Sahabat, lagi-lagi aku akan kembali bernostalgia. Kali ini kenangan akan membawaku ke tahun dimana aku masih berstatus pelajar SMA. Hah..., SMA? Jauh bener nostalgianya.... Jujur, itu pertanyaan yang pertama kali muncul dalam pikiranku saat aku membaca #KuisBukuneSGFD di blonya mbak Uniek. Tapi, rasa-rasanya seru juga sih sesekali bercerita tentang kisah di saat aku masih unyu-unyu #halah. *awas ya, dilarang nimpuk lho* :D
Namun..., tantangan yang diberikan oleh mbak Uniek untuk #KuisBukuneSGFD ini gak mudah lo. Lihat aja, di poin pertama ketentuan yang harus dipenuhi oleh peserta kuis tersebut adalah : "Membuat cerita tentang masa SMA yang indah dan bahagia, penuh warna-warni. Lebih disukai yang mengandung unsur gokil atau absurd ala alay." Mungkin bagi orang lain ketentuan itu mudah ya? Tapi bagiku sih susaaahhh... Tahu gak dimana letak susahnya? Oke, kalau soal masa SMA yang indah dan bahagia plus penuh warna-warni sih memang gampang ya? Tapi... yang mengandung unsur gokil atau absurd ala alay itu yang susah. Kok susah? Iyalah.... aku kan waktu SMA (sampai sekarang sih) gak pernah melakukan hal-hal gokil dan absurd. Aku kan murid baik-baik... *awas, masih tetap dilarang nimpuk lho* :D
Berhubung aku pengen ikutan kuis itu, jadilah aku berpikir keras untuk "menemukan" sedikit ceritaku yang "enggak" banget waktu SMA. Akhirnya, kutemukan juga kenangan itu. Menurutku sih kisah ini sudah masuk kategori "enggak" banget, tapi mungkin bagi yang baca kisah ini masih jauh dari kategori "enggak" banget ya? Biarlah.... Ups, maaf... pembukaannya kebanyakan nih #nyengir. *eits, tetep dilarang nimpuk lho. Oke?* :D Ya sudah, mari langsung dimulai aja ya?
Saat SMA kelas 1 dulu, aku punya beberapa orang teman (cewek plus cowok) yang dekat denganku. Kebetulan, teman-temanku itu (sama sepertiku) gak demen ama yang heboh-heboh. Bisa dibilang kami semua murid baik-baik *ehm...* Nah, salah satu dari teman-temanku itu ada yang jauh lebih anteng dan lebih pendiam daripada lainnya. Seiring berjalannya waktu, ternyata temanku yang paling anteng dan paling pendiam ini punya perasaan khusus padaku.
Nah, yang "enggak" banget itu adalah sikapku padanya. Walau dia salah satu dari teman yang dekat denganku saat kelas 1 SMA, tapi aku jarang banget bersikap manis padanya. Aku cenderung ketus dan jahat padanya. Bahkan tak jarang aku memanfaatkan perhatiannya padaku hanya untuk kepentinganku semata. Entah mengapa, mengetahui dia menyukaiku kok aku jadi sebel dan benci banget padanya. Padahal dulu sebelum ketahuan kalau dia suka padaku, sikapku padanya biasa-biasa aja sih. Kalau aku ditanya kenapa aku gak suka dia, terus terang aja aku gak tahu jawabnya. Pokoknya... gak suka aja, titik!
Mau tahu bagaimana sikapku yang yang "enggak" banget padanya waktu itu? Cekidot...
Nah, itu yang "enggak" banget tentang kelakuanku saat aku SMA dulu. Kini aku menyesal mengapa aku dulu sejahat itu padanya, lebih merasa bersalah lagi karena dia tak sekalipun marah dan benci padaku. Dia selalu baik padaku. Bahkan, saat dia mendapat beasiswa kuliah S1 di Amerika dia masih rajin menelponku untuk sekedar mengetahui kabarku. Dia juga pernah sekali menyempatkan diri mengunjungiku ke tempat kosku di Yogyakarta, saat dia berkesempatan pulang ke Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, rasa sebel dan benciku padanya berangsur menghilang... mungkin karena intensitas pertemuanku dan komunikasi di antara kami makin berkurang (jika dibandingkan SMA dulu). Setelah jarang bertemu, sikapku padanya jadi lebih "netral" dan manusiawi. Aku sudah "sadar" sepertinya. Mungkin juga karena aku tak lagi harus menghadapi sikapnya yang selalu manis padaku selama ini hehehe. *kok, di titik ini sepertinya yang aneh aku ya?* #garukgarukkepala. Walau aku tak lagi memusuhinya, tapi aku tetap gak bisa untuk "suka" padanya, karena dia bukan tipe yang aku suka.
