Online Shop kian marak saja dari hari ke hari. Semakin banyak jenis barang yang ditawarkan dalam berbagai Online Shop. Tentu saja, hal itu akan dengan mudah menjadi godaan untuk ikut berbelanja online. Membayangkan bisa membeli sesuatu yang berbeda atau belum dimiliki orang lain (karena tak ada di tempat tinggal kita) bisa menjadi kebanggaan tersendiri, bukan? Bisa membeli barang tanpa harus bersusah payah keluar rumah, antri ataupun berdesak-desakan merupakan sebuah penawaran kemudahan yang pasti akan dilirik orang juga, bukan? Itulah beberapa contoh godaan yang muncul dari online shop.
Harus kuakui bahwa aku adalah salah satu 'korban' godaan dari online shop. Ternyata, selain menggoda... berbelanja online itu memberikan debar sensasi tersendiri lo. Bagi yang gak percaya, itu berarti belum punya pengalaman dalam berbelanja online. Aku yakin, siapa saja yang sudah memiliki pengalaman berbelanja online pasti merasakan debar sensasi seperti yang aku rasakan. Ingin tahu seperti apa debar sensasi belanja online? Yakin? Ingin tahu aja... apa ingin tahu banget? Hehehe... Oke, oke... kita lanjutkan membicarakan debar sensasi belanja online itu.
Debar sensasi pertama yang aku rasakan saat memutuskan untuk belanja online muncul sesaat setelah aku mengirimkan uangnya. Saat itu, jujur kuakui, bahwa muncul rasa was-was di hati apakah kira-kira online shop itu menipu apa tidak. Walau terkadang aku sudah berusaha untuk hati-hati, dengan memeriksa 'kredibilitas' online shop itu melalui testimoni yang masuk, tapi tetap saja aku kuatir menjadi korban penipuan. Maklum saja, bukan rahasia umum lagi bahwa penipuan melalui internet itu sering sekali terjadi. Aku tak ingin menambah panjang daftar korban penipuan itu dengan mencantumkan namaku disana. Tentu tak ada yang ingin seperti itu, bukan?
Debar sensasi kedua adalah setelah pihak online shop memberi kabar telah mengirimkan barang yang aku pesan. Aku jadi harap-harap cemas menantikan paket itu datang. Aku tak bisa memungkiri rasa kuatir yang muncul di hati, apakah paket itu akan sampai ke tempatku dengan selamat. Cerita paket hilang dan tak pernah sampai ke alamat sudah sering aku dengar. Cerita tentang paket yang rusak saat sampai di tempat pun juga sudah beberapa kali aku dengar. Tentu saja, aku tak ingin paketku rusak bahkan hilang. Apalagi aku pernah punya pengalaman tak mengenakkan soal paket hadiah yang aku terima dari sebuah giveaway. Paket itu baru sampai ke tanganku setelah 1 bulan, gara-gara pihak pengiriman jasa paket salah mengirimkan paketku ke kota lain. Untung saja, paket itu akhirnya bisa juga sampai ke tanganku dengan selamat setelah berputar-putar dari kota asal-alamat salah-kembali ke kota asal-akhirnya sampai juga ke tempatku. Membayangkan barang yang sudah aku beli ternyata jatuh ke tangan yang salah tentu saja membuat gelisah, bukan?
Debar sensasi berikutnya (dan yang paling aku nikmati!) adalah membayangkan seperti apa bentuk asli barang yang selama ini aku lihat melalui HP / laptopku. Selalu saja saat barang yang aku pesan melalui belanja online itu datang, aku tak buru-buru membukanya. Aku selalu suka membayangkan terlebih dulu bagaimana isinya. Rasanya sesuatu banget bisa memegang dan memiliki sesuatu yang kuinginkan dan sebelumnya hanya bisa aku lihat dalam HP / laptopku.
Untung saja, aku selama ini belum pernah menjadi korban penipuan Online Shop karena aku cenderung sangat hati-hati dalam berbelanja online. Memang selama ini aku lebih sering berbelanja online untuk membeli buku daripada membeli pakaian. Bagiku penampakan buku tak pernah menipu, berbeda dengan pakaian. Warna pakaian dalam foto dan aslinya seringkali tak sama dan itu bisa sangat mengecewakan bagi yang sudah terlanjur membeli. Belum lagi ditambah dengan ukuran yang ternyata tidak sesuai. Bukankah kita akan merasa kesal jika ternyata pakaian yang kita beli tak bisa kita pakai? Itu sebabnya aku lebih merasa nyaman belanja buku daripada pakaian dari sebuah Online Shop. Jika penampakan buku berbeda antara foto dan aslinya, bagiku tak masalah... karena bagiku yang penting dari sebuah buku bukan penampakannya tapi isinya!
