beberapa orang saja dan akibat fitnah yang mereka sebarkan kemana-mana, teman-teman yang dari dulu sudah mengenalku dan berteman baik denganku pun bisa termakan fitnah itu. Sikap mereka yang dulunya baik dan dekat denganku bisa tiba-tiba berubah menjadi sinis dan menjauh. Terus terang saja aku menjadi sangat tertekan dan sedih luar biasa. Hal serupa juga dialami oleh anggota tim kerjaku yang lainnya. Saat itu benar-benar saat terberat dalam hidup kami berenam.
Selama menghadapi gempuran negatif dari teman-teman kantor itu, aku tak bercerita sedikitpun pada suamiku. Karena di mataku, perlakuan negatif yang aku hadapi sangat aneh dan kekanak-kanakan. Tak satupun alasan yang menurutku bisa secara logis menjelaskan perlakuan mereka terhadap tim kerjaku. Oleh karena itu, aku lebih memilih untuk membicarakan masalah itu hanya dengan tim kerjaku, karena kami mengalami nasib yang sama.
Setelah kami saling curhat, aku hanya bisa meminta semua anggota tim kerjaku untuk bersabar. Semula ada anggota tim kerjaku yang ingin menyerang orang-orang yang menyebarkan fitnah itu, namun aku melarangnya. Aku tegaskan pada mereka, suatu saat teman-teman yang semula termakan fitnah itu akan melihat sendiri kebenaran dari kami. Aku tak ingin melawan fitnah mereka dengan kata-kata, namun aku hanya ingin melawan mereka dalam diam. Aku meminta dengan sangat agar tim kerjaku tetap bersemangat menyelesaikan tugas yang diberikan pimpinan, karena jika tugas besar itu gagal kami laksanakan maka teman-teman lain yang iri hati itu akan semakin senang melihat kegagalan kami.
Begitulah, kami memilih untuk mulai tidak peduli terhadap perlakuan buruk yang kami hadapi. Kami mulai merapatkan barisan untuk menghadapi gempuran itu bersama-sama dalam diam dan kerja kami. Kami menjadi tim kerja yang sangat solid. Alhamdulillah, tugas yang dibebankan pada kami akhirnya mampu kami selesaikan dengan baik. Pimpinan puas dengan hasil kerja keras kami. Dan.., lambat laun perlakuan negatif dari teman-teman kerja mulai berkurang. Beberapa teman mulai menyadari kesalahannya dan meminta maaf pada kami atas apa yang telah mereka lakukan sebelumnya. Mereka dengan terus terang mengakui telah termakan fitnah yang tak benar tentang kami.
Sementara, bagi orang-orang yang masih memelihara rasa iri hatinya aku tak bisa berbuat apa-apa. Setidaknya aku tahu bahwa fitnah yang dilontarkannya kepada kami tak akan lagi mampu menghasut teman-teman lainnya yang sudah mengenal kami dengan baik. Aku tahu, bahwa segalanya tak akan sama lagi seperti dulu, apalagi bagi orang-orang yang terlanjur termakan iri hati dan fitnah itu. Tapi aku kini bisa menjalani pekerjaanku dengan senyuman, karena aku yakin bahwa tim kerjaku mendukung aku sepenuhnya. Biarlah yang Di Atas yang memberikan balasan atas apa yang terjadi pada kami.
Kini aku tahu bahwa Allah masih sangat sayang padaku. Dari pengalaman yang sangat menyakitkan itu aku mendapatkan banyak sekali pelajaran berharga. Berkat kejadian itu, aku jadi tahu siapa teman sejati yang sebenarnya. Aku jadi semakin paham bahwa iri hati yang berlebihan justru akan menggiring seseorang pada pandangan yang negatif terhadap orang lain. Aku juga telah membuktikan sendiri bahwa fitnah itu sangat kejam, karena pembunuhan karakter seseorang benar-benar sangat merugikan orang tersebut.
