International Council of Museums (ICOM) menetapkan tanggal 18 Mei 2014 sebagai International Museum Day. Tema perayaan International Museum Day kali ini adalah "Museum Collections Make Connections". Berbagai museum-museum lain di seluruh dunia melakukan berbagai kegiatan atau event yang bertujuan untuk melakukan sosialisasi, promosi, sekaligus memberi hiburan kepada masyarakat luas.
Museum Nasional sebagai salah satu anggota ICOM pun tak luput ikut juga mendukung dan berpartisipasi. Maka, dalam rangka International Museum Day sekaligus perayaan hari jadi ke-236 Museum Nasional yang jatuh pada tanggal 24 April, Museum Nasional menggelar berbagai kegiatan dengan mengangkat tema “Museum Nasional Dulu, Kini dan Masa yang akan Datang”.
Berbagai kegiatan yang digelar oleh Museum Nasional itu antara lain:
Museum Nasional Masa Lalu, Kini dan Akan Datang
Dapat dikatakan bahwa Museum Nasional merupakan salah satu lembaga pelestarian warisan budaya tertua yang ada di Indonesia. Keberadaan Museum Nasional diawali dengan berdirinya suatu himpunan yang bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) yang didirikan oleh Pemerintah Belanda pada tanggal 24 April 1778. Lembaga ini merupakan sebuah lembaga independen yang didirikan dengan tujuan untuk memajukan penelitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan dengan semboyan “Ten Nutte van het Algemeen” (Untuk Kepentingan Masyarakat Umum).
Pada tahun 1862, Pemerintah Hindia-Belanda memutuskan untuk membangun sebuah gedung museum baru di Jalan Medan Merdeka Barat No. 12, setelah sebelumnya menempati rumah di Jalan Kalibesar dan di Jalan Majapahit No. 3. Keputusan untuk membangun gedung museum baru itu dilakukan karena semakin lama koleksi BG semakin banyak sehingga memerlukan tempat yang lebih besar. Baru pada tahun 1868 gedung museum ini dibuka untuk umum.
Museum Royal Batavian Society of Arts and Sciences Batavia (sekarang Museum Nasional) pada tahun 1900-an (credit)
Bangunan lama Museum Nasional credit
Sejak awal didirikan, para ahli atau kuratornya sudah menjalin koneksi dengan para ahli atau kurator dari berbagai negara. Mereka selalu bertukar informasi tentang koleksi yang mereka miliki juga tentang perkembangan hasil-hasil penelitian yang kemudian berlanjut kepada pertukaran objek hasil penelitian.
Koneksi yang telah dibangun sekian lama sejak masa didirikannya museum itu membuat Museum Nasional mengelola banyak sekali benda warisan budaya masa lalu. Bukan saja warisan budaya Indonesia, melainkan juga warisan budaya negara-negara lain baik Asia Tenggara, Asia, Australia, bahkan Eropa.
Koleksi yang dikelola Museum Nasional ada juga yang berupa koleksi keramik asing. Koleksi tersebut meskipun berasal dari mancanegara, tetapi seluruhnya ditemukan di wilayah Nusantara. Hal ini menunjukkan bukti sejarah yang sangat penting tentang adanya koneksi atau hubungan antara Indonesia dengan negara lain, baik dalam aspek sosial-budaya, politik, maupun ekonomi.
Selain itu, koleksi yang dimiliki oleh Museum Nasional merupakan salah satu koneksi yang masih ada, yang menghubungkan masyarakat masa kini dengan masa lalu. Itu sebabnya Pemerintah perlu untuk menyelamatkan dan melestarikan benda warisan budaya bangsa Indonesia yang ada di dalam museum. Saat ini koleksi yang dikelola berjumlah 141.899 benda, terdiri atas tujuh jenis koleksi yaitu prasejarah, arkeologi, keramik, numismatik-heraldik, sejarah, etnografi, dan geografi.
Mahkota Sultan Banten (credit)
Arca Adityawarman sebagai Bhairawa, salah satu kekayaan koleksi masa Hindu-Buddha (credit)
Koleksi topeng (credit)
Perahu tradisional (credit)
Boneka Nini Thowok berumur sangat tua, dipakai dalam permainan untuk memanggil roh gaib (credit)
Peraduan kuno (credit)
Seperangkat Gamelan Jawa (credit)
Koleksi gerabah / guci antik (credit)
Koleksi keris (credit)
Kini, Museum Nasional bukan hanya berfokus membangun koneksi dengan para ahli atau kurator dari berbagai museum di berbagai negara untuk meningkatkan jumlah koleksi mereka. Namun, Museum Nasional kini juga tengah membangun koneksi dengan masyarakat selaku pengunjung museum, agar makin banyak masyarakat yang datang berkunjung ke museum.
