Pages

Sabtu, April 19, 2014

Berobatlah, Obat TB Itu Gratis!

Hi Friends, jika beberapa waktu lalu kita sudah ngobrol soal "Kenali TB dan obatilah", yuk sekarang obrolannya kita lanjutin lagi. Kali ini kita ngobrol tentang pengobatan TB. Walau di obrolan kemarin sudah kita singgung sedikit-sedikit sih, gak ada salahnya kan kalau sekarang obrolannya kita perdalam lagi. Setuju kan?

Sebelum kita ngobrol soal pengobatannya, aku pengen tanya sesuatu dulu nih sekedar untuk menyegarkan ingatan kita. Sobat masih ingat kan mengapa masyarakat dari golongan kurang mampu mudah terserang TB? Yups, betul sekali. Lingkungan yang padat, kotor dan asupan nutrisi yang buruk adalah penyebabnya. Karena siapapun dengan daya tahan tubuh yang lemah akan dapat dengan mudah terserang TB. Kondisi itulah yang menyebabkan mengapa penderita TB mayoritas masyarakat kurang mampu.

Kendala yang dialami penderita

Nah, kalau masyarakat kurang mampu ini terkena penyakit TB bisa panjang urusannya. Kenapa bisa begitu? Yuk kita bahas bersama. Seringkali mereka yang dari golongan kurang mampu ini terkena penyakit TB karena "ketidakmampuan" mereka. Mereka tak mampu tinggal di lingkungan yang sehat dan bersih, mereka tak mampu makan dengan gizi yang cukup, mereka tak mampu beristirahat dengan cukup. Intinya, mereka tak mampu menerapkan pola hidup sehat dalam hidup mereka! Bahkan, saat sakit pun mereka tak mampu juga berobat.


ilustrasi oleh penulis (gambar dari sini)

Nah, itu sebabnya jika mereka menderita TB, maka penyakitnya itu bukannya makin sembuh tapi makin parah. Mereka mau makan saja susah, apalagi jika disuruh untuk berobat. Apalagi, seperti yang kita obrolkan sebelumnya, bahwa pengobatan untuk penyakit ini butuh waktu yang lama yaitu 6 bulan. Dan, selama 6 bulan itu mereka harus patuh untuk menjalani pengobatan dan tak boleh putus obat sama sekali. Tentu saja pengobatan selama itu membutuhkan biaya yang tidak seditit, kan? Itu baru biaya untuk pengobatannya, belum biaya transportasi PP ke puskesmas atau rumah sakit. Belum ditambah ketiadaan pemasukan apabila ternyata si penderita TB adalah tulang punggung keluarga.

Berbagai faktor di atas itulah yang menyebabkan penderita TB dari golongan masyarakat kurang mampu memilih untuk tidak berobat, karena ketiadaan biaya. Padahal, jika mereka tak dapat disembuhkan, maka mereka dapat dengan mudah menularkannya pada orang-orang lain di sekitar mereka atau juga pada siapa saja yang mereka temui karena TB dapat dengan mudah menular lewat udara. Nah lho... berbahaya, kan?

Jika itu terjadi, maka penderita TB di negara kita bukannya makin berkurang tapi justru dengan cepat akan bertambah, bukan? Ingat kan fakta yang terungkap dalam obrolan kita sebelumnya bahwa TB adalah penyebab kematian kedua? Untunglah, Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan mengambil berbagai langkah untuk menghentikan penyebarannya sekaligus menyembuhkan para penderita TB.

Obat TB ternyata gratis lho!

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan obat bagi penderita TB disediakan secara gratis oleh pemerintah. Bahkan, dalam era SJSN yang dijalankan sejak 2014, kebijakannya tetap tak berubah : semua obat TB akan tetap dibeli oleh pemerintah dan dibagikan cuma-cuma kepada penderitanya sampai dinyatakan benar-benar sembuh. Obat gratis yang diberikan hanya 1 jenis (dalam bentuk fix dose combination atau FDC) yang di dalamnya sudah terkandung semua zat yang dibutuhkan untuk membunuh bakteri TB seperti: rifamphisin, isoniasid (INH) dan ethambutol. Untuk penderita tertentu terkadang ditambahkan vitamin. Meski gratis, obat itu bermutu tinggi dan sangat efisien menyembuhkan penderitanya lho. Tuh, sip kan?