Yang terpenting adalah aku tahu bahwa orang-orang yang paling bisa kuandalkan di tempat kerjaku adalah tim kerjaku sendiri. Karena mereka tahu sekali segala hal yang aku lakukan dalam pekerjaanku maka mereka tak akan pernah termakan pandangan negatif maupun fitnah yang ditujukan orang kepadaku. Dan yang terakhir.., peristiwa pahit itu mengajarkan padaku untuk tidak dengan mudah memberikan penilaian terhadap orang lain sebelum tahu duduk permasalahan yang sebenarnya.
Terima kasih ya Allah, ternyata pil pahit yang Kau berikan padaku adalah obat yang sangat mujarab untuk mendewasakan aku dan mengasah kebijakan dalam diriku.
Sejak saat itu, teman kami yang mayoritas wanita itu asyik bergunjing tentang apapun yang menyangkut tim kami. Sementara kulihat teman-teman pria tak terlalu terusik dengan tugas baru dari tim kami dan jarang ikut bergunjing dengan teman-teman wanita lainnya. Gunjingan itu makin lama berubah menjadi fitnah yang menghancurkan kami. Dari orang-orang di luar tempat kerjaku, aku mendapatkan informasi tentang beberapa fitnah yang dialamatkan pada tim kerjaku. Mendengar fitnah-fitnah yang beredar itu, mau tak mau membuatku menangis dalam hati, karena fitnah itu berupa pembunuhan karakter yang keji.
Sejak saat itu, sindiran dan perlakuan sinis mulai menjadi santapan sehari-hariku dan tim kerjaku. Beberapa teman wanita malah dengan sengaja bersikap yang menyakiti hati kami. Seperti saat seorang teman wanita berbicara keras pada teman-teman lain bahwa dia akan membeli makan siang. Kemudian dia mendatangi tiap meja untuk menanyakan apakah ada yang mau titip beli makanan padanya. Semua meja didatanginya, tapi mejaku dan meja tim kerjaku dengan sengaja dilewatinya. Hal yang sama terjadi berulang kali hingga lama kelamaan, kami mulai terbiasa melihat mereka sibuk membagikan makanan di meja teman yang lain, tapi tidak di meja kami.
Kami mulai terbiasa melihat mereka kasak kusuk di depan kami, dan begitu kami lewat mereka akan pura-pura mengalihkan topik pembicaraan. Dan.., masih banyak lagi sikap, perlakuan dan kata-kata sinis yang membuat beban kami dalam menjalankan tugas kian terasa berat. Kami dianggap tak ada dan kami dianggap bukan sebagai bagian dari mereka. Kami menjadi asing di tempat kerja kami sendiri.
Di antara kami berenam tak ada yang minta ditugaskan menjadi anggota tim ini. Tak satupun dari kami berenam yang meminta dana sebesar yang diberikan oleh pimpinan kami. Tak satupun dari kami berenam yang meminta pimpinan memberikan perhatian ekstra pada kami. Tak satupun dari kami berenam yang siap menghadapi gempuran perlakuan negatif yang muncul dari fitnah tersebut.
Yang aku herankan adalah akibat rasa iri hati beberapa orang saja dan akibat fitnah yang mereka sebarkan kemana-mana, teman-teman yang dari dulu sudah mengenalku dan berteman baik denganku pun bisa termakan fitnah itu. Sikap mereka yang dulunya baik dan dekat denganku bisa tiba-tiba berubah menjadi sinis dan menjauh. Terus terang saja aku menjadi sangat tertekan dan sedih luar biasa. Hal serupa juga dialami oleh anggota tim kerjaku yang lainnya. Saat itu benar-benar saat terberat dalam hidup kami berenam.
Selama menghadapi gempuran negatif dari teman-teman kantor itu, aku tak bercerita sedikitpun pada suamiku. Karena di mataku, perlakuan negatif yang aku hadapi sangat aneh dan kekanak-kanakan. Tak satupun alasan yang menurutku bisa secara logis menjelaskan perlakuan mereka terhadap tim kerjaku. Oleh karena itu, aku lebih memilih untuk membicarakan masalah itu hanya dengan tim kerjaku, karena kami mengalami nasib yang sama.