Itu aja sih ceritaku tentang yang "enggak" banget waktu SMA dulu.
Namun..., tantangan yang diberikan oleh mbak Uniek untuk #KuisBukuneSGFD ini gak mudah lo. Lihat aja, di poin pertama ketentuan yang harus dipenuhi oleh peserta kuis tersebut adalah : "Membuat cerita tentang masa SMA yang indah dan bahagia, penuh warna-warni. Lebih disukai yang mengandung unsur gokil atau absurd ala alay." Mungkin bagi orang lain ketentuan itu mudah ya? Tapi bagiku sih susaaahhh... Tahu gak dimana letak susahnya? Oke, kalau soal masa SMA yang indah dan bahagia plus penuh warna-warni sih memang gampang ya? Tapi... yang mengandung unsur gokil atau absurd ala alay itu yang susah. Kok susah? Iyalah.... aku kan waktu SMA (sampai sekarang sih) gak pernah melakukan hal-hal gokil dan absurd. Aku kan murid baik-baik... *awas, masih tetap dilarang nimpuk lho* :D
Berhubung aku pengen ikutan kuis itu, jadilah aku berpikir keras untuk "menemukan" sedikit ceritaku yang "enggak" banget waktu SMA. Akhirnya, kutemukan juga kenangan itu. Menurutku sih kisah ini sudah masuk kategori "enggak" banget, tapi mungkin bagi yang baca kisah ini masih jauh dari kategori "enggak" banget ya? Biarlah.... Ups, maaf... pembukaannya kebanyakan nih #nyengir. *eits, tetep dilarang nimpuk lho. Oke?* :D Ya sudah, mari langsung dimulai aja ya?
Saat SMA kelas 1 dulu, aku punya beberapa orang teman (cewek plus cowok) yang dekat denganku. Kebetulan, teman-temanku itu (sama sepertiku) gak demen ama yang heboh-heboh. Bisa dibilang kami semua murid baik-baik *ehm...* Nah, salah satu dari teman-temanku itu ada yang jauh lebih anteng dan lebih pendiam daripada lainnya. Seiring berjalannya waktu, ternyata temanku yang paling anteng dan paling pendiam ini punya perasaan khusus padaku.
Nah, yang "enggak" banget itu adalah sikapku padanya. Walau dia salah satu dari teman yang dekat denganku saat kelas 1 SMA, tapi aku jarang banget bersikap manis padanya. Aku cenderung ketus dan jahat padanya. Bahkan tak jarang aku memanfaatkan perhatiannya padaku hanya untuk kepentinganku semata. Entah mengapa, mengetahui dia menyukaiku kok aku jadi sebel dan benci banget padanya. Padahal dulu sebelum ketahuan kalau dia suka padaku, sikapku padanya biasa-biasa aja sih. Kalau aku ditanya kenapa aku gak suka dia, terus terang aja aku gak tahu jawabnya. Pokoknya... gak suka aja, titik!
Mau tahu bagaimana sikapku yang yang "enggak" banget padanya waktu itu? Cekidot...
