Akhir-akhir ini gencar sekali pembicaraan tentang gerakan Kampanye Aksesibilitas Tanpa Batas. Kampanye ini dilakukan oleh Kartunet bekerja sama dengan ASEAN Blogger Community dan didukung oleh XL Axiata. Eh, sebentar.... sebelum aku bicara terlalu jauh, sudah pernah dengar tentang Kartunet Kampanye Aksesibiltas Tanpa Batas ini belum?
Apa itu Kartunet?
Secara singkat dapat kusampaikan bahwa Kartunet adalah sebuah organisasi nirlaba dan citizen media yang mempunyai alamat situs www.kartunet.com. Kartunet ini dikelola oleh Komunitas Kartunet Indonesia. Nama Kartunet sendiri merupakan singkatan dari Karya Tuna Netra, karena Kartunet ini didirikan oleh 4 orang tuna netra pada tanggal 19 Januari 2006.
Apa itu Aksesibilitas?
Istilah "aksesibilitas" dalam wikipedia diartikan sebagai berikut :
Apa itu Disabilitas?
Disabilitas adalah suatu keadaan terbatasnya kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas dalam batas-batas yang dianggap normal oleh manusia, yang disebabkan karena munculnya masalah dalam fungsi struktur anggota tubuh dan atau mental.
Mengapa Kartunet Kampanye Aksesibilitas Tanpa Batas?
Kartunet sebagai bagian dari para penyandang disabilitas memiliki kepedulian yang besar terhadap isu-isu yang terkait dengan disabilitas. Sebagai bagian dari masyarakat adalah wajar apabila para penyandang disabilitas pun menghendaki untuk dapat menikmati fasilitas umum dan layanan publik yang nyaman. Kenyamanan itu secara umum dapat digambarkan apabila ada kemudahan, aman dan menyenangkan dalam aksesnya. Apabila para penyandang disabilitas sudah dapat merasakan kenyamanan itu, apalagi bagi masyarakat umum lainnya.
Sayangnya, kondisi yang ada sekarang di negara kita belum seperti itu. Fasilitas umum dan layanan publik yang ada masih jauh dari kata nyaman, apalagi bagi para penyandang disabilitas. Bahkan, fasilitas umum dan layanan publik khusus bagi para penyandang disabilitas belum dapat ditemukan di segala tempat. Jangankan di kota kecil, di kota besar bahkan kota metropolitan yang ada di negara ini saja, belum menyediakan fasilitas khusus bagi para penyandang disabilitas di semua tempat.
Oke, mari kita lihat contoh yang simpel : trotoar. Adakah trotoar di negara kita yang 'ramah' bagi para penyandang disabilitas? Dimana-mana masih kita saksikan trotoar yang berubah fungsi sebagai tempat berjualan, bahkan tak jarang sering dimanfaatkan oleh para pengendara motor. Kalaupun trotoar itu bersih dari pedagang dan pengendara motor, kondisi trotoar yang rusak dan berlubang-lubang juga tidak nyaman dan aman bagi para penyandang disabilitas.
Dukungan pemerintah bagi kemudahan mobilitas para penyandang disabilitas masih kecil. Misalkan saja bagi para pengguna kursi roda, sejauh ini masih sangat kesulitan untuk bisa naik turun kendaraan umum, masuk ke perkantoran/pertokoan. Seorang pengguna kursi roda di negara kita tak akan bisa naik kendaraan umum tanpa harus meninggalkan kursi rodanya. Masih banyak perkantoran/pertokoan yang tangganya tidak dibuat landai dan belum memiliki jalur khusus pengguna kursi roda.
Aku pribadi punya contoh nyata. Aku seorang PNS yang bekerja di sebuah instansi pemerintah. Di lingkungan kerjaku ada seorang penyandang disabilitas. Dia membutuhkan 2 buah kruk untuk membantunya berjalan. Dia bekerja di sebuah bagian yang terletak di lantai dua gedung yang kami tempati. Sehari-hari dia harus naik turun tangga yang lumayan panjang juga, karena di kantor kami memang belum ada lift. Walau di lantai dua itu sudah ada toilet tapi sayangnya klosetnya jongkok bukan kloset duduk. Selain itu belum ada tempat pegangan guna membantunya duduk dan berdiri dari kloset.
