Kehidupan rumah tangga dibangun oleh dua individu yang memiliki kepribadian berbeda. Oleh sebab itu, perlu ada upaya dari kedua belah pihak untuk tetap saling menghargai. Namun terkadang saat muncul berbagai masalah dalam rumah tangga, kedamaian dalam rumah tangga pun terusik. Dalam kondisi seperti itu akan mungkin muncul rasa marah, kecewa ataupun sakit hati yang dapat menimbulkan pertengkaran.
Hal seperti itu sangat mungkin terjadi pada rumah tangga siapa saja. Tak hanya pada pasangan yang baru menikah, namun bisa juga terjadi pada pasangan yang telah menikah bertahun-tahun. Itu makanya, ada pernikahan yang sudah berjalan puluhan tahun namun pada akhirnya diakhiri dengan perceraian karena diantara mereka tak lagi menemukan solusi menghadapi berbagai masalah dan pertengkaran yang terjadi.
Usia pernikahanku tahun ini akan memasuki tahun kelima belas. Selama 15 tahun pernikahan kami merasa masih terus menerus melakukan penyesuaian satu sama lain. Kami berdua adalah pribadi-pribadi yang dinamis. Seiring berjalannya waktu, dengan banyaknya pengalaman hidup yang kami dapatkan, bertambah luasnya lingkup pergaulan kami, pribadi kami pun berkembang. Kami tak lagi persis sama seperti 15 tahun yang lalu. Itulah makanya penyesuaian demi penyesuaian perlu terus kami lakukan.
Selama 15 tahun pernikahan, aku tak bisa mengatakan bahwa perjalanan rumah tangga yang kami lalui mulus tanpa hambatan. Sama seperti pasangan lainnya, rumah tangga kami juga pernah mengalami konflik dan pertengkaran. Namun, karena kami ingin terus bersama menjalani sisa hidup kami, maka kami pun harus mampu melewati semua masalah yang ada dengan sebaik-baiknya.
Memang setiap pasangan memiliki kiat-kiat tersendiri untuk menjaga keharmonisan rumah tangga. Ada begitu banyak kiat yang dianggap jitu, namun aku akan memilih cara sederhana untuk memperkuat tali cinta yaitu : jangan mempermasalahkan hal-hal kecil dengan pasangan kita.
Mengapa hal itu penting bagiku? Karena menurutku, dalam hidup ini banyak hal yang sebenarnya hanyalah masalah kecil tapi kita mengaggapnya sebagai masalah besar. Sebenarnya dengan mengganggap bahwa masalah-masalah tersebut memang kecil, kita akan mempunyai lebih banyak waktu untuk memikirkan hal-hal yang memang masalah besar.
Jika kita mampu mencegah pertengkaran kecil menjadi besar, kita dapat belajar untuk berdamai dengan diri sendiri dan belajar untuk lebih peduli. Sehingga kita dapat lebih fokus pada masa sekarang dan hubungan kita dengan orang lain pun menjadi lebih baik. Akhirnya, hati kita juga akan tenang.
Upaya yang daoat kita lakukan dengan tidak mempermasalahkan hal-hal kecil dengan pasangan kita antara lain :
Jadi menurutku, jika kita suka mempermasalahkan hal-hal kecil dengan pasangan kita maka kita telah melakukan hal yang justru memperburuk hubungan kita dengan pasangan. Apa yang aku tulis di atas hanya sebagian contoh kecil bagaimana cara kita tidak mempermasalahkan hal-hal kecil. Masih banyak cara lainnya tapi akan terlalu panjang jika disebutkan satu persatu.
Itulah, caraku untuk mencintai pasanganku sebagaimana aku ingin pasanganku mencintaiku dengan cara yang sama. Cara yang menurutku sederhana.
Hal seperti itu sangat mungkin terjadi pada rumah tangga siapa saja. Tak hanya pada pasangan yang baru menikah, namun bisa juga terjadi pada pasangan yang telah menikah bertahun-tahun. Itu makanya, ada pernikahan yang sudah berjalan puluhan tahun namun pada akhirnya diakhiri dengan perceraian karena diantara mereka tak lagi menemukan solusi menghadapi berbagai masalah dan pertengkaran yang terjadi.
Usia pernikahanku tahun ini akan memasuki tahun kelima belas. Selama 15 tahun pernikahan kami merasa masih terus menerus melakukan penyesuaian satu sama lain. Kami berdua adalah pribadi-pribadi yang dinamis. Seiring berjalannya waktu, dengan banyaknya pengalaman hidup yang kami dapatkan, bertambah luasnya lingkup pergaulan kami, pribadi kami pun berkembang. Kami tak lagi persis sama seperti 15 tahun yang lalu. Itulah makanya penyesuaian demi penyesuaian perlu terus kami lakukan.
Selama 15 tahun pernikahan, aku tak bisa mengatakan bahwa perjalanan rumah tangga yang kami lalui mulus tanpa hambatan. Sama seperti pasangan lainnya, rumah tangga kami juga pernah mengalami konflik dan pertengkaran. Namun, karena kami ingin terus bersama menjalani sisa hidup kami, maka kami pun harus mampu melewati semua masalah yang ada dengan sebaik-baiknya.