- Dia itu pinter, maka setiap ada PR Kimia dan aku tak bisa mengerjakannya aku cenderung memintanya untuk mengerjakan PR itu buatku. Dia juga telaten banget, makanya setiap ada PR membuat gambar dan meng-arsir tipis-tipis (entah aku lupa pelajaran apa dulu itu namanya ya?) aku (dengan senang hati) memintanya mengerjakannya. Herannya, dia tak pernah menolak dan selalu mengerjakannya untukku. *kejahatan no. #1 : memanfaatkan kebaikannya*
- Dia sering banget main ke rumahku sendiri (tanpa mengajak teman-teman yang lain). Tapi setiap kali dia datang, aku selalu bungkam seribu bahasa meskipun aku masih mau menemuinya (dengan terpaksa). Aku hanya bicara saat dia tanya. Itupun aku hanya menjawab pertanyaan-pertanyaannya secara singkat-singkat saja. Sampai-sampai suatu saat dia tanya begini padaku, "Reni kok diam saja? Padahal kan Reni biasanya banyak cerita. Kok sama aku Reni diam saja?" Dan, aku menjawab pertanyaan itu hanya dengan senyum malas. *kejahatan no. #2 : bersikap memusuhinya*
- Namun, jika saat dia pas datang ke rumah dan tiba-tiba teman lain datang juga ke rumah... sikapku lain lagi. Bukannya aku lantas bermanis-manis padanya, lho. Justru, aku malah asyik ngobrol dengan hebohnya dengan teman lain itu tanpa melibatkannya sama sekali. Seakan-akan dia gak ada di antara kami dan dalam obrolan kami! Herannya, dia tetap duduk tenang dan menjadi pendengar yang baik serta menikmati segala ocehanku yang riuh sekali *kejahatan no. #3 : menganggapnya gak ada*
- Saat kelas 2-3 kami berpisah kelas, namun dia rajin mampir ke kelasku saat jam istirahat tiba. Dia mampir sekedar untuk say hello padaku. Tapi, setiap kali dia masuk ke kelasku... aku selalu pura-pura tak melihatnya dan sibuk sendiri dengan teman-temanku yang lain di kelas. Atau kalaupun dia "menemukanku" duduk di bangkuku sendiri, dia akan mendekatiku untuk mengajak bicara. Tapi, lagi-lagi aku mendiamkannya. *Kejahatan no. #4 : mendiamkannya*
Nah, itu yang "enggak" banget tentang kelakuanku saat aku SMA dulu. Kini aku menyesal mengapa aku dulu sejahat itu padanya, lebih merasa bersalah lagi karena dia tak sekalipun marah dan benci padaku. Dia selalu baik padaku. Bahkan, saat dia mendapat beasiswa kuliah S1 di Amerika dia masih rajin menelponku untuk sekedar mengetahui kabarku. Dia juga pernah sekali menyempatkan diri mengunjungiku ke tempat kosku di Yogyakarta, saat dia berkesempatan pulang ke Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, rasa sebel dan benciku padanya berangsur menghilang... mungkin karena intensitas pertemuanku dan komunikasi di antara kami makin berkurang (jika dibandingkan SMA dulu). Setelah jarang bertemu, sikapku padanya jadi lebih "netral" dan manusiawi. Aku sudah "sadar" sepertinya. Mungkin juga karena aku tak lagi harus menghadapi sikapnya yang selalu manis padaku selama ini hehehe. *kok, di titik ini sepertinya yang aneh aku ya?* #garukgarukkepala. Walau aku tak lagi memusuhinya, tapi aku tetap gak bisa untuk "suka" padanya, karena dia bukan tipe yang aku suka.
Itu aja sih ceritaku tentang yang "enggak" banget waktu SMA dulu.
foto SMA yang "enggak" banget karena demi foto ini kami sampai bela-belain ke studio foto dengan background yang... ampun deh :(
Tulisan ini diikutsertakan dalam #KuisBukuneSGFD
Tulisan ini diikutsertakan dalam #KuisBukuneSGFD
saya rasa wajar Mbak kalo kita 'nggak suka' dan cenderung benci pada orang yang menyukai kita, karena sayapun mengalaminya. bukan karena apa, kan jaman segitu yang namanya anak SMA pacaran tergolong mereka yang berani dan jarang ada, jadi karena malu jika ketahuan atau gimana akhirnya munculah sikap sebel itu.
BalasHapusmungkin karena mbak reni ga terlalu suka diperhatikan lebih ya jadi begitu ya mbak...
BalasHapusmbak reni pasti yang berkacamata paling depan itu ya
Kasian ih udah suka malah dibenci sama yg suka. hihihi
BalasHapustapi namanya masih SMA kan masih alay. perasaannya suka aneh2 jg.
itu foto jadul bangets yahhh. hahaha
@Pakies >> mungkin juga spt itu penyebabnya mengapa aku jadi bisa sebel dan benci banget padanya, ya Pak?