Harus diakui, fasilitas publik di Indonesia masih belum maksimal memberikan layanan bagi penyandang disabilitas. Kalaupun ada, seringkali fasilitas umum dan layanan publik bagi penyandang disabilitas itu lebih mudah ditemui di tempat-tempat ~yang boleh dikatakan~ diperuntukkan bagi kaum menengah ke atas. Sebagai contoh, di hotel-hotel berbintang, mall atau pusat pertokoan besar, bandara-bandara internasional mayoritas sudah menyediakan toilet bagi para penyandang disabilitas. Tapi coba lihat di hotel kelas melati, pasar tradisional, terminal, stasiun kereta. Di tempat-tempat itu pasti tak akan ditemui fasilitas bagi para penyandang disabilitas. Secara singkat dapat dikatakan, masih ada diskriminasi dalam layanan bagi penyandang disabilitas ini.
Semua yang aku sampaikan di atas adalah contoh yang sangat kecil tentang kondisi fasilitas umum dan layanan publik yang sangat tidak nyaman dan masih diskriminatif bagi para penyandang disabilitas. Masih sangat banyak contoh fasilitas umum dan layanan publik yang sangat tidak ramah bagi para penyandang disabilitas. Itulah sebabnya, Kartunet menggelar Kampanya Aksesibilitas Tanpa Batas. Kartunet sangat mengharapkan agar para penyandang disabilitas khususnya dan masyarakat pada umumnya dapat menikmati fasilitas umum dan layanan umum yang nyaman, tanpa kecuali.
Bagaimana Jika Kita Penyandang Disabilitas?
Setelah semua gambaran tentang fasilitas umum dan layanan publik yang tidak nyaman dan diskriminatif bagi para penyandang disabilitas itu, bagaimana jika kita merupakan bagian dari penyandang disabilitas? Apa yang kita rasakan atas semua ketidaknyamanan itu?
Apa yang kita rasakan, jika kita terpaksa harus merangkak untuk naik ke tangga pesawat? Atau kita terpaksa harus berdiri selama berjam-jam untuk mengantri di imigrasi bandara? Atau kita kesulitan saat hendak buang air karena toilet yang ada tidak 'diperuntukkan' untuk para penyandang disabilitas seperti kita?
Mungkin saja ada rasa 'sakit' yang muncul di hati atas perlakuan yang kurang manusiawi yang kita terima. Mungkin akan muncul rasa nelangsa di dada, karena kita dianggap sebagai warga 'kelas dua' yang dianaktirikan. Mungkin akan muncul rasa sedih karena kita tak dapat melakukan berbagai aktivitas dengan lancar karena tiadanya kepedulian dari pihak-pihak yang berwenang. Mungkin akan muncul rasa sesal karena kita tak mampu merubah hal-hal yang ada di luar batas kemampuan kita.
Kembali pada contoh yang telah dialami oleh rekan kerjaku di kantor, sebagaimana yang aku ceritakan di atas. Apabila aku berada di posisinya, aku ~sama sepertinya~ tak ingin dikasihani karena kekurangan yang aku miliki. Namun aku pun tak dapat memungkiri bahwa untuk beberapa hal aku butuh dibantu, karena kekurangan yang aku miliki. Bantuan yang aku harapkan itu bukan dibantu melakukan apapun. Tapi bantuan itu berupa kemudahan akses yang tanpa batas, agar aku dapat melakukan aktivitas apapun dengan mudah dan nyaman dan yang terpenting tanpa merepotkan orang lain.
