Pagi-pagi buta, mbak Alaika sudah ketuk-ketuk pintu rumahku. Aku kaget dong, kenapa mbak Alaika sepagi itu sudah mengunjungiku. Kukira mbak Alaika membawakan Mie Aceh untukku, ternyata... malah membawa PR. OMG...
Sebenarnya kalau aku ingat-ingat, aku lama juga tak mengerjakan PR. Jadi ingat dengan beberapa PR dari sahabat blogger yang datang di saat aku sedang tak mood untuk blogging. Seingatku PR-PR itu masih aku simpan rapi, tapi kok aku lupa ya, dimana menyimpannya. Nanti deh, aku akan coba mencari lagi.
Kembali ke topik, soal PR yang dibawa mbak Alaika pagi-pagi buta tadi. Kali ini PR yang diserahkan padaku adalah tentang kenangan masa-masa Sekolah Dasar dulu. Terus terang, PR ini 'berat' juga untukku, karena sudah banyak sekali kenangan masa laluku yang tak mampu aku ingat lagi. Hadeh, parah banget memang memoriku ini. Hiks..
But, aku akan mencoba untuk mengerjakan PR ini sebisaku ya? Yang jelas, aku sekolah di sebuah SD yang tak jauh dari rumahku. Kebetulan di dekat rumahku ada kompleks perumahan Angkatan Darat. Nah, SD-ku ada di dalam kompleks itu, karena SD itu memang milik Persit. Jadi, sewaktu SD aku tak bersekolah di sekolah negeri, tapi sekolah swasta.
Sebenarnya, tak jauh dari SD milik AD itu, ada juga SD negeri. Tapi rupanya orang tuaku lebih memilih memasukkan kedua anaknya di SD swasta milik AD. Selain karena lebih dekat dari rumah, tapi juga karena lebih punya 'prestasi' dibandingkan SD negeri itu.
Jujur, selama 6 tahun bersekolah di SD itu, aku sangat senang sekali. Begitu banyak kenangan manis dan tak terlupakan. Hubunganku dengan semua guru juga sangat dekat. Bahkan aku merasa, selama aku bersekolah (dari TK sampai perguruan tinggi) hubunganku yang paling intim dengan para guru hanyalah dengan guru-guru SD.
Saking cintanya aku dengan SDku (dan dengan guruku), aku selalu menyempatkan diri untuk mampir dan mengunjungi sekolahku meskipun aku sudah jadi alumninya. Kebiasan itu secara rutin aku lakukan sejak aku masuk SMP sampai menjelang aku wisuda. Guru-guruku pun senang sekali menerima kehadiranku disana.
Kebiasaan itu baru berhenti setelah aku masuk kerja. Penyebabnya tentu saja aku tak bisa lagi dengan leluasa datang ke sekolah itu pagi hari, karena di saat itu aku sedang bekerja. Kedua, karena guru-gurunya sudah banyak yang baru dan tak aku kenal lagi.
Nah, sekarang menjawab PR dari mbak Alaika.
Sebenarnya kalau aku ingat-ingat, aku lama juga tak mengerjakan PR. Jadi ingat dengan beberapa PR dari sahabat blogger yang datang di saat aku sedang tak mood untuk blogging. Seingatku PR-PR itu masih aku simpan rapi, tapi kok aku lupa ya, dimana menyimpannya. Nanti deh, aku akan coba mencari lagi.
Kembali ke topik, soal PR yang dibawa mbak Alaika pagi-pagi buta tadi. Kali ini PR yang diserahkan padaku adalah tentang kenangan masa-masa Sekolah Dasar dulu. Terus terang, PR ini 'berat' juga untukku, karena sudah banyak sekali kenangan masa laluku yang tak mampu aku ingat lagi. Hadeh, parah banget memang memoriku ini. Hiks..
But, aku akan mencoba untuk mengerjakan PR ini sebisaku ya? Yang jelas, aku sekolah di sebuah SD yang tak jauh dari rumahku. Kebetulan di dekat rumahku ada kompleks perumahan Angkatan Darat. Nah, SD-ku ada di dalam kompleks itu, karena SD itu memang milik Persit. Jadi, sewaktu SD aku tak bersekolah di sekolah negeri, tapi sekolah swasta.
