Tahun 1994 aku KKN di sebuah desa di ujung selatan Kabupaten Purworejo, tepatnya di Desa Kertojayan, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Bagian selatan desa langsung berbatasan dengan laut selatan. Sementara wilayah barat desa ini berbatasan dengan Kabupaten Kebumen.
Dulu, saat aku KKN di sana... kondisi desa ini masih jauh tertinggal dengan desa-desa lainnya. Listrik belum masuk ke desa itu. Trus, MCK satu-satunya yang ada di desa itu terletak di belakang balai desa (yang kebetulan ada di depan rumah pak Kades, tempat kami ditampung selama KKN).
beginilah kondisi rumah-rumah di Desa Kertojayan kala itu
Nah..., bisa dibayangkan to bagaimana sepinya hari-hari yang harus kulalui bersama dengan teman-teman KKN lainnya? Terus terang, awalnya kami stress juga sih saat mengetahui kondisi desa yang sangat "terbelakang" itu. Namun, seiring berjalannya waktu, kami malah merasakan damai yang luar biasa, apalagi masyarakat desa begitu hangat menerima kami di sana. Kami betah sekali di sana!
Salah satu hal yang membuat kami jadi semakin betah di sana adalah... pantainya yang indah. Sebut saja nama pantainya adalah Pantai Kertojayan, karena saat itu kami tak tahu dan tak diberitahu soal nama pantai yang indah itu. Namun, berdasarkan ingatanku, memang tak ada satupun dari kami (peserta KKN) yang ngotot pengen tahu nama pantainya hehehe. Bagi kami... yang penting adalah pantainya sangat indah. Titik. (^_^)
Yang mengasyikkan, kami dapat sewaktu-waktu datang ke pantai karena jaraknya yang sangat dekat dari rumah pak Kades. Untuk mencapai pantai itu, kami hanya butuh berjalan melalui tanaman tebu kurang lebih 15 menit. Dan, begitu kami "terbebas" dari tanaman tebu... di depan mata kami sudah terbentang pantai sepanjang 4km yang luar biasa cantik!
ombak yang besar dan pasir yang berwarna hitam sungguh mempesona
lihat... bersih kan pantainya?
Yang membuat pantai itu sangat indah tentu saja karena pantai itu masih perawan. Pasirnya hitam, ombaknya cukup besar dan yang terpenting... masih sangat bersih! Wisatawan belum ada yang datang kesana. Hal itu dimaklumi karena sebagian besar jalan menuju Desa kertojayan masih berpasir dan berbatu. Bahkan, kalau musim hujan akses menuju kecamatan dan desa terdekat terputus karena jalan terendam air.
Pantai itu nyaris sepi... bahkan kami tak melihat adanya perahu nelayan di pantai itu. Karena saat itu penduduk sepertinya memilih menjadi petani tebu daripada nelayan. Sementara saat ini, dari kabar yang aku comot di sini, di Kertojayan sudah ada tempat pelelangan ikan (yang pastinya banyak perahu-perahu nelayan di bibir pantainya) walaupun belum berkembang karena hasil tangkapan ikannya juga belum banyak.
Desa Kertojayan dengan pantainya benar-benar sangat kerindukan. Bukan saja karena keindahannya, namun aku juga merindukan kebersamaanku dengan semua teman-teman KKN-ku. Entah, dimana mereka sekarang ini. Mbak Endang, Bang Rudi, Mas Benny, Mas Supri, mas Tanto... where are you now? Mungkinkah di antara kalian ada yang merindukan Kertojayan dan kebersamaan kita yang indah pada saat itu?
Aaahhh... sampai kapanku kenangan akan Kertojayan yang indah, tenang dan sepi tak akan pernah aku lupakan. Kehangatan, keramahan dan kerukunan antara sesama peserta KKN dan antara penduduk desa dengan kami... semuanya terlalu indah untuk dilupakan. Bahkan, sampai kini aku masih menyimpan harapan agar kelak suatu saat nanti, aku masih dapat kesana suatu hari nanti. Sekedar untuk melepaskan rindu yang sangat menggebu....
“A Place to Remember Giveaway”
Dulu, saat aku KKN di sana... kondisi desa ini masih jauh tertinggal dengan desa-desa lainnya. Listrik belum masuk ke desa itu. Trus, MCK satu-satunya yang ada di desa itu terletak di belakang balai desa (yang kebetulan ada di depan rumah pak Kades, tempat kami ditampung selama KKN).
beginilah kondisi rumah-rumah di Desa Kertojayan kala itu
Nah..., bisa dibayangkan to bagaimana sepinya hari-hari yang harus kulalui bersama dengan teman-teman KKN lainnya? Terus terang, awalnya kami stress juga sih saat mengetahui kondisi desa yang sangat "terbelakang" itu. Namun, seiring berjalannya waktu, kami malah merasakan damai yang luar biasa, apalagi masyarakat desa begitu hangat menerima kami di sana. Kami betah sekali di sana!
Salah satu hal yang membuat kami jadi semakin betah di sana adalah... pantainya yang indah. Sebut saja nama pantainya adalah Pantai Kertojayan, karena saat itu kami tak tahu dan tak diberitahu soal nama pantai yang indah itu. Namun, berdasarkan ingatanku, memang tak ada satupun dari kami (peserta KKN) yang ngotot pengen tahu nama pantainya hehehe. Bagi kami... yang penting adalah pantainya sangat indah. Titik. (^_^)
Yang mengasyikkan, kami dapat sewaktu-waktu datang ke pantai karena jaraknya yang sangat dekat dari rumah pak Kades. Untuk mencapai pantai itu, kami hanya butuh berjalan melalui tanaman tebu kurang lebih 15 menit. Dan, begitu kami "terbebas" dari tanaman tebu... di depan mata kami sudah terbentang pantai sepanjang 4km yang luar biasa cantik!
ombak yang besar dan pasir yang berwarna hitam sungguh mempesona
lihat... bersih kan pantainya?