Bagaimanapun, tak ada manusia yang ingin terlahir dengan memiliki keterbatasan. Dengan membayangkan diri sebagai bagian dari para penyandang disabilitas dan menumbuhkan empati kepada mereka, aku dapat sangat memahami maksud dan tujuan Kartunet lewat Kampanye Aksesibilitas Tanpa Batas. Untuk tujuan yang mulia itulah, aku sangat mendukung Kartunet Kampanye Aksesibilitas Tanpa Batas. Semoga dengan banyaknya dukungan terhadap kampanye ini, Pemerintah dapat lebih peduli pada penyandang disabilitas.
Apa itu Kartunet?
Secara singkat dapat kusampaikan bahwa Kartunet adalah sebuah organisasi nirlaba dan citizen media yang mempunyai alamat situs www.kartunet.com. Kartunet ini dikelola oleh Komunitas Kartunet Indonesia. Nama Kartunet sendiri merupakan singkatan dari Karya Tuna Netra, karena Kartunet ini didirikan oleh 4 orang tuna netra pada tanggal 19 Januari 2006.
Apa itu Aksesibilitas?
Istilah "aksesibilitas" dalam wikipedia diartikan sebagai berikut :
Aksesibilitas adalah derajat kemudahan dicapai oleh orang, terhadap suatu objek, pelayanan ataupun lingkungan. Kemudahan akses tersebut diimplementasikan pada bangunan gedung, lingkungan dan fasilitas umum lainnya. Aksesibilitas juga difokuskan pada kemudahan bagi peyandang disabilitas untuk menggunakan fasilitas seperti pengguna kursi roda harus bisa berjalan dengan mudah di trotoar ataupun naik ke atas angkutan umum.
Apa itu Disabilitas?
Disabilitas adalah suatu keadaan terbatasnya kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas dalam batas-batas yang dianggap normal oleh manusia, yang disebabkan karena munculnya masalah dalam fungsi struktur anggota tubuh dan atau mental.
Mengapa Kartunet Kampanye Aksesibilitas Tanpa Batas?
Kartunet sebagai bagian dari para penyandang disabilitas memiliki kepedulian yang besar terhadap isu-isu yang terkait dengan disabilitas. Sebagai bagian dari masyarakat adalah wajar apabila para penyandang disabilitas pun menghendaki untuk dapat menikmati fasilitas umum dan layanan publik yang nyaman. Kenyamanan itu secara umum dapat digambarkan apabila ada kemudahan, aman dan menyenangkan dalam aksesnya. Apabila para penyandang disabilitas sudah dapat merasakan kenyamanan itu, apalagi bagi masyarakat umum lainnya.
Sayangnya, kondisi yang ada sekarang di negara kita belum seperti itu. Fasilitas umum dan layanan publik yang ada masih jauh dari kata nyaman, apalagi bagi para penyandang disabilitas. Bahkan, fasilitas umum dan layanan publik khusus bagi para penyandang disabilitas belum dapat ditemukan di segala tempat. Jangankan di kota kecil, di kota besar bahkan kota metropolitan yang ada di negara ini saja, belum menyediakan fasilitas khusus bagi para penyandang disabilitas di semua tempat.
Oke, mari kita lihat contoh yang simpel : trotoar. Adakah trotoar di negara kita yang 'ramah' bagi para penyandang disabilitas? Dimana-mana masih kita saksikan trotoar yang berubah fungsi sebagai tempat berjualan, bahkan tak jarang sering dimanfaatkan oleh para pengendara motor. Kalaupun trotoar itu bersih dari pedagang dan pengendara motor, kondisi trotoar yang rusak dan berlubang-lubang juga tidak nyaman dan aman bagi para penyandang disabilitas.
Kondisi trotoar yang sangat membahayakan penyandang disabilitas
foto : Pikiran Rakyat Online
foto : Pikiran Rakyat Online
Dukungan pemerintah bagi kemudahan mobilitas para penyandang disabilitas masih kecil. Misalkan saja bagi para pengguna kursi roda, sejauh ini masih sangat kesulitan untuk bisa naik turun kendaraan umum, masuk ke perkantoran/pertokoan. Seorang pengguna kursi roda di negara kita tak akan bisa naik kendaraan umum tanpa harus meninggalkan kursi rodanya. Masih banyak perkantoran/pertokoan yang tangganya tidak dibuat landai dan belum memiliki jalur khusus pengguna kursi roda.