Jadi, karena belanja buku melalui online shop relatif minim resiko berarti tidak ada debar sensasi? Hohoho... jangan salah... aku masih bisa merasakan debar sensasi belanja online untuk buku-buku yang aku inginkan. Selama ini aku sudah pernah belanja online di 3 online shop, yaitu : Toko Buku Online Halaman Moeka, Vixxio Pusat Buku Online dan Buku Kita. Pengalaman pertamaku berbelanja online adalah melalui Halaman Moeka. Saat itu, aku tertarik dengan penawaran buku anak-anak yang diskonnya (kalau tak salah ingat) saat itu 25%. Pada saat itu, aku sedang sangat bersemangat membelikan Shasa buku anak-anak. Kebetulan pada saat itu di kotaku belum ada toko buku besar sehingga masih sulit untuk bisa mendapatkan buku-buku baru, apalagi dengan diskon yang menggiurkan seperti itu.
Debar sensasi yang aku rasakan saat itu sungguh luar biasa! Maklum, itu pengalaman pertamaku berbelanja online. Saat itu komunikasi transaksi kami lakukan via inbox Facebook. Kejutan pertama yang aku dapatkan dari Halaman Moeka adalah dia menyetujui pembayaran kulakukan via weselpos! Lho, kok bisa? Tentu saja bisa... karena aku saat itu memang belum mempunyai ATM dan transfer yang aku lakukan antar bank ditolak pihak bank karena jika dihitung-hitung biaya transfer terlalu besar untuk besaran uang yang aku kirimkan. Jika saja Halaman Moeka menolak pembayaran via wesel, maka pengalaman belanja online ku akan berakhir dengan kegagalan. Hal itu tentu saja akan jadi pengalaman tak menyenangkan pada momen belanja online pertamaku. Untungnya, itu tidak terjadi.
Kejutan kedua dari Halaman Moeka adalah... paket buku sudah aku terima sebelum uang aku kirimkan! Senang? Tentu saja! Puas? Ya iyalah... siapa tidak puas bisa membeli buku dengan diskon yang menggiurkan? Selain itu, aku tak menyangka Halaman Moeka bisa percaya padaku dan dengan gampangnya mengirimkan buku yang aku pesan, walau aku belum membayarnya. Keterlambatanku mengirimkan uang itu karena aku harus bolak-balik ke bank untuk transfer (tapi ditolak) dan terpaksa harus mengalihkan pembayaran via wesel. Pengalaman pertama berbelanja online yang memuaskan itu membuatku jadi ketagihan belanja online lagi.
Debar sensasi selanjutnya aku dapatkan saat aku mencoba membeli buku bekas yang ditawarkan Vixxio. Aku tertarik membeli buku bekas disana, karena pada setiap buku bekas yang ditawarkan ada keterangan tentang kondisi buku, misal : buku bekas seperti baru. Debar sensasi dalam proses belanja online di Vixxio ini tak beda dengan Halaman Moeka. Bedanya terletak pada debar sensasi terhadap buku bekas yang akan aku terima nantinya. Jika ternyata buku bekas itu benar-benar seperti baru (karena baru sekali dibaca) dan aku bisa membelinya dengan harga separonya, bukankah itu sesuatu banget? Bagi emak-emak sepertiku, sangatlah menyenangkan bisa membelanjakan uang sesedikit mungkin untuk mendapatkan barang bagus. Toh tak ada bedanya antara buku (bekas) yang baru dibaca sekali dengan buku baru yang baru dikeluarkan dari kemasan plastiknya? Tapi ada juga buku bekas lama yang sengaja aku beli, karena aku susah mendapatkan buku versi terbarunya. Bukankah sensasional bisa memiliki buku yang sudah lama diinginkan dan tidak lagi beredar di pasaran?
