Judul : Macaroon Love : Cinta Berjuta Rasa
Pengarang : Winda Krisnadefa
Penerbit : Qanita
Cetakan : I (Maret 2013)
Halaman : 264 halaman
Harga : Rp. 47.000
Tokoh utama dalam novel ini adalah gadis berumur 24 tahun yang berkepribadian unik. Namanya Magali. Baginya, menjadi berbeda dari orang kebanyakan adalah sebuah kepuasan. Dia tak ingin tampil “seragam” seperti wanita pada umumnya. Dia tak menyukai memakai aksesoris, tak suka sepatu tapi sangat suka sandal, tak suka jeans tapi suka celana pendek selutut. Dia sering tampil dengan rambut berantakan daripada tersisir rapi. Begitulah Magali, seorang gadis yang cenderung pesimis dan sinis dalam menjalani hidup.
Kisah Magali berputar pada 3 hal : nama, makanan dan cinta. Pertama soal nama. Sejak kecil Magali sangat membenci namanya. Menurutnya, nama anehnya adalah penyebab utama keanehan lain pada dirinya. Bahkan, “ritual” tahunan Magali adalah mengatakan : “Andai namaku bukan Magali” di atas kue ulang tahunnya.
Kedua adalah makanan. Magali adalah pecinta makanan. Kebetulan Jodhi, ayahnya, adalah koki kapal pesiar. Setiap pulang cuti ayahnya selalu membawa pulang majalah kuliner. Melalui majalah itulah Magali mendapatkan pengetahuan luas soal dunia kulinari. Berkat pengetahuannya itu, Magali berhasil diterima sebagai food writer.
Meskipun pecinta makanan, tapi Magali tak menyukai pekerjaannya sebagai food writer. Dia merasa tertekan karena terpaksa harus berbohong dalam tulisannya. Seleranya soal makanan memang berbeda dari orang kebanyakan. Dia suka bereksperimen dan mengkombinasikan makanan dengan cara yang "tidak biasa" misalnya makan kentang goreng dengan es krim.
Hal ketiga adalah cinta. Akhirnya, berkat namanya dan makanan, hidup mengantarnya pada seorang laki-laki yang mencintainya dengan segala keunikannya. Hanya saja, Magali yang terbiasa pesimis, sinis dan hidup dalam dunianya sendiri itu, merasa tidak nyaman dengan perubahan yang terjadi.
Aku biasanya kurang bisa menikmati novel cinta. Itu sebabnya semula aku kurang antusias menyambut novel ini karena mengira akan menemukan rasa yang sama seperti novel cinta lainnya. Ternyata, perkiraanku salah! Novel karya Winda Krisnadefa ini telah memberikan rasa yang berbeda. Pembeda terbesarnya adalah topik soal makanan yang lebih mendominasi. Aku tak pernah membaca sebuah novel yang banyak mengulas makanan seperti novel ini sebelumnya.
Tak bisa melepaskan pandangan dari Macaroon Love, bahkan saat minum sekalipun
Yang menjadi nilai plus novel ini menurutku adalah penulis mampu menggambarkan dunia kulinari dengan cukup baik. Pembaca diajak mengenal lebih banyak tentang dunia kulinari, misalnya : macaroon. Sebelumnya, aku belum banyak tahu soal macaroon apalagi “master chef”-nya. Berkat novel ini, aku berburu informasi tentang macaroon. Dan, aku takjub saat menemukan Adriano Zumbo sang master macaroon asal Australia dan juga macaroon hasil karyanya!
Adriano Zumbo yang "master makaroon" dari Australia
Macaroon hasil karya Adriano Zumbo
Singkat kata, novel ini enak dibaca. Editingnya rapi, bahasanya ringan, cerita mengalir dan enak diikuti walau beberapa kali ceritanya berputar ke masa lalu. Namun, endingnya masih mudah ditebak. Tapi untuk sebuah novel cinta tak banyak pilihan ending yang bisa ditawarkan kurasa. Tak berlebihan jika novel ini jadi naskah unggulan lomba penulisan romance Qanita dan jadi The Most Wanted Book.
Penampilan novel ini menarik dengan cover warna pastel serta tumpukan macaroon warna-warni dan sepotong cinta di puncaknya. Sebuah tangga di samping macaroon menuju cinta sudah menggambarkan isi novel ini. Selain itu nuansa warna hijau dengan tebaran cupcakes disana-sini memberikan rasa yang berbeda dan memperkental "aroma" makanan dalam novel ini.
Bagiku, yang kurang pada novel ini hanya satu, yaitu tak dilengkapi pembatas buku-nya. (^_^)
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Review Macaroon Love Bersama Smartfren dan Mizan
Kisah Magali berputar pada 3 hal : nama, makanan dan cinta. Pertama soal nama. Sejak kecil Magali sangat membenci namanya. Menurutnya, nama anehnya adalah penyebab utama keanehan lain pada dirinya. Bahkan, “ritual” tahunan Magali adalah mengatakan : “Andai namaku bukan Magali” di atas kue ulang tahunnya.
Kedua adalah makanan. Magali adalah pecinta makanan. Kebetulan Jodhi, ayahnya, adalah koki kapal pesiar. Setiap pulang cuti ayahnya selalu membawa pulang majalah kuliner. Melalui majalah itulah Magali mendapatkan pengetahuan luas soal dunia kulinari. Berkat pengetahuannya itu, Magali berhasil diterima sebagai food writer.