Andai fasilitas seperti ini sudah ada di semua tempat umum
sumber : CRI Online
sumber : CRI Online
Aku pribadi punya contoh nyata. Aku seorang PNS yang bekerja di sebuah instansi pemerintah. Di lingkungan kerjaku ada seorang penyandang disabilitas. Dia membutuhkan 2 buah kruk untuk membantunya berjalan. Dia bekerja di sebuah bagian yang terletak di lantai dua gedung yang kami tempati. Sehari-hari dia harus naik turun tangga yang lumayan panjang juga, karena di kantor kami memang belum ada lift. Walau di lantai dua itu sudah ada toilet tapi sayangnya klosetnya jongkok bukan kloset duduk. Selain itu belum ada tempat pegangan guna membantunya duduk dan berdiri dari kloset.
Toilet dg pintu geser yang besar, memudahkan bagi pengguna kursi roda, serta pegangan di dekat kloset
sumber : CRI Online
sumber : CRI Online
Harus diakui, fasilitas publik di Indonesia masih belum maksimal memberikan layanan bagi penyandang disabilitas. Kalaupun ada, seringkali fasilitas umum dan layanan publik bagi penyandang disabilitas itu lebih mudah ditemui di tempat-tempat ~yang boleh dikatakan~ diperuntukkan bagi kaum menengah ke atas. Sebagai contoh, di hotel-hotel berbintang, mall atau pusat pertokoan besar, bandara-bandara internasional mayoritas sudah menyediakan toilet bagi para penyandang disabilitas. Tapi coba lihat di hotel kelas melati, pasar tradisional, terminal, stasiun kereta. Di tempat-tempat itu pasti tak akan ditemui fasilitas bagi para penyandang disabilitas. Secara singkat dapat dikatakan, masih ada diskriminasi dalam layanan bagi penyandang disabilitas ini.
Semua yang aku sampaikan di atas adalah contoh yang sangat kecil tentang kondisi fasilitas umum dan layanan publik yang sangat tidak nyaman dan masih diskriminatif bagi para penyandang disabilitas. Masih sangat banyak contoh fasilitas umum dan layanan publik yang sangat tidak ramah bagi para penyandang disabilitas. Itulah sebabnya, Kartunet menggelar Kampanya Aksesibilitas Tanpa Batas. Kartunet sangat mengharapkan agar para penyandang disabilitas khususnya dan masyarakat pada umumnya dapat menikmati fasilitas umum dan layanan umum yang nyaman, tanpa kecuali.
Bagaimana Jika Kita Penyandang Disabilitas?
Setelah semua gambaran tentang fasilitas umum dan layanan publik yang tidak nyaman dan diskriminatif bagi para penyandang disabilitas itu, bagaimana jika kita merupakan bagian dari penyandang disabilitas? Apa yang kita rasakan atas semua ketidaknyamanan itu?
Apa yang kita rasakan, jika kita terpaksa harus merangkak untuk naik ke tangga pesawat? Atau kita terpaksa harus berdiri selama berjam-jam untuk mengantri di imigrasi bandara? Atau kita kesulitan saat hendak buang air karena toilet yang ada tidak 'diperuntukkan' untuk para penyandang disabilitas seperti kita?
Mungkin saja ada rasa 'sakit' yang muncul di hati atas perlakuan yang kurang manusiawi yang kita terima. Mungkin akan muncul rasa nelangsa di dada, karena kita dianggap sebagai warga 'kelas dua' yang dianaktirikan. Mungkin akan muncul rasa sedih karena kita tak dapat melakukan berbagai aktivitas dengan lancar karena tiadanya kepedulian dari pihak-pihak yang berwenang. Mungkin akan muncul rasa sesal karena kita tak mampu merubah hal-hal yang ada di luar batas kemampuan kita.