Sebenarnya, tak jauh dari SD milik AD itu, ada juga SD negeri. Tapi rupanya orang tuaku lebih memilih memasukkan kedua anaknya di SD swasta milik AD. Selain karena lebih dekat dari rumah, tapi juga karena lebih punya 'prestasi' dibandingkan SD negeri itu.
Jujur, selama 6 tahun bersekolah di SD itu, aku sangat senang sekali. Begitu banyak kenangan manis dan tak terlupakan. Hubunganku dengan semua guru juga sangat dekat. Bahkan aku merasa, selama aku bersekolah (dari TK sampai perguruan tinggi) hubunganku yang paling intim dengan para guru hanyalah dengan guru-guru SD.
Saking cintanya aku dengan SDku (dan dengan guruku), aku selalu menyempatkan diri untuk mampir dan mengunjungi sekolahku meskipun aku sudah jadi alumninya. Kebiasan itu secara rutin aku lakukan sejak aku masuk SMP sampai menjelang aku wisuda. Guru-guruku pun senang sekali menerima kehadiranku disana.
Kebiasaan itu baru berhenti setelah aku masuk kerja. Penyebabnya tentu saja aku tak bisa lagi dengan leluasa datang ke sekolah itu pagi hari, karena di saat itu aku sedang bekerja. Kedua, karena guru-gurunya sudah banyak yang baru dan tak aku kenal lagi.
Nah, sekarang menjawab PR dari mbak Alaika.
Guru Favorit
Hemm.., sulit aku menjawabnya. Rasanya semua guru aku favoritkan dan aku sayangi. FYI, aku sering mengajak teman-temanku (cewek tentunya) mengunjungi guru kami di rumahnya. Kalau ada guru yang ulang tahun (aku sengaja mencatat data pribadi guru dari papan data yang ada di ruang guru!), aku akan mengajak temanku ke rumah guru itu. Tak lupa, aku membawakan kue yang dibuat ibuku.
Tapi, dibandingkan guru yang lain, sepertinya aku paling sayang dengan Bu Sumarsih, guruku kelas 6 yang tegas dan disiplin. Bahkan, meski aku bukan lagi muridnya, aku masih suka mengunjungi Bu Sumarsih ke rumahnya lho. Tapi kini aku sudah tak tahu lagi kabarnya, semenjak beliau tidak lagi mengajar di SD kami dulu.
Tapi, dibandingkan guru yang lain, sepertinya aku paling sayang dengan Bu Sumarsih, guruku kelas 6 yang tegas dan disiplin. Bahkan, meski aku bukan lagi muridnya, aku masih suka mengunjungi Bu Sumarsih ke rumahnya lho. Tapi kini aku sudah tak tahu lagi kabarnya, semenjak beliau tidak lagi mengajar di SD kami dulu.
Guru Killer
Kalau yang ini aku akan dengan cepat menjawab : tidak ada! Semua guru baik dan sayang banget padaku. Apalagi aku bukan murid yang nakal dan bermasalah. Aku jadi murid kesayangan semua guru kok. Aku tahu pasti itu (^_^).
Tapi pernah sekali sih aku berbuat kesalahan dan aku sempat dimarahi kepala sekolah, tapi tetap saja kepala sekolahku sayang padaku. Buktinya, waktu kelas 6 melakukan dharmawisata, aku (dan sahabatku) diajak serta. Begitu juga saat kelas 6 ikut cerdas cermat di TVRI Surabaya, lagi-lagi aku (dan sahabatku) diajak serta.
Tapi pernah sekali sih aku berbuat kesalahan dan aku sempat dimarahi kepala sekolah, tapi tetap saja kepala sekolahku sayang padaku. Buktinya, waktu kelas 6 melakukan dharmawisata, aku (dan sahabatku) diajak serta. Begitu juga saat kelas 6 ikut cerdas cermat di TVRI Surabaya, lagi-lagi aku (dan sahabatku) diajak serta.
Teman Bolos
Kalau untuk yang ini aku juga bisa dengan cepat menjawab : tidak ada. Karena selama aku sekolah (dari SD sampai SMA) aku adalah murid baik-baik yang tak pernah bolos.
Aku baru mengenal bolos waktu kuliah dan tahu gak sahabat, apa yang terjadi saat aku bolos pertama kali itu? Aku gelisah sepanjang hari! Hahaha... Padahal bolos yang pertama kali itu aku lakukan karena tidak sengaja, gara-gara salah membaca jadwal kuliah hehehe. (Hem, pengalaman pertama bolos kuliah itu sebenarnya bisa aku ikutkan juga di giveaway-nya Una ya?)
