Pages

Minggu, Maret 10, 2013

Kejutan Ulang Tahun

Tanggal 16 Desember kemarin, Ibuku merayakan ulang tahun ke 68. Seperti biasa, setiap merayakan ulang tahun, Ibu akan mengajak teman-temannya anggota Posyandu Lansia untuk jalan santai bersama. Biasanya, acara jalan santai yang dimulai pukul 05.00 WIB itu akan start dan finish di rumah Ibu. Setelah selesai jalan santai, Ibu akan menjamu semua peserta jalan santai.


Hari itu, kami sudah menyediakan hidangan (makanan dan minuman) untuk semua peserta jalan santai. Sebelum acara makan dimulai, biasanya ada salah satu yang memimpin doa bersama untuk Ibu yang sedang ulang tahun. Tapi pagi itu, setelah berdoa, tiba-tiba ada yang memimpin menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun dan Panjang Umurnya. Seru !

Lucu juga mendengar para Lansia dengan semangat menyanyikan lagu itu. Soalnya, aku sudah terbiasa mendengarkan anak-anak yang menyanyikannya di acara ulang tahun temannya. Ternyata para lansia pun menyanyikan lagu itu sama semangatnya seperti anak-anak. Apalagi mereka itu nyanyi sambil tepuk tangan juga... hehehe.

Setelah itu, barulah acara makan bersama nasi pecel dimulai. Pagi-pagi sarapan nasi pecel bersama-sama, dengan suasana gembira ternyata memang sangat menyenangkan. Terbukti, nasi pecel itu dimakan dengan sangat lahap dan tak ada yang menyisakannya. Untuk dibawa pulang, kami memberikan sekotak snack.



Beginilah suasana makan bersama usai jalan santai di hari ultah ibu

Begitu para peserta jalan santai pulang, kami pun mulai membereskan kembali tempat yang tadinya digunakan untuk makan. Tak lama kemudian, aku melihat ada becak yang berhenti di depan rumah Ibu. Buru-buru aku keluar dan ternyata ada seorang wanita yang memangku tumpeng duduk di dalam becak itu.

Melihatku menghampirinya, wanita itu menanyakan apa benar rumah kami adalah benar sesuai dengan alamat yang tertera di kertas yang dipegangnya. Aku menjawab bahwa memang alamat itu adalah benar alamat rumah kami. Selanjutnya, wanita itu menyerahkan tumpeng yang katanya adalah pesanan kami. Aku yang yakin sekali bahwa kami tak memesan tumpeng itu menolak dan mengatakan bahwa kami tak memesannya. Tapi wanita itu juga ngotot mengatakan bahwa memang tumpeng itu pesanan kami.

Akhirnya, aku memanggil Ibu. Sama sepertiku, Ibu menolak menerima tumpeng itu dan mengatakan bahwa kami tak memesannya. Wanita itupun akhirnya memutuskan untuk menelepon 'majikannya'. Dia menjelaskan pada majikannya bahwa kami menolak menerimanya, karena kami tak merasa memesannya.

Setelah berbicara cukup lama di telepon, wanita itu menjelaskan bahwa memang tumpeng itu untuk alamat kami. Dia melanjutkan bahwa seseorang telah memesannya untuk ulang tahun Bapak (saya). Ibu pun meralat, bahwa memang hari itu di rumah kami ada yang ulang tahun tapi bukan Bapak, melainkan Ibu. Meski begitu, tetap saja tak ada satupun dari kami yang memesan tumpeng itu. Ibu yakin bahwa tumpeng itu salah alamat.

Sayangnya wanita pembawa tumpeng itu tetap tidak tahu siapa yang memesan tumpeng. Ternyata, sebenarnya tumpeng itu dipesan seseorang kepada anak dari 'majikan'nya. Berhubung yang menerima order (anak majikannya) itu secara mendadak sakit dan harus opname di rumah sakit, maka pesanan itu dioperkan kepada ibunya (yang merupakan 'majikan' dari wanita itu). Aduh, ruwet juga kisah tumpeng itu hehehe.

Tiba-tiba saja, aku kepikiran dengan adikku yang tinggal di Pacitan. Segera saja aku menelponnya dan menanyakan apakah adikku itu memesan tumpeng untuk Ibu. Dan dia pun menjawab dengan riang : "Iya! Sudah datang tumpengnya? Enak?" Rupanya, adikku sengaja memesan tumpeng itu karena tahu kebiasaan Ibu menjamu teman-temannya usai jalan santai untuk merayakan ulang tahun. Lega sekaligus gemas sekali kami semua mendengar jawaban dari adikku itu.

Ini nasi tumpeng yang menghebohkan itu

Akhirnya, wanita itu dan tukang becaknya dengan tersenyum lega menyerahkan tumpeng kepada kami. Mission is completed. Hehehe... Tapi ganti kami yang kebingungan menerima tumpeng yang besar itu. Kami bingung mau diapakan tumpeng sebesar itu. Andai saja tumpeng itu datang sebelum peserta jalan santai pulang, tumpeng itu masih bisa dibagi dan dinikmati bersama. Andai saja adikku bilang kalau pesan tumpeng untuk kejutan ulang tahun Ibu, maka kami tak akan menyiapkan nasi pecel untuk hidangan para peserta jalan santai.

Ibu dan Ayahku

Ibu pun kemudian menelpon adikku dan berkata bahwa sebenarnya adikku tak perlu repot-repot memesan tumpeng (sebesar itu). Kejutan yang diberikan adikku benar-benar memberikan kejutan sekaligus kebingungan bagi kami semua. Yang jelas, momen ulang tahun Ibu bulan Desember tahun kemarin benar-benar tak akan terlupakan.