Kondisi yang di luar batas kemampuan kita
sumber : psysr.org
sumber : psysr.org
Kembali pada contoh yang telah dialami oleh rekan kerjaku di kantor, sebagaimana yang aku ceritakan di atas. Apabila aku berada di posisinya, aku ~sama sepertinya~ tak ingin dikasihani karena kekurangan yang aku miliki. Namun aku pun tak dapat memungkiri bahwa untuk beberapa hal aku butuh dibantu, karena kekurangan yang aku miliki. Bantuan yang aku harapkan itu bukan dibantu melakukan apapun. Tapi bantuan itu berupa kemudahan akses yang tanpa batas, agar aku dapat melakukan aktivitas apapun dengan mudah dan nyaman dan yang terpenting tanpa merepotkan orang lain.
Bagaimanapun, tak ada manusia yang ingin terlahir dengan memiliki keterbatasan. Dengan membayangkan diri sebagai bagian dari para penyandang disabilitas dan menumbuhkan empati kepada mereka, aku dapat sangat memahami maksud dan tujuan Kartunet lewat Kampanye Aksesibilitas Tanpa Batas. Untuk tujuan yang mulia itulah, aku sangat mendukung Kartunet Kampanye Aksesibilitas Tanpa Batas. Semoga dengan banyaknya dukungan terhadap kampanye ini, Pemerintah dapat lebih peduli pada penyandang disabilitas.
Hmmm. baru tahu nih mbak kalau Kartunet itu adalah karya dari saudara-saudara kita oenyandang tuna netra.
BalasHapusmakasih infonya ya
Sangat ironis yha :(
BalasHapus>>Cah@ngon<<
oke dech...selamat berlomba ya..semoga sukses dalam lombanya :-)
BalasHapussemoga dengan adanya kartunet ini dapat membantu ya mbak buat orang2 yg kekurangan..
BalasHapushmm, dari semua ulasan tentang kartunet yg saya baca, ini termasuk yg paling oke mbak..
semoga menang ya :D
Bener banget mba, awareness akan perlunya fasilitas umum yang friendly terhadap para penyandang cacat [people with dissability] masih sangat kurang sekali. Semoga dengan kampanye ini, akan membuka mata para pengambil kebijakan dan stakeholder, untuk lebih memperhatikan kebutuhan ini ya mba.
BalasHapusGood luck for the competition. Terus kalo ikut ini, daftarinnya kemana mba?
yes, setuju buat kartunet kempanye aksesibilitas tanpa batas
BalasHapuskalo di luar negeri, aku lihat memang segala fasilitas umum lebih ramah terhadap mereka yang memiliki disabilitas. Bahkan di masjidil haram pun, yang sedemikian ruwetnya... sudah sangat sangat baik fasilitasnya buat jemaah yang disabilitas.
semoga pemerintah indonesia, mulai dari pemerintahan paling kecil... sadar pentingnya fasilitas special ini ya Mbak
di negri ini yang normal saja hidup serba clingak clinguk mbak, jadi nggak kebayang bagaimana hidup dengan kekurangan fisik
BalasHapusReview yang komplit bin lengkap nih :) moga menang ya mbak!
BalasHapusIni postingan yang ketiga tentang kartunet, dan rata-rata memang tulisan panjang.. ya, bagaimana tidak akan menjadi panjang kalau bahasanya butuk kupasan matang dan penjelasan.
BalasHapusWalaupun nanti jadi sama, tapi saya tetap mau mengucapkan "Semoga sukses" ^^
sampai saat ini sih masih susah untuk memberikan aksesibilatas bagi para penyandang cacat untuk menikmati fasilitas umum...
BalasHapussemoga saja kedepannya makin banyak yang jadi disabilitas friendly kesemua fasum
yang ikutan lomba ini ternyata banyak juga ya... hmmm
BalasHapussemoga sukses sob lombanya :)
baru tau Mba kartunet adalah singkatannya itu..