Aku baru mengenal bolos waktu kuliah dan tahu gak sahabat, apa yang terjadi saat aku bolos pertama kali itu? Aku gelisah sepanjang hari! Hahaha... Padahal bolos yang pertama kali itu aku lakukan karena tidak sengaja, gara-gara salah membaca jadwal kuliah hehehe. (Hem, pengalaman pertama bolos kuliah itu sebenarnya bisa aku ikutkan juga di giveaway-nya Una ya?)
Teman Berantem
Sebenarnya aku malu menjawab yang ini. Soalnya, teman berantemku adalah semua anak laki-laki di kelasku hehehe. Awalnya aku tak suka dengan sikap anak laki-laki yang semaunya mengejek anak-anak perempuan. Apalagi kemudian ejekan itu merembet ke orang tua. Aku benci itu.
Itu sebabnya, aku kemudian dengan terang-terangan menentang anak laki-laki di kelasku. Bisa dikatakan, aku adalah 'ketua geng' anak perempuan dan musuh kami (geng anak laki-laki) diketuai oleh Edi. Perseteruan kami berlangsung mulai kelas 3 SD sampai kelas 6.
Sewaktu kelas 4 guru memintaku dan Edi (selaku ketua geng masing-masing kelompok) untuk maju ke depan kelas. Kami diminta untuk berdamai dan berjabat tangan. Berjabat tangan sih kami lakukan, tapi perseteruan jalan terus hehehe. Bedanya, hubunganku dengan anak-anak laki-laki di kelasku memang melunak, tapi tidak dengan ketuanya. Hehehe... *bandel juga ya aku dulu?*
Itu sebabnya, aku kemudian dengan terang-terangan menentang anak laki-laki di kelasku. Bisa dikatakan, aku adalah 'ketua geng' anak perempuan dan musuh kami (geng anak laki-laki) diketuai oleh Edi. Perseteruan kami berlangsung mulai kelas 3 SD sampai kelas 6.
Sewaktu kelas 4 guru memintaku dan Edi (selaku ketua geng masing-masing kelompok) untuk maju ke depan kelas. Kami diminta untuk berdamai dan berjabat tangan. Berjabat tangan sih kami lakukan, tapi perseteruan jalan terus hehehe. Bedanya, hubunganku dengan anak-anak laki-laki di kelasku memang melunak, tapi tidak dengan ketuanya. Hehehe... *bandel juga ya aku dulu?*
Jajanan Makanan/Minuman Favorit
Aku sulit menjawab yang ini. Aku dulu jarang banget membawa uang saku ke sekolah. Baru pada saat aku kelas 5 SD, ibuku memberiku uang saku. Jumlahnya juga tak besar, sehingga aku tak jajan sembarangan. Tapi, aku dulu adalah anak yang susah makan. Aku juga kurang tertarik untuk jajan. Kalaupun beli jajan, aku biasanya membeli krupuk gapit, yaitu krupuk puli yang 'menggapit' pecel. Enak deh.
Walau punya uang saku, aku tak leluasa belanja jajan di sekolah. Sebab, orang tuaku sudah berpesan pada guru-guruku SD agar mengawasi jajanan yang aku beli. Sebab, aku punya penyakit amandel yang gampang sekali kambuh, sehingga salah makan sedikit saja, aku langsung sakit. Aku beberapa kali sih ketahuan guruku saat membeli jajanan yang terlarang (biasanya es!). Sedihnya, guru-guru dapat dengan mudah mengawasiku karena kantin sekolah bersebelahan dengan ruang guru dan ruang kepala sekolah. Hikss...
Walau punya uang saku, aku tak leluasa belanja jajan di sekolah. Sebab, orang tuaku sudah berpesan pada guru-guruku SD agar mengawasi jajanan yang aku beli. Sebab, aku punya penyakit amandel yang gampang sekali kambuh, sehingga salah makan sedikit saja, aku langsung sakit. Aku beberapa kali sih ketahuan guruku saat membeli jajanan yang terlarang (biasanya es!). Sedihnya, guru-guru dapat dengan mudah mengawasiku karena kantin sekolah bersebelahan dengan ruang guru dan ruang kepala sekolah. Hikss...
