Keberhasilan berada pada ujung lain dari kegagalan
(Thomas J Watson)
(Thomas J Watson)
Sobat, percayalah bahwa keberhasilan memang berada pada ujung lain dari kegagalan. Hanya saja, untuk menemukan keberhasilan tak semudah membalikkan telapak tangan. Bahkan mungkin, sebelum keberhasilan kita temukan, kita akan berulang kali berjumpa dengan kegagalan demi kegagalan. Untuk menemukan keberhasilan, yang kita butuhkan adalah semangat juang dan pengorbanan.
Jika diminta untuk menunjukkan seseorang yang mampu menemukan keberhasilan dengan penuh perjuangan dan pengorbanan, meskipun telah mengalami kegagalan, maka aku akan menunjuk seorang Greg Mortenson. Greg adalah seorang warga negara Amerika yang telah berhasil mendirikan lebih dari 50 sekolah di daerah miskin yang berada di Pakistan dan Afganistan. Cerita tentang perjuangannya mendirikan sekolah-sekolah itu tertuang dalam buku Three Cups of Tea.
Buku Three Cups of Tea menjadi salah satu buku yang paling aku suka. Banyak sekali alasanku mengapa menobatkan buku itu menjadi salah satu buku yang paling aku suka. Jika ingin tahu lebih terinci, inilah penjelasannya :
Buku ini mengajarkan padaku bahwa kegagalan memang berujung pada keberhasilan. Keberadaan Greg di sebuah Korphe, sebuah desa terpencil dan sangat miskin di Pakistan Utara terjadi karena kegagalannya dalam menaklukkan puncak kedua tertinggi di dunia, K2, di Pegunungan Karakoram tahun 1993 yang lalu. (Ternyata, di balik kegagalan itu Allah telah merencanakan 'petualangan' yang jauh lebih mulia bagi Greg).
Greg yang merasa berhutang budi atas kebaikan hati penduduk Korphe yang miskin dan buta huruf dalam melayani dan merawatnya yang kelelahan dan kelaparan, memberikan janji untuk membangun sebuah sekolah untuk anak-anak Korphe. (Padahal banyak orang justru tidak mau menunjukkan rasa terima kasih atas segala kebaikan yang mereka terima dari orang lain).
Janji itu tak hanya manis di bibir saja, karena Greg berupaya dengan berbagai cara untuk mampu mewujudkan janjinya terhadap penduduk Desa Korphe itu. (Sementara banyak orang yang tak mau repot-repot menepati janji di saat mengetahui besarnya halangan yang dihadapi untuk mewujudkannya).
Untuk mewujudkan janjinya itu, Greg yang berprofesi sebagai perawat di sebuah rumah sakit di Amerika itu melakukan banyak pengorbanan dan perjuangan seperti :
- demi mengumpulkan uang untuk mewujudkan sekolah itu, dia membatasi dana yang digunakannya untuk makannya sehari-hari.
- dia memutuskan untuk tidak menyewa apartemen dan memilih tidur di dalam mobilnya (satu-satunya harta berharga yang dimilikinya).
- mengirimkan 580 surat yang berisi permohonan bantuan dana untuk merealisasikan sekolahnya itu tapi baru 6 bulan kemudian dia mendapatkan 1 jawaban yang memberinya bantuan sebesar 100 dolar dari total kebutuhan 12.000 dolar.
- ketika akhirnya dana 12.000 dolar untuk membangun sekolah terkumpul, dia menjual peralatan mendaki sampai mobilnya, untuk biaya keberangkatannya ke Pakistan.
- membangun sekolah di tempat terpencil dan miskin, apalagi di daerah konflik, bukan perkara mudah, sehingga Greg harus menempuh jalur hukum dalam menghadapi kelompok-kelompok yang ingin menghentikan upayanya membangun sekolah di Pakistan. Bahkan, Greg pernah diculik dan disekap selama 8 hari saat berada di daerah konflik di Afghanistan.
- Greg yang non muslim (dan bukan orang yang mampu secara finansial) dengan sepenuh hati membantu mewujudkan pendidikan bagi orang-orang muslim yang miskin yang hidup di daerah terpencil
- Dia rela meninggalkan kehidupan yang lebih mapan dan menyenangkan di Amerika dan menjalani kehidupan yang sangat sulit di Pakistan dan Afganistan
- Dia memiliki cinta yang tanpa syarat terhadap anak-anak miskin yang tidak dia kenal sebelumnya dan berupaya memajukan mereka dan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi masa depan mereka
- Ketulusannya telah mampu menarik simpati banyak pihak, termasuk dari kelompok Islam radikal
- Greg telah mampu menggerakkan begitu banyak manusia (melewati batas agama, ras, suku dan bangsa) untuk membantunya mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak miskin di Pakistan dan Afganistan
Sungguh, membaca buku Three Cups of Tea seakan memberi santapan bagi jiwa. Greg telah menunjukkan kasih sayang yang tulus tanpa banyak bicara, dia 'hanya' membuktikannya. Dan... aku memetik banyak pelajaran dari buku itu. Belajar untuk mampu mencintai tanpa syarat pada orang lain. Belajar untuk mampu ikhlas berbuat baik bagi orang lain. Belajar untuk melakukan hal baik tanpa terlalu banyak berhitung. Belajar untuk menjadi orang yang mampu memegang kepercayaan dan dan mampu menepati janji.