BalasHapusBangganya ya !
fasilitas di indonesia untuk penyandang disabilitas memang sudah ada, namun masih minim.
BalasHapussemoga pemerintah selalu memikirkan kaum ini ya :)
smoga sukses lombanya :)
BalasHapusHarus kita dukung layanan2 yang memberikan kemudahan bagi para penyandang disabilitas ini. Namun faktanya di lapangan, pemerintah masih tidak terlalu memprioritaskan tentang hal itu. Beda dengan negara maju yang sangat peduli dengan membangun faslitas2 umum yang memungkinkan mereka bisa beraktifitas layaknya mereka yang normal
BalasHapusDhe kenal kartunet ni taon 2008, awal pertama mulai berinternetan ria, pernah ikut forumnya jg. tp skrg sejak kerja dah ga ngeh sama sx sama tu forum. hikz.. hikz..
BalasHapusIni infonya komplit banget mba Ren, smoga sukses yah^^
Iya ya,,, di Indonesia orang2 yg memiliki keterbatasan sperti dianak tirikan. Tidak seperti di luar negeri. Yg saya tahu di HK, orang yg memiliki keterbatasan bisa menikmati fasilitas umum seperti orang2 normal. contoh: Bus menyediakan prusutan untuk kursi roda, jadi ndak perlu gendongan kalau mau naik bus :)
BalasHapusSemoga sukses ngontesnya mbak
Nice Article
BalasHapusGood luck ya
kulonuwun...
BalasHapuswah...salut deh untuk para penyandang disabilitas...yg tetap semangat. palagi para pemrakarsa kartunet. hidup kartunet!
BalasHapusinfo baru dan ilmu baru yang saya sendiri juga baru tau nih
BalasHapuswuiiihh, tadinya ei kira kartunet itu semacam provider internet :)
BalasHapusTerima kasih sharingnya ya mbak, jadi tau apa itu kartunet
Sudah selayaknya kita semua lebih peduli pada saudara kita, para penyandang difabel. Moga-moga menang, Bunda Reni :)
BalasHapusSalam,
Phie
peluk Mak Reniii :)
BalasHapuskereeen!
saya jadi makin paham apa itu kartunet dan hal yang ditanganinyaa
semoga menang Mak
tibaknya saya belum komeng dimari ya Mbak.
BalasHapusYaps, sudah saatnya di negara ini fasilitas-fasilitas umum disediakan sarana untuk mempermudah mereka yang memiliki keterbatasan. SAemoga banyak para pembuat keputusan membaca tulisan ini.
semoga menang, cah ayuuuuu.....
BalasHapusaku bantu share ke komunitas lain yaaa :) sukses reni
ternyuata Kartunet sendiri merupakan singkatan dari Karya Tuna Netra kupikir tukang buat kartun.... ayo cemunguuuudh mba Reni Judhanto ...........
BalasHapus@all >> terimakasih utk komentar, dukungan, doa dan vote-nya ya... :)
BalasHapusmoga menaang ibuuu ^.^ tapi emang pemerintah harus memperhatikan penyandang difabel, setidaknya memberikan mereka ruang di tempat umum.
BalasHapusSetuju bgt mbak. Gak dipungkiri kalo akses layanan umum bwt saudara2 kita yg memiliki keterbatasan di negeri ini sgt kurang. Mdh2an kampanye kartunet lwt blog bisa memberi dan mengingatkan pemerintah untuk lbh memperhatikan hal ini.
BalasHapusGood article, good job and good luck!
kadang kita belum sampai kesana berpikir karena kita tdk mengalaminya...
BalasHapus:)
seharusnya para PNS di bidang pelayanan layanan publik lebih peka..
:)
artikel ini menarik sekali. membahas secara komprehensif dan menyentuh. terima kasih untuk kepeduliannya :)
BalasHapusselamat ya udah menjadi salah satu pemenang :)
BalasHapus