Jajanan Mainan Favorit
Nah, yang ini aku mulai sulit mengingat. Seingatku aku jarang membeli mainan, karena uang jajanku terbatas sekali. Aku lebih suka membelanjakan uang saku milikku untuk membeli perangko daripada mainan. Karena aku sudah punya sahabat pena sejak kelas 5 SD. Ibuku tak mau memberiku uang lebih, sehingga jika aku ingin beli kertas surat dan perangko untuk berkirim surat, aku harus mengerem keinginanku untuk jajan atau untuk beli mainan.
Sepatu/Tas Favorit
Seingatku, tak ada sepatu atau tas favoritku. Semua tas dan sepatuku biasa saja. Bagaimana dulu model tas dan sepatuku, rasanya aku sudah tak ingat lagi. Yang jelas, orang tuaku tak pernah membelikan barang-barang yang 'luar biasa' untuk anak-anaknya. Maklum saja, kedua orang tuaku adalah PNS dengan gaji yang pas-pasan. Meskipun begitu, untuk urusan sekolah semua kebutuhanku dicukupi.
Akhirnya, selesai juga PRku. Leganya.... Emm, apakah PR ini harus diteruskan? Duh, siapa ya yang belum kebagian PR ini? OK deh, kali ini PR ini akan kuteruskan pada : Mbak Anazkia, Zone, Bang Pendi, Mbak Elsa dan Gaphe.
Akhirnya, selesai juga PRku. Leganya.... Emm, apakah PR ini harus diteruskan? Duh, siapa ya yang belum kebagian PR ini? OK deh, kali ini PR ini akan kuteruskan pada : Mbak Anazkia, Zone, Bang Pendi, Mbak Elsa dan Gaphe.
masa-masa SD masih ingat juga ya mba
BalasHapuswahh...dapat peer juga ya bu...saya juga baru selesai....!
BalasHapuslumayan juga sedikit menguras memori masa lalu...
salam kenal ya....!
@PakIes >> hehehe, istilah pahlawan pembela yang lemah sih terlalu berlebihan lah pak.. jadi malu. Emang aku dulu (eh, sekarang masih gak ya?) galak banget lho hehehe
BalasHapus@P.Eka >> ya ini tadi sudah dg susah payah mengingatnya pak... :p
@bensdoing >> PR ini sudah menyebar kemana-mana ya sepertinya? Oke ntar aku cek deh PRmu, semoga dapat nilai 100 ya? hehehe
wah, mbak reni ken PR ini toh. tadi saya liat di blog Uni Dewi kao gak salah.. :D
BalasHapuswah gak pernah bolos. anak baik nih, mbak...bagus bagus...biar ditiru Shasa ya..
BalasHapuswah simbak baik waktu kecil. tapi temen berantemnya cowokyambak,kalo ceweknya gak adagituh hehe
BalasHapusterimakasih sudah singgah di blog saya
@Ra-kun >> Aku dapat PR ini dari Mbak Alaika...
BalasHapus@Fanny >> aku gak punya nyali utk bolos sekolah mbak... hahaha
@k[A]z >> panggilannya Asep ya? Sebenarnya kata 'berantem' kurang tepat sih, tapi 'bermusuhan' lebih tepatnya. Jadi aku dulu (dan teman2 cewek) musuhan dg teman2 cowok sejak kelas 3SD lho.. #memalukan
Mba, makasih banget lho udah dengan cepat dan sigap menyelesaikan PR ini, my high2 appreciation for this ya mba...
BalasHapusKedua, menarik banget ceritanya, terutama bagian berantem dan jadi ketua geng anak2 cewek. Keren. hehe.
Ketiga, Selamat merayakan Idul Adha ya... salam untuk keluarga. :-)
Haha trnyt mbak reni [sok] jagoan yak. Pembela yg lemah xixi
BalasHapuswah seru tuh mbak pengalaman SD nya , btw buat yang dapat tag selamat bekerja xi xi
BalasHapusHahaha pengalaman pertama bolos kuliah boleh juga tuh hehe, tapi kan mbak udah entri hihi~
BalasHapusWah suka surat-suratan, berarti dari kecil suka nulis ya mbak~ ^^
Wah semasa SD aja sudah kaya gini. apalagi sekarang...!
BalasHapusSemangat ya bu...!