Jadi... apakah buku seperti Three Cups of Tea tak akan mampu membuatmu menobatkannya sebagai buku yang paling kau sukai, sobat ?
******
Tulisan ini sengaja dibuat untuk mengikuti Writing Challenge yang diselenggarakan dalam rangka Soft Launching toko buku bekas online BukuMoo123. Selain itu, juga karena aku mengincar salah satu buku yang dijadikan hadiah yaitu Soulmate/Belahan Jiwa ( Stefani HID ). Writing Challenge ini akan dilaksanakan sampai 14 Juli 2010. Jadi... bagi sobat sekalian yang ingin ikutan, segara saja meluncur ke sini. OK...?
pagi, mbak reni ...
BalasHapuslengkap sekali mbak reni menuliskan kelebihan buku ini, pantas saja bila mbak demikian menggandrunginya. Dan memang saya jadi setuju, kisah Greg ini sangat inspiratif, menggugah kesadaran kita untuk ikhlas berbagi. Trims ya, mbak.
Semoga menang kontesnya.
aiiiih ... saya tamu pertama nih?
BalasHapussemoga hadiah nya bisa di boyong pulang mba...
BalasHapusn kayanya aku juga harus baca nich buku nya...
buku yang sangat bagus semoga menang lagi deh mbak, saya yakin
BalasHapusmaaf bu bisa tidak beritahu linknnya shasa anak saya selalu mau kesana tapi saya juga nggak tahu linkknya
BalasHapusWah..Keren sekali isi buku ini, Boleh juga untuk di baca. ada berbagai manfaat dan makna yang terkandung di dalamnya, semoga buku ini bermanfaaat buat kita semua. thx
BalasHapusjd kpengen nyari bukunya nih mba...
BalasHapuslangsung deh cabuuuuut dulu ya!
msh ada gak y bukunya?
orang yang berhasil adalah orang yang lebih banyak melaluo kegagalan di masa lalunya ....
BalasHapusReview na lengkap dan memang... buku ini buaguuuuus ^^
BalasHapusmoga menang mba'...
semogfa menang.......
BalasHapusmemang gak mudah menggapi keberhasilan ya mbak...walau ada yg "terlihat" mudah banget memperoleh itu..tapi semua itu memang rahasia ALLAH :)
BalasHapuswah ulasan yang okeh.... moga menang mbak n hadiahe buat aku hahaha
BalasHapusHmm.. ulasan bukunya bagus... Mbak, tukeran link yuk.. Blognya Mbak Reni sudah saya add ke blog saya.. makasih...
BalasHapusReviewnya mantap mbak... saya yakin bakalan menang lagi deh, Insya Allah.
BalasHapusberkunjung nih.. hihihi.. makasih ya mba udah ikutan.. :)
BalasHapusaku catet!
Reviewnya bagus..
BalasHapusikut kompetisi lagi ya mbak...
moga menang lagi yaa... :D
saya belum membacanya
BalasHapustapi dari review tampaknya sangat inspiratif..
met weekend, mbak
semoga menang ya..
Batas akhir pengirimin artikel lombanya masih jauh ya..
BalasHapusaku ntar aja deh nyusul ikut lomba.:)
Hanya dengan niat tulus orang mau meninggalkan kemapanan untuk berjuang membantu sesama. Thanks Mbak infonya.
BalasHapusJadi pengen baca buku itu Mba. Semenjak disini gw udah ga pernah beli buku hiks hiks!
BalasHapusBtw semoga menang yah Mba lombanya, jadi bisa dapet buku gratis lagi :-)
jadi pingin tau...
BalasHapuspahalanya si Greg itu seberapa ya?
pasti banyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak...
dan selalu mengalir meskipun Greg udah mati
karena sekolahnya itu ... anak anak dapat ilmu yang dipake terus sepanjang hayat...
subhanallaaaaah
jadi pingin tau...
BalasHapuspahalanya si Greg itu seberapa ya?
pasti banyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak...
dan selalu mengalir meskipun Greg udah mati
karena sekolahnya itu ... anak anak dapat ilmu yang dipake terus sepanjang hayat...
subhanallaaaaah
mba.. selamat ya.. :) Anda menang :)
BalasHapus