Itu sebabnya, kini Museum Nasional tengah berupaya keras menanggalkan kesan angker dan kumuh pada bangunannya. Sudah sejak beberapa tahun terakhir ini Museum Nasional sedang giat mengembangkan bangunan sekaligus mempercantik gedungnya. Bahkan kini hadirnya patung karya perupa Nyoman Nuarta di halaman Museum Nasional telah membuat wajah baru Museum Nasional terasa lebih "modern".
Bangunan Baru Museum Indonesia (credit)
Beberapa bangunan baru membuat Museum Nasional lebih luas dan megah (credit)
Tampilan Gedung Arca yang megah (credit)
Patung karya Nyoman Nuarta yang membuat Museum Nasional tampak "modern"credit
Di masa yang akan datang, diharapkan pengelolaan Museum Nasional akan jauh lebih modern lagi. Sehingga pemeliharaan dan pengamanan barang koleksi benar-benar dapat dilaksanakan dengan baik. Selain itu pengelolaan museum juga jauh lebih modern dan tertata, sehingga mampu menarik lebih banyak pengunjung. Memanfaatkan internet untuk sosialisasi kegiatan dan juga barang-barang koleksi museum akan lebih mendekatkan museum dengan masyarakat. Akan lebih bagus lagi jika museum mampu melibatkan berbagai elemen masyarakat atau berbagai lembaga untuk melakukan berbagai kegiatan di dalam museum.
Mengingat bahwa Museum Nasional bukan saja sebagai pusat rekreasi tetapi juga sebagai sebuah lembaga studi warisan budaya dan pusat informasi edukatif kultural, maka sangat penting untuk mengenalkan museum pada anak-anak dan generasi muda. Melalui benda-benda warisan budaya masa lalu, para generasi muda akan banyak belajar demi masa depan yang lebih baik tanpa melupakan sejarah masa lalu.
Museum Nasional
Jl. Merdeka Barat 12, Jakarta Pusat (lihat Peta Wisata Jakarta)
Telp 021 3868172, Fax: 021 3447778
Situsweb: www.museumnasional.or.id
GPS: -6.176162,106.822418.
Jam buka:
Selasa s/d Jumat 08.00-16.00
Sabtu – Minggu 08.00-17.00
Ruang Khasanah Emas ditutup satu jam sebelum waktu tutup museum
Senin, hari besar nasional museum tutup
Tiket Masuk:
Dewasa Rp 5.000; Anak-anak Rp 2.000
Pengunjung Rombongan (minimal 20 orang) Dewasa Rp 3.000; Anak-anak Rp 1.000
Wisatawan mancanegara Rp 10.000
Referensi:
http://www.museumnasional.or.id/
http://236museumnasionalindonesia.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Nasional_Indonesia/
http://thearoengbinangproject.com/museum-nasional-jakarta/
Museum Nasional sebagai salah satu anggota ICOM pun tak luput ikut juga mendukung dan berpartisipasi. Maka, dalam rangka International Museum Day sekaligus perayaan hari jadi ke-236 Museum Nasional yang jatuh pada tanggal 24 April, Museum Nasional menggelar berbagai kegiatan dengan mengangkat tema “Museum Nasional Dulu, Kini dan Masa yang akan Datang”.
Berbagai kegiatan yang digelar oleh Museum Nasional itu antara lain:
- Partisipasi Pameran Promosi Museum Nasional dalam rangka Jakarta Festival Museum Day: merupakan ajang promosi bagi museum yang berada di Provinsi DKI Jakarta sekaligus forum komunikasi antar museum.
- Pameran “Potret Museum Nasional Dulu, Kini dan Akan Datang”: untuk memberikan gambaran seutuhnya tentang Museum Nasional sejak dari saat berdirinya hingga masa mendatang.
- Pertunjukan Kesenian: yang akan dilakukan oleh masyarakat dan untuk masyarakat.
- Pertunjukan Film: Akan menayangkan film – film pilihan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mengandung nilai-nilai pendidikan, kemanusiaan, dan menjunjung tinggi moral dan akhlak.
- Pertunjukan Video Mapping
- Demontrasi dan Workshop Kreatifitas Budaya (Batik, wayang, seni kriya): Untuk demo kreativitas budaya akan ditampilkan peragaan pembuatan wayang dan batik, demikian pula pada aktivitas workshop yang akan diikuti oleh para siswa. Untuk workshop seni kriya akan menampilkan mencungkil kayu sebagai tambahan pengetahuan siswa – siswi.