SDnya tahun beapa mbak?:)
BalasHapusbaguslah mba ga pernah mbolos mpe kuliah
BalasHapuslha aku pernah waktu smp dan sma
hehehehe kaco lah
aku juga dah dapat giliran euy tapi gatau bisa ngerjain apa tidah ya...
BalasHapusaku kok gak begitu ingat masa SD di sekolah ya... ingatanku buruk, kalo 2 tahun terakhir ini ingat banget
BalasHapusWahahaa... sulit juga ya mba pertanyaannya, jaman SD kan udah agak2 lupa juga. Tapi lewat jawab pertanyaan ini jadi flashback ke masa kecil ya :D
BalasHapusWahhh mb keren juga ya, ternyata mb dulu ketua geng.
BalasHapussekarang mantan ketua geng dong mb..
Tapi emang dimana-mana anak laki-laki pasti suka ngusilin anak cewek ya.
waah akhirnya kcipratan juga...
BalasHapusheheheee
selesai Mbak...
BalasHapusmonggo dinilai
hehehheee
http://yellow-up-yourlife.blogspot.com/2011/11/mari-mengenang-masa-sd.html
Tak kira jajanan favoritnya pecel madiun ha ha ha.
BalasHapusMakanan favorit saya siput sawah alias kreco lho jeng. Lha sekarang kok malah gak doyan.
Salam hangat dari Surabaya
ooo ternyata udah kecipratan toh, oke lah kalo begitu, selamat mengenang masa SD ya mbak :D
BalasHapusWach ketemu juga aku dengan yang pernah bahkan sering berantem saat SD.
BalasHapusIya Mbak aku pisah merantau jauh dari ortu saat setamat SD dan berlanjut...
@Alaika >> aduh malu aku, kok yg jadi fokus perhatian malah bagian yg berantem itu sih mbak? hikss...
BalasHapus@Tarry >> walah, ini lagi.. makin malu aku jadinya mbak Tarry #tutupmuka
@Munir >> aku nyesal deh gak tag Bang Munir di PR kali ini hahaah
@Una >> ya itulah, sebenarnya banyak pengalaman pertama yang dialami setiap orang kan? Nah, bolos kuliah itu salah satunya...
@Dedy >> Kang, coba tebak, sekarang kayak apa hayooo...? :)
@Lidya >> bebrapa tahun sebelum mbak Lidya kok. Jadi, tuaan aku dikit lah hehehe
@Atta >> wah, gak boleh ditiru itu sama Azzam ya kelak hahaha
@Baha Andes >> semoga aja bisa ngerjainnya ya... biar makin seru.
@Ami >> awalnya aku juga banyak yg lupa mbak, tapi lama2 ingat juga dikit2 :)
@Ocha >> iya nih, aku jadi terkenang masa2 masih culun dulu :p
@Adini >> Aduh mbak Mul, jangan diingat2 ya cerita yg aku jadi 'ketua geng' itu. Malu-maluin hehehe
@Elsa >> makasih ya udah ngerjain PRnya. Udah aku cek juga kok. :)
@Pakde >> pecel thok gak asyik pakde, lebih sip kalau digapit dg lempeng hehehe
@Muslimah >> makasih
@Sarah >> aku kebagian juga ya PR ini dari mbak Sarah?
@Yunda >> rupanya mbak cari 'teman' yg dulu suka berantem ya? hehehe...
Heh..ketua geng? waduh, kayak2nya Mba Reni dulu galak ya. Eh, sekarang masih galak ga ya? bang Pendi jadi takut...hehe.
BalasHapusWah, bang Pendi ikut dapet PR juga nih. Wokeh deh, nnti Bang pendi kerjain....
wua saya dapet juga....
BalasHapus:P
besok saya posting ya Bu...
ada tiga orang lho yg kasih tugas ini..
:)
Mba Ren...PRnya sudah Bang Pendi kerjain, cuma Bang Pendi bingung waktu pasang linknya kok ga bisa ya...malah masuk ke informasi klo blog Mba Reni dijual. kok bisa gitu ya?
BalasHapusAhahahaha...
BalasHapusNepuk jidat :D
Anaz suka ngaco kalau ngerjain ginian. meskipun inget paling nulisnya "Lupa" "Nggak tahu" dan "entah" gimana donk?
keknya mending gak dikerjain...
Lari takut dipenthung :D