Debar sensasi juga aku dapatkan saat aku belanja di BukuKita. Awal mula aku tertarik belanja di BukuKita karena ada tawaran Pre Order buku-buku baru lengkap dengan tanda tangan penulisnya! Punya buku yang belum terbit di pasaran dengan harga diskon, siapa tidak mau coba? Apalagi buku itu ditandatangani langsung oleh penulisnya... wow sesuatu banget, bukan? Maklum, bagiku yang tinggal di daerah ini sangatlah sulit mendapatkan kesempatan bertemu langsung penulis buku, apalagi mendapatkan tanda tangannya di atas buku karyanya. Itu sebabnya penawaran buku lengkap dengan tanda tangan itu bagiku cerdas banget! Tak hanya itu, seringkali penawaran PO seperti itu masih ditambah "bonus" notes atau special bag. Wah... sensasional banget tuh! Disitulah debar sensasi yang aku rasakan. Aku ingin segera melihat seperti apa buku baru yang bahkan belum ada di toko buku di kotaku. Aku juga ingin segera melihat seperti apa tanda tangan penulisnya dibubuhkan pada buku itu. Apakah tanda tangan asli atau tanda tangan cap / cetakan? Terus terang, aku lebih suka memburu tanda tangan asli penulisnya. Aku juga penasaran seperti apa bonus yang diberikan bagi para pemesan buku-buku PO seperti itu.
Buku Rantau 1 Muara yang aku beli PO di BukuKita lengkap dengan tanda tangan dan hadiah notes yang cantik
Ya... ya... bagiku belanja online itu penuh dengan debar sensasi. Dan aku menikmatinya! Bagaimana denganmu, kawan?
Harus kuakui bahwa aku adalah salah satu 'korban' godaan dari online shop. Ternyata, selain menggoda... berbelanja online itu memberikan debar sensasi tersendiri lo. Bagi yang gak percaya, itu berarti belum punya pengalaman dalam berbelanja online. Aku yakin, siapa saja yang sudah memiliki pengalaman berbelanja online pasti merasakan debar sensasi seperti yang aku rasakan. Ingin tahu seperti apa debar sensasi belanja online? Yakin? Ingin tahu aja... apa ingin tahu banget? Hehehe... Oke, oke... kita lanjutkan membicarakan debar sensasi belanja online itu.
Debar sensasi pertama yang aku rasakan saat memutuskan untuk belanja online muncul sesaat setelah aku mengirimkan uangnya. Saat itu, jujur kuakui, bahwa muncul rasa was-was di hati apakah kira-kira online shop itu menipu apa tidak. Walau terkadang aku sudah berusaha untuk hati-hati, dengan memeriksa 'kredibilitas' online shop itu melalui testimoni yang masuk, tapi tetap saja aku kuatir menjadi korban penipuan. Maklum saja, bukan rahasia umum lagi bahwa penipuan melalui internet itu sering sekali terjadi. Aku tak ingin menambah panjang daftar korban penipuan itu dengan mencantumkan namaku disana. Tentu tak ada yang ingin seperti itu, bukan?
Debar sensasi kedua adalah setelah pihak online shop memberi kabar telah mengirimkan barang yang aku pesan. Aku jadi harap-harap cemas menantikan paket itu datang. Aku tak bisa memungkiri rasa kuatir yang muncul di hati, apakah paket itu akan sampai ke tempatku dengan selamat. Cerita paket hilang dan tak pernah sampai ke alamat sudah sering aku dengar. Cerita tentang paket yang rusak saat sampai di tempat pun juga sudah beberapa kali aku dengar. Tentu saja, aku tak ingin paketku rusak bahkan hilang. Apalagi aku pernah punya pengalaman tak mengenakkan soal paket hadiah yang aku terima dari sebuah giveaway. Paket itu baru sampai ke tanganku setelah 1 bulan, gara-gara pihak pengiriman jasa paket salah mengirimkan paketku ke kota lain. Untung saja, paket itu akhirnya bisa juga sampai ke tanganku dengan selamat setelah berputar-putar dari kota asal-alamat salah-kembali ke kota asal-akhirnya sampai juga ke tempatku. Membayangkan barang yang sudah aku beli ternyata jatuh ke tangan yang salah tentu saja membuat gelisah, bukan?
Debar sensasi berikutnya (dan yang paling aku nikmati!) adalah membayangkan seperti apa bentuk asli barang yang selama ini aku lihat melalui HP / laptopku. Selalu saja saat barang yang aku pesan melalui belanja online itu datang, aku tak buru-buru membukanya. Aku selalu suka membayangkan terlebih dulu bagaimana isinya. Rasanya sesuatu banget bisa memegang dan memiliki sesuatu yang kuinginkan dan sebelumnya hanya bisa aku lihat dalam HP / laptopku.