17 komentar:

  1. seru dan unik juga cara merayakan ultahnya ibu. Semoga ibunya tetap sehat dan selalu diberkahi Allah ya mbak.. Amin

    thanks udah berbagi cerita dan ikutan GA ultah Samara

    BalasHapus
  2. Nasi tumpengnya membuat perut lapar nih..

    BalasHapus
  3. Sewaktu Grandma-ku masih hidup, kami semua (anak-cucunya) biasa menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuknya rame-rame. Selalu ada acara makan-makan, intinya ya syukuran lah.

    Eh ya, andai saja adiknya Mbak Reni mau berkordinasi lebih baik untuk urusan tumpeng itu. Tapi mungkin juga itu sifatnya untuk kejutan. Wah, jadi sekarang semua orang di rumah jadi ketiban tugas harus ngabisin tumpeng dong..
    Misi yang sangat berat!

    BalasHapus
  4. wah met ultah ya utk bundanya. seneng liat bunda mbak Reni masih sehat.

    BalasHapus
  5. waaaaah tumpengnya enak tuuuh..
    tumpeng yang tertukar tuuh..
    :P

    BalasHapus
  6. Memang makan nasi tumpeng itu lebih afdol dari makan tart ya mbak, gak bkin eneg dan kenyaaang hehehe :D

    BalasHapus
  7. selamat ualang tahun, wah nasi tumpengnya enak nih

    BalasHapus
  8. SElamat ulang tahun untuk bunda tercinta mba :)

    aiihhh, pengen deh tumpeng untuk ultah begitu. akhir2 ini tumpeng ultah tergantikan birthday cake :D

    BalasHapus
  9. susah juga ngepasin timing untuk sebuah kado kejutan. hla itu telat karena tukang becaknya kurang cepet ngayuhnya,,, jadi telat deh. hahahaaha..

    emang ya kalo udah jodoh itu seperti ada kemiripan di wajah, seperti foto ayah bunda diatas... hehe

    BalasHapus
  10. Walahhhh kejutan dari sang adik rupanya..heee selamat buat Bundanya ych..sehat selalu dan panjang umur..btw..tampilan blognya oke bangetttt

    BalasHapus
  11. untung keingetan sama adik, ya, Mbak. Kalo gak bs lebih lama lagi bungungnya ttg misteri tumpeng. Hehe

    BalasHapus
  12. Loh klo tumpengnya tnyata pesanan adiknya mbak Reni lalu apa hubungannya dgn anak majikan yg diopname itu ya? Hihihi... Jd ikutan bingung... :-P

    Yg penting Ibu sehat... Seneng liat foto beliau sm Bapak... Mesra bgt.. :-)

    BalasHapus
  13. Itu Ayah dan Ibu Mba Reni?? Wahh.. bugar dan ceria sekali yaa.. "Selamat ulang tahun,ibuuu.. "

    BalasHapus
  14. wah, asyik kalo kemudian makan tumpengnya kroyokan nggak pake piring itu mbak. ikut meramaikan ulang tahunnya deh...

    BalasHapus
  15. @keluarga Qudsy >> Aamiin.. terimakasi banyak utk doanya mbak.

    @cik awi >> foto nasi tumpengnya emang bener2 menggoda ya? hihihi

    @vicky laurentina >> nasib nasi tumpeng itu akhirnya sama ibu dibagi-bagikan ke tetangga sekitar karena kami gak sanggup menghabiskannya sendiri :)

    @sang cerpenis bercerita >> Semoga saja Ibu (dan juga bapak) sehat selalu.. AAmiin

    @Dihas Enrico >> Bukan yang tertukar sih, tapi yang sempat terkatung-katung hehehe

    @Aisyah SA >> Ultah memang identik dg nasi tumpeng atau tart mbak... Tinggal pilih yang mana :)

    @Eka Soepadmo >> Terimakasih utk ucapannya

    @IrmaSenja >> Makasih mbak Irma, sudah lama gak makan nasi tumpeng ya mbak?

    @unikTenan >> Oya, emang Ayah dan Ibuku terlihat mirip ya?

    @Budi Arnaya >> Iya, kejutan dari adik yang sukses mengejutkan kami semua hahaha

    @myra anastasia >> iya sih, kalau saja aku gak ingat sama adikku dan gak telpon dia, pasti tumpeng itu dibawa pulang lagi hahaha

    @Lyliana Thia >> Jadi gini mbak, sebenarnya adikku tuh pesennya nasi tumpeng pada anak 'majikan' itu.. tapi berhubung sang anak 'majikan' itu sakit dan harus opname, akhirnya yang membuat pesanan tumpeng itu sang 'majikan' sendiri. Tapi karena kurang jelas asal usul si pemesan, makanya sempat 'ruwet' waktu mengirimkan nasi tumpeng itu.

    @vidy >> Iyaa.. itu foto Ayah dan Ibuku :) Aamiin... terimakasih banyak utk doanya

    @Muhammad A Vip >> wah kalau keroyokan gak pakai piring gak asyik ah... berantakan semuanya... :)

    BalasHapus
  16. wah senang deh lihat foto2nya ^^
    semoga bpk ibu senantiasa dilimpahkan kesehatan oleh sang pembuat hidup amien :)

    BalasHapus
  17. @Ina Rakhmawati >> Aamiin.. terimakasih banget utk doanya ya? :)

    BalasHapus

Komentarnya dimoderasi dulu ya? Terimakasih sudah mampir dan meninggalkan jejak. (^_^)