Memang setiap pasangan memiliki kiat-kiat tersendiri untuk menjaga keharmonisan rumah tangga. Ada begitu banyak kiat yang dianggap jitu, namun aku akan memilih cara sederhana untuk memperkuat tali cinta yaitu : jangan mempermasalahkan hal-hal kecil dengan pasangan kita.
Mengapa hal itu penting bagiku? Karena menurutku, dalam hidup ini banyak hal yang sebenarnya hanyalah masalah kecil tapi kita mengaggapnya sebagai masalah besar. Sebenarnya dengan mengganggap bahwa masalah-masalah tersebut memang kecil, kita akan mempunyai lebih banyak waktu untuk memikirkan hal-hal yang memang masalah besar.
Jika kita mampu mencegah pertengkaran kecil menjadi besar, kita dapat belajar untuk berdamai dengan diri sendiri dan belajar untuk lebih peduli. Sehingga kita dapat lebih fokus pada masa sekarang dan hubungan kita dengan orang lain pun menjadi lebih baik. Akhirnya, hati kita juga akan tenang.
Upaya yang daoat kita lakukan dengan tidak mempermasalahkan hal-hal kecil dengan pasangan kita antara lain :
- kita tak perlu berlebihan memberikan reaksi apabila kita dikritik oleh orang yang kita cintai (adalah hal biasa jika seseorang akan langsung "mempertahankan diri" ketika dikritik sehingga seringkali tanpa disadari kita akan membela diri secara berlebihan yang ujungnya justru akan memancing pertengkaran)
- Kita tak perlu menyimpan dendam dalam hati kita (dendam yang kita simpan justru akan membuat kita tidak tenang dan nyaman, sehingga sedikit banyak akan mempengaruhi sikap kita terhadap pasangan kita)
- Kita tak perlu memusingkan kebiasaan "aneh" pasangan kita, selama itu tidak merugikan siapa-siapa (karena sebagai individu, setiap orang pasti puna kebiasaan "aneh". Jika pasangan kita tak pernah mempermasalahkan kebiasaan "aneh" kita mengapa kita harus repot-repot mempermasalahkan kebiasaan "aneh" pasangan kita?)
- Menghindari rasa cemburu yang tak perlu (rasa cemburu akan mudah menumbuhkan prasangka di hati kita, sehingga akan mudah membuat masalah kecil berubah menjadi besar dalam sekejap)
- Berhenti membesar-besarkan kekurangan pasangan (kita pun pasti tak akan nyaman jika pasangan kita terus menerus membicarakan kekurangan kita bukan?)
Jadi menurutku, jika kita suka mempermasalahkan hal-hal kecil dengan pasangan kita maka kita telah melakukan hal yang justru memperburuk hubungan kita dengan pasangan. Apa yang aku tulis di atas hanya sebagian contoh kecil bagaimana cara kita tidak mempermasalahkan hal-hal kecil. Masih banyak cara lainnya tapi akan terlalu panjang jika disebutkan satu persatu.
Itulah, caraku untuk mencintai pasanganku sebagaimana aku ingin pasanganku mencintaiku dengan cara yang sama. Cara yang menurutku sederhana.
Happy Wedding Anniversary ke-8 untuk mbak Naqiyyah Syam dan suami tercinta. Semoga menjadi keluarga samara. Aamiin.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Give Away Ajari Aku Cinta
Tulisan ini diikutsertakan dalam Give Away Ajari Aku Cinta
Setuju, mbak. Memang tak seharusnya kita mempermasalahkan hal-hal kecil agar pernikahan langgeng. Berselisih pendapat pasti ada. beda interest & kebiasaan pasti ada.
BalasHapusKompromi kompromi dan kompromi.
jangan besarkan masalah kecil di rumah tangga, dan kecilkan segera masalah besarnya.
Moga langgeng pernikahannya, Sudah 15 tahun tentulah satu kebanggaan tersendiri.
Juga untuk mbak Naqiyyah Syam, selamat ultah pernikahan ke 8.
halo mba Reni,
BalasHapusbetul sekali apa yang mba tulis ini. terimakasih tips nya. kadang sebagai seorang pribadi kita sering terbawa ego. tapi begitu merenung, akhirnya kita lulus. Siapa Dia? Pasangan hidup kita, yang kita pilih sendiri. betul bukan?
selamat pagi n selamat beraktivitas mba.
@Susi Susindra >> Itu hanyalah salah satu tips bagi kita utk dapat menjaga pernikahan agar tidak terus menerus terjerumus dalam masalah, mbak
BalasHapus@Rika Willy >> memang terkadang ego kita berkuasa mbak, tapi sesegera mungkin kita harus ingat utk tidak meributkan hal2 kecil yang tak perlu ya?
Setuju banget mba, karena memang kadang hal kecil tersebutlah pemicu terjadinya permasalahan RT bahkan perceraian :D
BalasHapustemplatenya lagi diutak atik ya?