Untung saja, aku selama ini belum pernah menjadi korban penipuan Online Shop karena aku cenderung sangat hati-hati dalam berbelanja online. Memang selama ini aku lebih sering berbelanja online untuk membeli buku daripada membeli pakaian. Bagiku penampakan buku tak pernah menipu, berbeda dengan pakaian. Warna pakaian dalam foto dan aslinya seringkali tak sama dan itu bisa sangat mengecewakan bagi yang sudah terlanjur membeli. Belum lagi ditambah dengan ukuran yang ternyata tidak sesuai. Bukankah kita akan merasa kesal jika ternyata pakaian yang kita beli tak bisa kita pakai? Itu sebabnya aku lebih merasa nyaman belanja buku daripada pakaian dari sebuah Online Shop. Jika penampakan buku berbeda antara foto dan aslinya, bagiku tak masalah... karena bagiku yang penting dari sebuah buku bukan penampakannya tapi isinya!
Jadi, karena belanja buku melalui online shop relatif minim resiko berarti tidak ada debar sensasi? Hohoho... jangan salah... aku masih bisa merasakan debar sensasi belanja online untuk buku-buku yang aku inginkan. Selama ini aku sudah pernah belanja online di 3 online shop, yaitu : Toko Buku Online Halaman Moeka, Vixxio Pusat Buku Online dan Buku Kita. Pengalaman pertamaku berbelanja online adalah melalui Halaman Moeka. Saat itu, aku tertarik dengan penawaran buku anak-anak yang diskonnya (kalau tak salah ingat) saat itu 25%. Pada saat itu, aku sedang sangat bersemangat membelikan Shasa buku anak-anak. Kebetulan pada saat itu di kotaku belum ada toko buku besar sehingga masih sulit untuk bisa mendapatkan buku-buku baru, apalagi dengan diskon yang menggiurkan seperti itu.
Debar sensasi yang aku rasakan saat itu sungguh luar biasa! Maklum, itu pengalaman pertamaku berbelanja online. Saat itu komunikasi transaksi kami lakukan via inbox Facebook. Kejutan pertama yang aku dapatkan dari Halaman Moeka adalah dia menyetujui pembayaran kulakukan via weselpos! Lho, kok bisa? Tentu saja bisa... karena aku saat itu memang belum mempunyai ATM dan transfer yang aku lakukan antar bank ditolak pihak bank karena jika dihitung-hitung biaya transfer terlalu besar untuk besaran uang yang aku kirimkan. Jika saja Halaman Moeka menolak pembayaran via wesel, maka pengalaman belanja online ku akan berakhir dengan kegagalan. Hal itu tentu saja akan jadi pengalaman tak menyenangkan pada momen belanja online pertamaku. Untungnya, itu tidak terjadi.
Kejutan kedua dari Halaman Moeka adalah... paket buku sudah aku terima sebelum uang aku kirimkan! Senang? Tentu saja! Puas? Ya iyalah... siapa tidak puas bisa membeli buku dengan diskon yang menggiurkan? Selain itu, aku tak menyangka Halaman Moeka bisa percaya padaku dan dengan gampangnya mengirimkan buku yang aku pesan, walau aku belum membayarnya. Keterlambatanku mengirimkan uang itu karena aku harus bolak-balik ke bank untuk transfer (tapi ditolak) dan terpaksa harus mengalihkan pembayaran via wesel. Pengalaman pertama berbelanja online yang memuaskan itu membuatku jadi ketagihan belanja online lagi.
Debar sensasi selanjutnya aku dapatkan saat aku mencoba membeli buku bekas yang ditawarkan Vixxio. Aku tertarik membeli buku bekas disana, karena pada setiap buku bekas yang ditawarkan ada keterangan tentang kondisi buku, misal : buku bekas seperti baru. Debar sensasi dalam proses belanja online di Vixxio ini tak beda dengan Halaman Moeka. Bedanya terletak pada debar sensasi terhadap buku bekas yang akan aku terima nantinya. Jika ternyata buku bekas itu benar-benar seperti baru (karena baru sekali dibaca) dan aku bisa membelinya dengan harga separonya, bukankah itu sesuatu banget? Bagi emak-emak sepertiku, sangatlah menyenangkan bisa membelanjakan uang sesedikit mungkin untuk mendapatkan barang bagus. Toh tak ada bedanya antara buku (bekas) yang baru dibaca sekali dengan buku baru yang baru dikeluarkan dari kemasan plastiknya? Tapi ada juga buku bekas lama yang sengaja aku beli, karena aku susah mendapatkan buku versi terbarunya. Bukankah sensasional bisa memiliki buku yang sudah lama diinginkan dan tidak lagi beredar di pasaran?