Setelah kami saling curhat, aku hanya bisa meminta semua anggota tim kerjaku untuk bersabar. Semula ada anggota tim kerjaku yang ingin menyerang orang-orang yang menyebarkan fitnah itu, namun aku melarangnya. Aku tegaskan pada mereka, suatu saat teman-teman yang semula termakan fitnah itu akan melihat sendiri kebenaran dari kami. Aku tak ingin melawan fitnah mereka dengan kata-kata, namun aku hanya ingin melawan mereka dalam diam. Aku meminta dengan sangat agar tim kerjaku tetap bersemangat menyelesaikan tugas yang diberikan pimpinan, karena jika tugas besar itu gagal kami laksanakan maka teman-teman lain yang iri hati itu akan semakin senang melihat kegagalan kami.
Begitulah, kami memilih untuk mulai tidak peduli terhadap perlakuan buruk yang kami hadapi. Kami mulai merapatkan barisan untuk menghadapi gempuran itu bersama-sama dalam diam dan kerja kami. Kami menjadi tim kerja yang sangat solid. Alhamdulillah, tugas yang dibebankan pada kami akhirnya mampu kami selesaikan dengan baik. Pimpinan puas dengan hasil kerja keras kami. Dan.., lambat laun perlakuan negatif dari teman-teman kerja mulai berkurang. Beberapa teman mulai menyadari kesalahannya dan meminta maaf pada kami atas apa yang telah mereka lakukan sebelumnya. Mereka dengan terus terang mengakui telah termakan fitnah yang tak benar tentang kami.
Sementara, bagi orang-orang yang masih memelihara rasa iri hatinya aku tak bisa berbuat apa-apa. Setidaknya aku tahu bahwa fitnah yang dilontarkannya kepada kami tak akan lagi mampu menghasut teman-teman lainnya yang sudah mengenal kami dengan baik. Aku tahu, bahwa segalanya tak akan sama lagi seperti dulu, apalagi bagi orang-orang yang terlanjur termakan iri hati dan fitnah itu. Tapi aku kini bisa menjalani pekerjaanku dengan senyuman, karena aku yakin bahwa tim kerjaku mendukung aku sepenuhnya. Biarlah yang Di Atas yang memberikan balasan atas apa yang terjadi pada kami.
Kini aku tahu bahwa Allah masih sangat sayang padaku. Dari pengalaman yang sangat menyakitkan itu aku mendapatkan banyak sekali pelajaran berharga. Berkat kejadian itu, aku jadi tahu siapa teman sejati yang sebenarnya. Aku jadi semakin paham bahwa iri hati yang berlebihan justru akan menggiring seseorang pada pandangan yang negatif terhadap orang lain. Aku juga telah membuktikan sendiri bahwa fitnah itu sangat kejam, karena pembunuhan karakter seseorang benar-benar sangat merugikan orang tersebut.
Yang terpenting adalah aku tahu bahwa orang-orang yang paling bisa kuandalkan di tempat kerjaku adalah tim kerjaku sendiri. Karena mereka tahu sekali segala hal yang aku lakukan dalam pekerjaanku maka mereka tak akan pernah termakan pandangan negatif maupun fitnah yang ditujukan orang kepadaku. Dan yang terakhir.., peristiwa pahit itu mengajarkan padaku untuk tidak dengan mudah memberikan penilaian terhadap orang lain sebelum tahu duduk permasalahan yang sebenarnya.
Terima kasih ya Allah, ternyata pil pahit yang Kau berikan padaku adalah obat yang sangat mujarab untuk mendewasakan aku dan mengasah kebijakan dalam diriku.