- Lomba Penulisan Essai: dengan tema ”Museum Nasional Masa Lalu, Kini, dan Akan Datang”, yang mengacu pada tema “Museum Collections Make Connections”.
- Lomba Pembuatan Komik: dengan tema ”Museum Nasional Masa Lalu, Kini, dan Akan Datang”, yang mengacu pada tema “Museum Collections Make Connections”.
- Seminar “Kekunaan" Singhasari: dengan menghadirkan pembicara-pembicara yang ahli di dalam Sejarah Kuno Indonesia atau pun ahli kepurbakalaan baik dari dalam maupun luar negeri.
- Gebyar Festival 236 Tahun MNI dan Hari Museum Internasional: Pada acara puncak ini akan dilaksanakan suatu pergelaran kesenian baik tradisional, modern ataupun perpaduan dari keduanya. Aktivitas penting pada hari ini adalah pemberian hadiah bagi para pemenang lomba kreativitas festival.
Museum Nasional Masa Lalu, Kini dan Akan Datang
Dapat dikatakan bahwa Museum Nasional merupakan salah satu lembaga pelestarian warisan budaya tertua yang ada di Indonesia. Keberadaan Museum Nasional diawali dengan berdirinya suatu himpunan yang bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) yang didirikan oleh Pemerintah Belanda pada tanggal 24 April 1778. Lembaga ini merupakan sebuah lembaga independen yang didirikan dengan tujuan untuk memajukan penelitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan dengan semboyan “Ten Nutte van het Algemeen” (Untuk Kepentingan Masyarakat Umum).
Pada tahun 1862, Pemerintah Hindia-Belanda memutuskan untuk membangun sebuah gedung museum baru di Jalan Medan Merdeka Barat No. 12, setelah sebelumnya menempati rumah di Jalan Kalibesar dan di Jalan Majapahit No. 3. Keputusan untuk membangun gedung museum baru itu dilakukan karena semakin lama koleksi BG semakin banyak sehingga memerlukan tempat yang lebih besar. Baru pada tahun 1868 gedung museum ini dibuka untuk umum.
Museum Royal Batavian Society of Arts and Sciences Batavia (sekarang Museum Nasional) pada tahun 1900-an (credit)
Bangunan lama Museum Nasional credit
Sejak awal didirikan, para ahli atau kuratornya sudah menjalin koneksi dengan para ahli atau kurator dari berbagai negara. Mereka selalu bertukar informasi tentang koleksi yang mereka miliki juga tentang perkembangan hasil-hasil penelitian yang kemudian berlanjut kepada pertukaran objek hasil penelitian.
Koneksi yang telah dibangun sekian lama sejak masa didirikannya museum itu membuat Museum Nasional mengelola banyak sekali benda warisan budaya masa lalu. Bukan saja warisan budaya Indonesia, melainkan juga warisan budaya negara-negara lain baik Asia Tenggara, Asia, Australia, bahkan Eropa.
Koleksi yang dikelola Museum Nasional ada juga yang berupa koleksi keramik asing. Koleksi tersebut meskipun berasal dari mancanegara, tetapi seluruhnya ditemukan di wilayah Nusantara. Hal ini menunjukkan bukti sejarah yang sangat penting tentang adanya koneksi atau hubungan antara Indonesia dengan negara lain, baik dalam aspek sosial-budaya, politik, maupun ekonomi.
Selain itu, koleksi yang dimiliki oleh Museum Nasional merupakan salah satu koneksi yang masih ada, yang menghubungkan masyarakat masa kini dengan masa lalu. Itu sebabnya Pemerintah perlu untuk menyelamatkan dan melestarikan benda warisan budaya bangsa Indonesia yang ada di dalam museum. Saat ini koleksi yang dikelola berjumlah 141.899 benda, terdiri atas tujuh jenis koleksi yaitu prasejarah, arkeologi, keramik, numismatik-heraldik, sejarah, etnografi, dan geografi.
Mahkota Sultan Banten (credit)
Arca Adityawarman sebagai Bhairawa, salah satu kekayaan koleksi masa Hindu-Buddha (credit)
Koleksi topeng (credit)
Perahu tradisional (credit)
Boneka Nini Thowok berumur sangat tua, dipakai dalam permainan untuk memanggil roh gaib (credit)
Peraduan kuno (credit)
Seperangkat Gamelan Jawa (credit)
Koleksi gerabah / guci antik (credit)
Koleksi keris (credit)
Kini, Museum Nasional bukan hanya berfokus membangun koneksi dengan para ahli atau kurator dari berbagai museum di berbagai negara untuk meningkatkan jumlah koleksi mereka. Namun, Museum Nasional kini juga tengah membangun koneksi dengan masyarakat selaku pengunjung museum, agar makin banyak masyarakat yang datang berkunjung ke museum.