Untuk bisa mendapatkan pengobatan gratis di Puskesmas/RS memang harus melalui prosedur tentunya. Yang jelas Puskesmas/RS harus memiliki bukti bahwa yang bersangkutan benar-bener menderita TB. Caranya? Simpel saja kok, penderitanya harus menunjukkan bukti tes dahak kepada Puskesmas/RS. Pemeriksaan dahak ini bisa dilakukan di laboratorium Puskesmas/RS. Berdasarkan hasil test dahak itu, dokter di Puskesmas/RS akan memberikan obat gratis dalam bentuk paket. Untuk 1 orang pasien akan disiapkan 1 paket obat untuk jangka waktu 6 bulan. Tapi, obat itu tidak diberikan sekaligus lho ya? Pemberian obat itu dilakukan secara berkala oleh Puskesmas/RS ketika penderita berobat sampai dinyatakan sudah sembuh.


ilustrasi oleh penulis (gambar dari sini dan sini)

Pemberian obat TB gratis dari Pemerintah itu tentunya sangat membantu penderita dari golongan masyarakat kurang mampu, karena obat yang harganya relatif mahal tersebut bisa diperoleh secara gratis. Adanya obat gratis itu tentu memberikan harapan bagi penderita TB, khususnya dari golongan masyarakat kurang mampu, untuk bisa benar-benar sembuh dari penyakitnya.

Dukungan Pemerintah vs Kemampuan Masyarakat

Meskipun obat sudah digratiskan oleh pemerintah, namun ternyata penderita TB di negara kita masih relatif tinggi. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
  • masih banyak masyarakat yang belum tahu bahwa obat TB digratiskan sampai pasien dinyatakan sembuh.
  • masih ada masyarakat yang menganggap enteng penyakit ini. Mereka belum menyadari bahwa jika penyakitnya tidak diobati secara tuntas dapat menyebabkan kematian.
  • masih banyak penderita TB kesulitan menjangkau tempat pelayanan kesehatan meskipun obatnya diberikan gratis. Hal ini bisa disebabkan rumah penderita berada di tempat terpencil jauh dari tempat pelayanan kesehatan, atau karena ketiadaan biaya transportasi menuju tempat pengobatan, dll.
  • ketidakpatuhan pasien dalam pengobatan karena banyaknya obat yang harus diminum (dalam jangka waktu lama) dan juga efek samping yang dirasakan penderita pun banyak.
  • walaupun obat dan pemeriksaan dokter gratis, namun penderita masih harus membayar biaya pendaftaran dan pemeriksaan laboratorium, yang meskipun relatif murah, namun bagi penderita dari golongan masyarakat kurang mampu mungkin masih terasa berat

Melihat kenyataan tersebut, Pemerintah menyadari bahwa keberhasilan penanganan TB turut menentukan keberhasilan pengentasan kemiskinan dan pengentasan kemiskinan merupakan salah satu syarat menurunkan kasus TB. Oleh sebab itu program TB pun harus dijalankan secara terintegrasi dengan program pengentasan kemiskinan. Benar, kan?

Jadi begitulah, mengobati TB itu bukan hanya membutuhkan kedisiplinan dan kepatuhan, namun juga sedikit 'perjuangan'. Penyakit ini bisa disembuhkan asal ada keyakinan dan keinginan yang kuat untuk sembuh total. Jika penderita bisa sembuh, maka dia akan mampu berbuat banyak untuk memperbaiki ekonomi keluarga. Ayo, berobatlah, obat TB itu gratis lho!!

referensi: 
http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2145
http://rri.co.id/index.php/berita/45501/Pemerintah-Tetap-Sediakan-Obat-TB-Secara-Gratis#.U0gsSpzsbIU
http://suara-jelata.blogspot.com/2013/01/obat-tbc-gratis-program-pemerintah.html
http://www.sapa.or.id/b1/99-k2/1358-19-persen-masyarakat-saja-yang-tahu-pengobatan-tb-gratis




Tulisan ini disertakan dalam Blog Writing Competition dalam rangka Hari Tuberkolosis

21 komentar:

  1. bener banget mak, obat gratis ini memang sangat bermanfaat terutama bagi penderita TB...