Debar sensasi juga aku dapatkan saat aku belanja di BukuKita. Awal mula aku tertarik belanja di BukuKita karena ada tawaran Pre Order buku-buku baru lengkap dengan tanda tangan penulisnya! Punya buku yang belum terbit di pasaran dengan harga diskon, siapa tidak mau coba? Apalagi buku itu ditandatangani langsung oleh penulisnya... wow sesuatu banget, bukan? Maklum, bagiku yang tinggal di daerah ini sangatlah sulit mendapatkan kesempatan bertemu langsung penulis buku, apalagi mendapatkan tanda tangannya di atas buku karyanya. Itu sebabnya penawaran buku lengkap dengan tanda tangan itu bagiku cerdas banget! Tak hanya itu, seringkali penawaran PO seperti itu masih ditambah "bonus" notes atau special bag. Wah... sensasional banget tuh! Disitulah debar sensasi yang aku rasakan. Aku ingin segera melihat seperti apa buku baru yang bahkan belum ada di toko buku di kotaku. Aku juga ingin segera melihat seperti apa tanda tangan penulisnya dibubuhkan pada buku itu. Apakah tanda tangan asli atau tanda tangan cap / cetakan? Terus terang, aku lebih suka memburu tanda tangan asli penulisnya. Aku juga penasaran seperti apa bonus yang diberikan bagi para pemesan buku-buku PO seperti itu.
Buku Rantau 1 Muara yang aku beli PO di BukuKita lengkap dengan tanda tangan dan hadiah notes yang cantik
Ya... ya... bagiku belanja online itu penuh dengan debar sensasi. Dan aku menikmatinya! Bagaimana denganmu, kawan?
Terima Kasih sudah berpartisipasi dalam Arr rian's Giveaway
BalasHapusYes! Tercatat sebagai peserta :D
Seandainya beli hape trus dikirimnya tanpa pengaman, hemmm, pasti lebih debar-debar plus was-was bisa berujung rumah sakit. :D
BalasHapusoh giveaway tohh
BalasHapussukses ya mbak renn :D
aku senang belanja onlen nggak repot...
cuma kadang buat baju enakan dicoba langsung sih
terutama baju kerja
asik banget ya klo udah belanja buku suka kalab. mba Reni penggemar Enid Blyton juga ya?
BalasHapussensasi belanja online ternyata mendebarkan ya...tapi godaannya selalu membayangi untuk tetap merasakan sensasinya yang luarbiasa, apalagi menjelang pengiriman...alhamdulillah selama ini belum pernah terjadi penipuan seperti belanja online lainnya...selamat berlomba, semoga menjadi salah satu yang terbaik :-)
BalasHapusPengalaman yang amat 'mengesankan dan mendebarkan' hati. Belanja menjadi aktifitas yang amat menyenangkan baik offline maupun online. Kemajuan teknologi 'memanjakan' kita untuk mendapatkan apa yang diinginkan dengan mudah dan efisien. Salam cemerlang.
BalasHapus@Arr Rian >> Thanks.. semoga giveaway yang digelar sukses ya.
BalasHapus@Yanuar Catur >> Nah itu dia... jangan ambil resiko belanja online utk beli HP... daripada was2 terus hehehe
@Ninda >> Emang belanja online itu gak repot, makanya banyak yang suka. Aku sendiri gak nyaman belanja online utk beli pakaian. Kurang sreg gak bisa nyobain dulu hehehe
@Rika Willy >> Iya... aku sangat suka Enid Blyton :D
@BlogS of Hariyanto >> Aamiin... terimakasih utk doanya. Semoga saja selama berbelanja online tidak menjadi korban penipuan :)
@Herdoni Wahyono >> Benar... kemajuan teknologi memang memberikan kemudahan bagi kita utk mendapatkan barang2 yang kita inginkan.
Butuh kepercayaan tingkat tinggi ya mbak Ren jika berbelanja online..
BalasHapussukses giveawaynya ya
@Lozz Akbar >> Kang.. bener banget. Utk belanja online kita butuh saling percaya :)
BalasHapusSaya baru tau udah ada novel Rantau 1 Muara. Pengen nyari juga aahh :)
BalasHapusTerima kasih sudah ikutan Arr RIan's Giveaway