Itu sebabnya, kini Museum Nasional tengah berupaya keras menanggalkan kesan angker dan kumuh pada bangunannya. Sudah sejak beberapa tahun terakhir ini Museum Nasional sedang giat mengembangkan bangunan sekaligus mempercantik gedungnya. Bahkan kini hadirnya patung karya perupa Nyoman Nuarta di halaman Museum Nasional telah membuat wajah baru Museum Nasional terasa lebih "modern".
Bangunan Baru Museum Indonesia (credit)
Beberapa bangunan baru membuat Museum Nasional lebih luas dan megah (credit)
Tampilan Gedung Arca yang megah (credit)
Patung karya Nyoman Nuarta yang membuat Museum Nasional tampak "modern"credit
Di masa yang akan datang, diharapkan pengelolaan Museum Nasional akan jauh lebih modern lagi. Sehingga pemeliharaan dan pengamanan barang koleksi benar-benar dapat dilaksanakan dengan baik. Selain itu pengelolaan museum juga jauh lebih modern dan tertata, sehingga mampu menarik lebih banyak pengunjung. Memanfaatkan internet untuk sosialisasi kegiatan dan juga barang-barang koleksi museum akan lebih mendekatkan museum dengan masyarakat. Akan lebih bagus lagi jika museum mampu melibatkan berbagai elemen masyarakat atau berbagai lembaga untuk melakukan berbagai kegiatan di dalam museum.
Mengingat bahwa Museum Nasional bukan saja sebagai pusat rekreasi tetapi juga sebagai sebuah lembaga studi warisan budaya dan pusat informasi edukatif kultural, maka sangat penting untuk mengenalkan museum pada anak-anak dan generasi muda. Melalui benda-benda warisan budaya masa lalu, para generasi muda akan banyak belajar demi masa depan yang lebih baik tanpa melupakan sejarah masa lalu.
*****
Museum Nasional
Jl. Merdeka Barat 12, Jakarta Pusat (lihat Peta Wisata Jakarta)
Telp 021 3868172, Fax: 021 3447778
Situsweb: www.museumnasional.or.id
GPS: -6.176162,106.822418.
Jam buka:
Selasa s/d Jumat 08.00-16.00
Sabtu – Minggu 08.00-17.00
Ruang Khasanah Emas ditutup satu jam sebelum waktu tutup museum
Senin, hari besar nasional museum tutup
Tiket Masuk:
Dewasa Rp 5.000; Anak-anak Rp 2.000
Pengunjung Rombongan (minimal 20 orang) Dewasa Rp 3.000; Anak-anak Rp 1.000
Wisatawan mancanegara Rp 10.000
Referensi:
http://www.museumnasional.or.id/
http://236museumnasionalindonesia.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Nasional_Indonesia/
http://thearoengbinangproject.com/museum-nasional-jakarta/
Salut dengan kepiawaian Jeng Reni meramu sajian apik. Sukses dalam lomba blog ya Jeng. Museum ibarat jembatan koneksi masa lalu dan masa kini....
BalasHapusMbak Prih terlalu memuji... sebenarnya tulisan di atas kalah keren lho dibandingkan peserta2 lainnya :)
Hapuswow,...lengkap banget mbak. Semoga sukses dgn lombanya ya mba :)
BalasHapusahhh..... baca ini makin jatuh cinta aja sama museum
BalasHapusterakhir main ke museum di surabaya pas SD waktu ada study tour :D
BalasHapuskalo ke museum kontemporer di jakarta, tahun lalu. belum pernah masuk ke museum nasional itu mak... patut dijadikan destinasi nih :D
sukses blog competitionnya yaa
seperti berjalan menelusuri lorong waktu kalau ke museum nasional :)
BalasHapusWaah sebuah artikel yang sangat menginspirasi, Mbak Reni,
BalasHapusSalam kenal yaaa
saya baru tahu kalo ada International Museum Day :)
BalasHapusMak Reni, maukah menerima Liebster Award dariku?
BalasHapusbisa cek disini ya......... http://emisyofyan.blogspot.com/2014/05/liebster-award-dariku-untukmu.html
makasih...:)
saya mau ikutan nggak sempet, padahal sudah mbayangin menang hihi
BalasHapusMAaaaak, serius daaaah,,,dirimu keren banget kalau untuk menuliskan hal-hal yang seperti ini, sukses yo Mak
BalasHapusMuseum yang dikelola harus dirawat dan dijaga dengan baik ya mbak, salam kenal
BalasHapusternyata tdk mahal ya masuk musium itu
BalasHapus