*****
Itulah salah satu kisah dalam perjalan hidupku yang tak akan pernah aku lupakan sampai nanti. Dan kisah ini aku tuliskan dalam rangka mengikuti Kontes Blog "Berbagi Kisah Sejati" yang diselenggarakan oleh http://anazkia.blogspot.com/ atas sponsor dari http://denaihati.com/
semoga menang yah mba'...
BalasHapusemang pelajaran yg paling berharga adalah pengalaman hidup kita sendiri ^^
Cerita yang bagus.. Semoga sukses ya mbak :)
BalasHapussetiap orang pastinya sll punya kisah dan pengalaman masing2, kenangan bukan untuk dilupakan. penganlaman membuat kita bisa belajar untuk lebih baik
BalasHapusWell, aku paling benci fitnah, coz fitnah lebih kejam daripada tidak memfitnah!
BalasHapusMbak Reni, fitnah adalah musibah yang sangat sulit kita kontrol, datangnya tidak bisa kita talangi seperti halnya gempa.
Oleh sebab itu aku selalu berusaha bersikap komunikatif kepada orang sekitarku, supaya mereka tidak punya kesempatan untuk menggunjingkan yang bukan-bukan tentang diriku.
Pada dasarnya orang mengira yang jelek-jelek tentang kita, karena mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi tentang kita, dan tololnya mereka tidak mau bertanya dan lebih suka memenuhi kepala mereka dengan praduga-praduga yang mereka bikin-bikin sendiri..
Sebuah masalah akan selalu ada hikmah dan menambah kematangan kita dalam berpikir. Kisah yang luar biasa mba...semoga sukses ya kontesnya, akupun ikut kontesnya mba...
BalasHapusfitnah di lawan kesabaran dan pembuktian, jadilah kebaikan, emang sih agak sulit hehe
BalasHapusselamat berlomba mba ^_^
moga menang ya
BalasHapusMakasih banyak, Mbak reni sudah berpartisipasi.
BalasHapusKisahnya, sungguh sangat berharga, menjadi pelajaran untuk yang lain.
Linknya segera Ana kirim ke juri :)
smga berhasil mba.
BalasHapuskisah hidup yang dapat memberikan inspirasi kepada orang lain..
BalasHapusartikel yang menarik sahabat,memberikan cerita dengan pengalaman pribadi.
BalasHapussemoga menang dalam kontes ya mbak,dan terus membagikan artikel yang menarik..
BalasHapusmemang setiap perjalanan mencapai kesuksesan akan ada aral melintang bu, salut untuk ketegaran ibu menghadapi sebuah cobaan itu
BalasHapussemoga menang kontesnya ya mba,kisah yg sarat makna.
BalasHapuspengalaman dan kisah kehidupan akan menjadi pelajaran dl hdp kita selanjutnya...
Dunia kerja dimanapun penuh intrik seperti itu mbak. Saya juga sering mengalami hal spt itu. Tp mungkin karena saya laki-laki, saya jarang perduli terhadap gunjingan dan sangkaan negatif. Biarlah Tuhan yang menilai, toh nanti juga mereka tahu sendiri kalo kita berada di jalur yang benar, bakan ujung-ujungnya jadi sebuah pujian.
BalasHapusSemoga kontesnya menang mbak...
sori ya kalu nggak nyambung..!!
BalasHapusaku mau nanya nih dimana sih bikin scroll pada komentar kayak di blog kamu, aku pernah nyoba dan dapat dari google, cuma semuanya dalam scroll termasuk kotak komentar....
thank salam kenal..
apa perlu dikonteskan ya.. blog, blog kan sebuah tulisan creatif aja..
BalasHapusok dech.. gpp yg penting sukses.
mantab
dan sory ya mbak.. udah lama gak pernah masuk ke your blog...