BalasHapus@Puteriamirillis >> hahaha, sptnya gitu juga sih mbak. Tapi kok jadinya aneh ya? Kan biasanya orang (cewek apalagi) suka kali mendapat perhatian lebih. Lah.. itu fotonya berjajar mbak, yang paling depan yang mana? :D
@Meutia Halida >> Aku gak tahu kenapa aku bisa sejahat itu... gak maksud gitu sih sebenarnya, tapi nyatanya sikapku bisa jahat banget gitu ya?
Hahaha... fotonya emang jadul banget ya?
hihihihi...aku ketawa ketawa sendiri lihat fotonya Mbak...style studio foto jaman duluuuu banget yaaa
BalasHapussekarang kayaknya gak ada studio foto model kayak gitu lagi
aku juga punya foto dengan style seperti itu
Wah... Mbak pernah ngalami kejadian seperti ini juga ya
BalasHapusKasian juga dicuekin terus, kesabarannya tingkat tinggi!
BalasHapuskasihan banget ya dia...
BalasHapusminta like atau komentarnya disini ya, karena setiap like atau komentar anda memberikan kesempatan mendapatkan satu buah motor TVS Apache
Mbak Reni yg mana sih ? hihihihi
BalasHapusAmat nggak banget deh mbak Ren :D
BalasHapusBtw yang:
Nah, yang "enggak" banget itu adalah sikapku padanya. Walau dia salah satu dari teman yang dekat denganku saat kelas 1 SMA, tapi aku jarang banget bersikap manis padanya. Aku cenderung ketus dan jahat padanya. Bahkan tak jarang aku memanfaatkan perhatiannya padaku hanya untuk kepentinganku semata. Entah mengapa, mengetahui dia menyukaiku kok aku jadi sebel dan benci banget padanya. Padahal dulu sebelum ketahuan kalau dia suka padaku, sikapku padanya biasa-biasa aja sih. Kalau aku ditanya kenapa aku gak suka dia, terus terang aja aku gak tahu jawabnya. Pokoknya... gak suka aja, titik!
Banyak kejadiannya seperti ini. Kalo saya juga cenderung begitu. Pinginnya ya kalo sudah tahu kitanya gak suka ya jauh2 sana .. gitu ya mbak Ren? :D
@Elsa >> tuh kan... sudah kuduga, kalau fotonya pasti diketawain krn keliatan banget jadulnya hahaha
BalasHapus@Hariyanti Sukma >> Hehehe... iya mbak, aku ngalami juga kejadian spt itu
@Aura ide >> emang sih, dia sabar Pak
@Mas Huda >> entahlah kenapa aku dulu bisa jahat banget padanya
@Lieshadi >> masak gak tahu aku yang mana mbak?
@Mugniar >> bener mbak... andai dia gak "mepet" aku terus mungkin aku gak sebel banget padanya
sumpah mba, emang 'enggak banget'!..
BalasHapustp saya jg suka gt kok hihihi..
sy juga dulu wkt SMP pernah benci bgt sm seseorang tp kl ditanya alasan gak yau kenapa. Pokoknya benci. Kl skrg ingt lagi antara malu dan pengen ngikik :D
BalasHapushihihiii... ceritanya mak Reni asyik. aku juga pernah ngalamin tuh mak, cuma beda timing aja. pernah sebal juga gara2 dibaikin cowok seperti itu. lha gimana lagi, kejadiannya pas aku kelas IV SD, enggak banget kaann? :D tu cowok aneh banget, ada anak perempuan item jelek aja ditaksir wkwkwkkk...
BalasHapusTerima kasih udah ikutan kuisku ya mak, tunggu pengumumannya besok. Good luck.
masa - masa SMA memang paling indah dan sangat berkesan
BalasHapushuhuhuhuhuhu............sy mengerti perasaan cow itu mba huhuhuhuhhu....
BalasHapussampe lupa rasanya di tolak cew karena saking banyaknya wkwkwkwkwwkw itu ndableg namanya mba ya?!?!!?