Yang membuat pantai itu sangat indah tentu saja karena pantai itu masih perawan. Pasirnya hitam, ombaknya cukup besar dan yang terpenting... masih sangat bersih! Wisatawan belum ada yang datang kesana. Hal itu dimaklumi karena sebagian besar jalan menuju Desa kertojayan masih berpasir dan berbatu. Bahkan, kalau musim hujan akses menuju kecamatan dan desa terdekat terputus karena jalan terendam air.
Pantai itu nyaris sepi... bahkan kami tak melihat adanya perahu nelayan di pantai itu. Karena saat itu penduduk sepertinya memilih menjadi petani tebu daripada nelayan. Sementara saat ini, dari kabar yang aku comot di sini, di Kertojayan sudah ada tempat pelelangan ikan (yang pastinya banyak perahu-perahu nelayan di bibir pantainya) walaupun belum berkembang karena hasil tangkapan ikannya juga belum banyak.
Desa Kertojayan dengan pantainya benar-benar sangat kerindukan. Bukan saja karena keindahannya, namun aku juga merindukan kebersamaanku dengan semua teman-teman KKN-ku. Entah, dimana mereka sekarang ini. Mbak Endang, Bang Rudi, Mas Benny, Mas Supri, mas Tanto... where are you now? Mungkinkah di antara kalian ada yang merindukan Kertojayan dan kebersamaan kita yang indah pada saat itu?
Aaahhh... sampai kapanku kenangan akan Kertojayan yang indah, tenang dan sepi tak akan pernah aku lupakan. Kehangatan, keramahan dan kerukunan antara sesama peserta KKN dan antara penduduk desa dengan kami... semuanya terlalu indah untuk dilupakan. Bahkan, sampai kini aku masih menyimpan harapan agar kelak suatu saat nanti, aku masih dapat kesana suatu hari nanti. Sekedar untuk melepaskan rindu yang sangat menggebu....
“A Place to Remember Giveaway”
Wuih ... foto tahun 94, Mak? Kalo liat sekarang jadi antik ya .. antik gambarnya, antik dandanannya :)
BalasHapusHahaha... ini judulnya pameran foto antik Mak Niar.... dandanannya pun tak kalah antik :D
HapusKKN memang selalu punya kesan yang nggak terlupakan ya, tahun kemarin juga saya baru ikut KKN :)
BalasHapusJadi sekarang sedang fokus ke skripsi ya? Semoga cepat lulus... Aamiin.
HapusOh, dulu Pakies di Bondowoso ya? Emang masa2 KKN itu tak akan terlupakan yaa...
BalasHapusIya masa 3 bulan hidup di desa yang masih "tertinggal" itu ternyata ada indahnya juga ya Pak... :D
Jadi seperti pantai tersembunyi ^^ berarti Indonesia memang memiliki persediaan tempat wisata yang belum terjamah ya mba
BalasHapusIyaaa... pantainya tertutup ladang tebu saat itu. Jadi kalau mau ke pantai harus lewat di antara tanaman tebu :D
HapusMungkin sekarang tanaman tebu itu sudah tak ada lagi...
benar-benar kenangan yang tak terlupakan, 20 tahun yang lalu, masih saja tersimpan rapi di dalam memori kepala, tertuang indah dalam bentuk tulisan.
BalasHapussukses di GA-nya mbak.
wah iya yaa... sudah 20 tahun berlalu ternyata. Pantas aja itu foto kelihatan jadul bangeet... padahal rasanya baru beberapa tahun yang lalu lho hahaha
HapusWalaupun desanya sederhana namun kenangan yang dibawa dari sana indah kan Mbak Reni. Sukses ya dengan ngontesnya :)
BalasHapusIya mak... kenangan indah ternyata bisa dihadirkan oleh sebuah desa yang sederhana banget :)
Hapusfoto yang ada rumahnya memperlihatkan keindahan dan ketenangan alam desa
BalasHapusIya, rumahnya emang sederhana banget. Dinding dari sesek (bambu yang dianyam), lantainya masih tanah... tapi nyaman banget disana :)
HapusKKN itu memang penuh kenangan ya... Saya jadi ingat cerita KKN suami yg mana tempatnya juga di desa yg sangat terbatas, tapi memiliki kenangan tersendiri
BalasHapusBegitulah Mak Santi, padahal dulu pas mau berangkat KKN tuh rasanya udah serem aja... apalagi membayangkan keadaan desanya yang serba terbatas, tapi ternyata asyik aja. Malah saking enaknya hidup santai di desa, pas balik ke yogya skripsi gak aku kerjakan selama berbulan-bulan, masih pengen nyantai terus hahaha
BalasHapusAku dulu pas KKN dapet Jepara yg deket jalan besar Mba, tiap seminggu sekali pulang ke Semarang naik brompit sendiri hehehe...nggak berasa klo lagi KKN, kecuali kalo pas iseng pengin main ke tempat2 teman2 yg ada di desa. Dulu aku nongkrong di pos korcam soale Mba.
BalasHapusTerima kasih telah berpartisipasi di GA ini, good luck.