BalasHapussory banget.
memang gak mudah ya mbak mengahdapi situasi seperti itu, salute buat mbakku ini yg bisa melewati semua itu dgn kesabaran dan mental baja :) btw semoga menang lombanya :)
BalasHapusyang rajin ikut lomba neh^^
BalasHapusIya Mbak setuju banget, mungkin perlu peristiwa yang besar untuk membukakan mata kita mengenai siap sebenernya teman dan siapa yang cuma pura2 jadi temen
Maaf mbak Reni, baru berkunjung, ternyata mbak punya pengalaman yg menyakitkan ya. Tp pengalaman itu mahal harganya krn bisa menunjukkan sisi lain yg berharga dlm diri mbak dan teman2 satu tim mbak, yg pasti akan menambah nilai dihadapan org2 yg berprasangka buruk itu, smg tdk terulang lg ya mbak. Dan smg berhasil dlm kontesnya :)
BalasHapuspengalaman adalah guru yang paling bijaksana yah mbak reni.... :D
BalasHapussemoga berhasil dan menang,
BalasHapuskadang mang gak sadar, di luar kontrol manusia, iri hati menggrogoti hari2 kita yang justru akan menenggelamkan kita sendiri, ayuk jauh2 dari iri hati...
ya, setiap perjalanan hidup itu tidak akan pernah hanya melewati jalan halus dan lurus saja, ada terjal, ada bebatuan dan ada curam yang harus tetap kita lalui.
BalasHapusSemua perjuangan, berhasil atau tidak, pasti berbuah manis. Karena kita bisa belajar banyak hal dari proses yang dihadapi. Biarkan saja orang lain berkata dan bersikap bagaimana, yg penting kita tetap bekerja secara profesional dan menunjukkan performa maksimal. Atasan juga pasti memiliki penilaian masing2 untuk anak buahnya. Semangat terus ya mba, setiap tempat kerja dan pekerjaan pasti memiliki ritmenya masing2.
BalasHapusmoga menang deh mabk :)
BalasHapuscara mba mengatasi fitnah sungguh hebat, perlu dicontoh nih
BalasHapusSip deh mbak....
BalasHapusSukses selalu...
Dan semoga menang ya kontesnya...
BalasHapusSemoga menang y mba...pengalaman yg paling buruk itu biasa na akn menjadi pelajaran yg paling berharga bgi diri kita...i follow y mba...follow me back..thnxs
BalasHapussemoga sukses mbaaak saingan kita :P
BalasHapusKisah yang penuh perjuangan dalam menghadapi cobaan hdp..btw moga sukses kontesnya ya mbak..
BalasHapussemoga sukses Mb, memang terkadang linkungan yang kurang sehat membuat seseorang suka berpikiran yg aneh2, tapi percaya dan yakin pasti semua akan berlalu meskipun harus memakan wakt..
BalasHapussetiap kejadian memang ada hikmah yang bisa kita ambil... :D
BalasHapussukses mba
halo sob berkunjung nich
BalasHapusterima kasih ya
Alhamdulillah..Akhirnya ikutan juga berbagi kisah ini mbak.
BalasHapusSebuah pembelajaran berharga yg bisa saya ambil, terima kasih..
semoga sukses nih... setiap kejadian dalam hidup kita bisa menjadi kisah yang sangat berharga untuk langkah kita selanjutnya
BalasHapusSemangat mbak, buktikan kalo mbak bisa dan mengubah pola pandang mereka
BalasHapusselamat siang mampir ke rumah sahabat
BalasHapusmampir lagi membaca kisah sejati mbak
BalasHapussemoga menang....
BalasHapusnah, yang begini namanya sabar mba reni...ga berusaha melawan dengan kata, namun menerima dengan sepenuh usaha memberikan yang terbaik bagi pekerjaan dan amanah yang diemban...moga menang ya...
BalasHapusaku baru bikin artikelnya jam 2 hari ini, kayaknya telat deh..:(
BalasHapusikutan dihari terakhir ya mbak? keirian dalam dunia kerja memang selalu ada mbak. tetap semangat ya mbak
BalasHapuscerita yang sarat dengan muatan mawas diri dan hati-hati
BalasHapusbagus tuh ceritanya
BalasHapusbanyak pelajarannya pula
semoga menang juga yaa