    Saya jg ada postingan baru mak, mungkin berkenan menyimak...
    http://mieagoblog.blogspot.com/2014/04/sembuhkan-tb-tanpa-bayar-alias-gratis_18.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. bagi masyarakat kurang mampu maka ketersediaan obat TB gratis itu tentu sangat membantu mereka

      Hapus
  2. betul, mbak Reni ... kerapkali penyembuhan penderita tidak maksimal karena mereka tidak tuntas berobat. Jadi bla belum selesai masa pengobatan yang 6 bulan penderita harus disiplin minum obat meskipun merasa sudah sembuh.
    Semoga sukses ya, mbak.
    Ohya, saya berusaha rajin menulis lagi kan berkat mbak Reni dan KEB ... ketularan virus menulis mah mau banget, asal jangan virus TB aja hehe ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang waktu 6 bulan dalam pengobatan itu tentu saja tidak nyaman ya Mbak.. tapi bagi yang ingin sembuh pasti akan tetap semangat melewati masa2 pengobatan itu.
      Seneng deh mbak Ani rajin nulis lagi sekarang :)

      Hapus
  3. Mbak Reni, dulu aku punya PRT yang terkena TB..Ketahuannya setelah dua bulan kerja di rumahku. Nah karena gak mungkin dan gak tega juga menyuruhnya pulang, maka kami obati lah dia. Rupanya 6 bulan saja tak cukup. Tambah 6 bulan lagi. Nah setelah setahun rontgen lagi, kali ini baru dinyatakan sembuh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Padahal selama 6 bulan pertama itu dia tak putus obat sama sekali ya? Dia tak pernah terlewatkan obat sekalipun ya?
      Wah, ternyata ada juga ya yang butuh waktu lebih lama utk sembuh, mbak.

      Hapus
  4. pengobatannya lama juga ya, perlu kesabaran dan ketabahan si pasien. semoga info ini bermanfaat bagi yang menderita TB,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang butuh kesabaran dan ketabahan... karena efek sampingnya yang membuat banyak penderita memutuskan utk berhenti berobat

      Hapus
  5. Semoga obat gratis ini bisa membuat semua penderita TB sembuh total ya, Mak. Serem juga setelah tahu kalau penyakit ini menular dengan mudah. TFS, Mak. ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga para penderita TB bisa tuntas semua berobatnya sehingga tidak menyebarkan penyakit itu pada yang lainnya. Aamiin.

      Hapus
  6. selamat pagi, kunjungan perdana n salam perkenalan ya bu, blognya bagus bu ^_^. ditunggu kunjungan baliknya, barangkali ibu mempunya anak,keponakan atau adik yang masih kecil, saya tawarkan vcd pembelajaran anak2, vcd ini sangat cocok sekali untuk mendidik dan membangun karakter anak sejak dini, semoga bermanfaat dan semoga ibu tertarik ^_^ tdk lupa ditunggu ya kunjungan baliknya, trm ksh ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih banyak utk kunjungannya :)

      Hapus
  7. dengan program gratis obat TB ini smeoga semakin banyak penderita TB yang gak ragu lagi untuk berobat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mak... semoga seperti itu keadaannya. Semoga saja program obat TB gratis ini diketahui oleh masyarakat luas/

      Hapus
  8. Ia mbak. Gratis tis tis tis. Tapi kokbanyak yg abai ya. Moga tulisan ini ikut membantu menyebarkanya.

    BalasHapus
  9. Teman saya pernah kena TB dan masih dalam tahap pengobatan. Tapi kok bayar ya mbak

    BalasHapus
  10. Gratis tapi durasinya lama banget, perlu dukungan semangat banyak pihak

    BalasHapus
  11. ade saya bayar tuh mba.. jutaan :)
    mungkin jadi mahal karena butuh 6 bulan supaya sembuh total

    BalasHapus
  12. Saya pikir sosialisasinya yang kurang Mbak. Selama ini masyarakat hampir tidak tau, bahkan saya sendiri pun tidak tau bahwa obat TB itu gratis. Andai tiap Puskesmas sering memberi info kepada Pak RT atau Ibu-ibu PKK mungkin penderita TB jadi berkurang..

    BalasHapus
  13. masih banyak masyarakat yang belum tahu..bahwa obat TB ini memang gratis..dan yg lebih parah lagi..ada beberapa oknum dokter yang memberikan resep obat TB yg harus ditebus dengan biaya mahal......padahal ada obat dari pemerintah yg gratisan.....
    keep happy blogging always...salam dari Makassar :-)

    BalasHapus
  14. ikutan kompetisi ini ya mba..? anak2 di lingkunganku sering banget terlalu dini di diagnosa menderita TB padahal belum tentu lo..saya ga suka ketemu dokter gaya gitu tuh..hiks..eh..semoga beruntung ya mba..menang kompetisi! betewe darimana ada pengumuman mozaik kompetisi? kan blm ada pengumumannya?

    BalasHapus

Komentarnya dimoderasi dulu ya? Terimakasih sudah mampir dan meninggalkan jejak. (^_^)