BalasHapuskadang ego (mungkin karena masih muda ya) lebih suka mencari-cari hal kecil untuk dipermasalahkan... ah, semoga kedewasaan bisa merubahnya.. :)
@SunDhe >> semoga kita bisa menghindarkan diri dari kebiasaan yang suka membesar-besarkan masalah ya?
BalasHapus@Arif Chasan >> ya benar seiring berjalannya waktu, dan makin dewasanya kita memandang hidup, kita akan mampu untuk mengatur ego kita :) Insya Allah
kalo saya biasanya bilang, batas toleransi mbak ...
BalasHapusselama masih bisa di tolerir ya ga jadi masalah, tapi kalo sampe menyentuh batas toleransi, ada 2 cara : batas toleransi yang di adjust atau ya partnership ga bisa diteruskan :)
thanks for sharing ya mbak ...
@Ei >> setuju sih mbak... memang jika apa yang terjadi itu sudah gak bisa ditolerir ya kita harus cari solusi terbaiknya :)
BalasHapusSetuju mbak, hal-hal kecil kalau diributkan bikin capek he he. Kalau memang ada hal yang keliatannya remeh tapi jadi ganjalan ya bilang aja terus terang, daripada diam tapi mengharap pasangan bisa membaca pikiran kita, apa yang bikin kesal hehe
BalasHapuskalo dibahas yang enak-enak gini, aku jadinya mau lepas jomblo langsung nikah aja, mbak
BalasHapusSetuju mbak.
BalasHapusSaya juga mempelajari satu hal selama berumah tangga sejauh ini:
Wanita itu ingin disayangi, Pria itu ingin dihormati.
harus banyak belajar dari yang senior neh.. hehehehe..
BalasHapustapi bener mbak, biasanya pertengkaran itu karena hal kecil dibesar-besarkan.. jadi mending jika masih kecil harus segera diselesaikan atau kalau gak dilupakan aja :)
@Heni Puspita >> nah bener sekali. Komunikasi itu sangat penting supaya tidak terjadi salah paham yang berbuntut pada keributan2 yang tak perlu karena hal sepele (salah paham)
BalasHapus@Seiri Hanako >> rumah tangga itu tetap aja ada enak dan tidak enaknya, tapi ngapain mikirin yang gak enak? Itu sama saja meributkan hal2 kecil yang gak perlu kan? So... buruan terima saja lamarannya hehehe *sok tahu*
@Ucha >> Nah ini juga bener... Tapi pria pun ingin disayangi dan wanita pun ingin dihormati (baca : dihargai) juga lo. Jadi "seimbang"
@Niee >> ayo sini merapat.. kita "belajar" sama2 hehehe
walau belon nikah hehe aku pernah tau rasanya bertengkar dgn pacar cuma gara2 hal kecil, itu juga yg bikin hubungan jadi gak romantis n akhirnya numpuk jadi ombak gede dan blaaar..buyar semuanya :) btw tq dah berbagi cerita yg manfaat mbak :)
BalasHapuslima belas tahun, bukanlah waktu yang singkat dalam membina sebuah kebersamaan dalam satu keluarga, semoga senantiasa menjadi keluarga yang dipersatukan karena cinta kasih,
BalasHapusselamat berlomba..semoga menjadi yang terbaik... :-)
Maaf artikel ini jadi masalah buat saya. Makanya sampean saya sindir-sindir di tulisan terbaru saya
BalasHapusMembesarkan masalah kecil ibarat mengipas-ngipas bara ya Mbak.Kipas terus akhirnya sanggup membakar rumah..Padahal besar-kecilnya suatu masalah hanya terdapat dalam pikiran kita. Begitu pikiran diatur dengan bijak, masalah kecil jadi bumbu pemanis rumah tangga.
BalasHapusSelamat ngontes Mbak. Semoga sukses :)
Mbaaaa...hebat euyy udah menghadapi kerasnya hidup bersama. aku baru mau 4 tahun, masih banyak banyak belajar niih...
BalasHapusselamat ngontes mba, semoga menang yaaa
subhanallah mbak...
BalasHapustulisan mbak Reni seperti pengingat utk kita semua... ^_^
semoga sukses GA nya yah mbak :-)
@Aulawi Ahmad >> karena sudah pernah punya pengalaman soal meributkan sesuatu karena hal2 kecil, jadi bisa paham kan maksudku di atas, meski belum nikah hehehe
BalasHapus@BlogS of Hariyanto >> Aamiin... terimakasih doanya utk keluargaku ya? Semoga rumah tangga yang dibangun Mas Hariyanto juga selalu dipersatukan rasa cinta. Aamiin.
@LAdanduters >> terimakasih sudah nyinggung artikel ini di postingannya ya?
@evi >> Bener mbak... spt itulah perumpamaan yang tepat. Memang semuanya tergantung pada pikiran kita juga sih :)
@violetya >> walau aku sudah 15 tahun tapi harus juga belajar dari yang baru 4 tahun lo :)
@Lyliana Thia >> terimakasih banyak mbak jika tulisan di atas bermanfaat :)
Wah, udah 15 tahun hebaat, makin mesra makin lengket
BalasHapusaku baru mau 14 taun mbaakkk..
BalasHapusso sweet deehh !