Meskipun pecinta makanan, tapi Magali tak menyukai pekerjaannya sebagai food writer. Dia merasa tertekan karena terpaksa harus berbohong dalam tulisannya. Seleranya soal makanan memang berbeda dari orang kebanyakan. Dia suka bereksperimen dan mengkombinasikan makanan dengan cara yang "tidak biasa" misalnya makan kentang goreng dengan es krim.
Hal ketiga adalah cinta. Akhirnya, berkat namanya dan makanan, hidup mengantarnya pada seorang laki-laki yang mencintainya dengan segala keunikannya. Hanya saja, Magali yang terbiasa pesimis, sinis dan hidup dalam dunianya sendiri itu, merasa tidak nyaman dengan perubahan yang terjadi.
********
Aku biasanya kurang bisa menikmati novel cinta. Itu sebabnya semula aku kurang antusias menyambut novel ini karena mengira akan menemukan rasa yang sama seperti novel cinta lainnya. Ternyata, perkiraanku salah! Novel karya Winda Krisnadefa ini telah memberikan rasa yang berbeda. Pembeda terbesarnya adalah topik soal makanan yang lebih mendominasi. Aku tak pernah membaca sebuah novel yang banyak mengulas makanan seperti novel ini sebelumnya.
Tak bisa melepaskan pandangan dari Macaroon Love, bahkan saat minum sekalipun
Yang menjadi nilai plus novel ini menurutku adalah penulis mampu menggambarkan dunia kulinari dengan cukup baik. Pembaca diajak mengenal lebih banyak tentang dunia kulinari, misalnya : macaroon. Sebelumnya, aku belum banyak tahu soal macaroon apalagi “master chef”-nya. Berkat novel ini, aku berburu informasi tentang macaroon. Dan, aku takjub saat menemukan Adriano Zumbo sang master macaroon asal Australia dan juga macaroon hasil karyanya!
Adriano Zumbo yang "master makaroon" dari Australia
Macaroon hasil karya Adriano Zumbo
Singkat kata, novel ini enak dibaca. Editingnya rapi, bahasanya ringan, cerita mengalir dan enak diikuti walau beberapa kali ceritanya berputar ke masa lalu. Namun, endingnya masih mudah ditebak. Tapi untuk sebuah novel cinta tak banyak pilihan ending yang bisa ditawarkan kurasa. Tak berlebihan jika novel ini jadi naskah unggulan lomba penulisan romance Qanita dan jadi The Most Wanted Book.
Penampilan novel ini menarik dengan cover warna pastel serta tumpukan macaroon warna-warni dan sepotong cinta di puncaknya. Sebuah tangga di samping macaroon menuju cinta sudah menggambarkan isi novel ini. Selain itu nuansa warna hijau dengan tebaran cupcakes disana-sini memberikan rasa yang berbeda dan memperkental "aroma" makanan dalam novel ini.
Bagiku, yang kurang pada novel ini hanya satu, yaitu tak dilengkapi pembatas buku-nya. (^_^)
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Review Macaroon Love Bersama Smartfren dan Mizan
Maccaroonnya enak ya, mak :D
BalasHapuswah keren reviewnya :D moga menang mbak :D
BalasHapusBAca tulisan ini, terasa sekali kekerenan novel ini. Memang berbeda ya mak. Mudah2an menang ya :)
BalasHapuscocok nih buat wanita. Memahami cinta sekaligus memasak. hehehehe
BalasHapusselamat berkompetisi sob,,,,,
BalasHapusmw jga dunk macaroonnya
aku suka masak.. tp malah blm tau blas yg namanya makanan maccaroon itu.. hadehh.. katrok deh... :D
BalasHapussuka banget liat foto mba Reni di cafe itu. hehehehhee... sambil menyeruput jus sambil baca novel, mata tak lekang dari buku ya. semoga menang lombanya mba :)
BalasHapusMakasih dah komen di : Hon Book Store :)
BalasHapusSalam kenal!! :)
cover bukunya lucu, bikin tambah laper ga dibaca pas puasa hehehehe
BalasHapusAda ungkapan 'apalah arti sebuah nama'. Tentu nama seseorang mempunyai makna/arti dan harapan dari orangtuanya.
BalasHapusMakan aktivitas harian yang mengasyikkan banyak orang. Menu yang spesial dan tiada duanya tentu paling mengesankan.
Hampir setiap orang tentu pernah mengalami jatuh cinta. Konon dunia seakan milik berdua saja, hidup serasa indah.
Kepribadian dan sikap yang berbeda, unik, lain dari umumnya menjadi menarik untuk kita 'intip'.
Salam cemerlang. Sukses !
kayaknya ini novel yang pas dibaca saat puasa mbak. :-)
BalasHapusSemua yang tercipta di dunia ini ada maknanya, termasukpun makanan, nama dan cinta
BalasHapusaku suka makan kentang dicolek es krim, itu aneh yaaaa...???
BalasHapushehe
jadi kepingin makan macaroon itu Mbak...
BalasHapusMampir lagi mbak, semoga menang yahhhh :D
BalasHapusRipiyune keren Makkk...
BalasHapusSemoga sukses yaaa..
kapan2 maem macaroon yuukk :D
Mbak...
BalasHapusKalau saya malah baru tahu tentang kue Maccaroonnya ini lho?
#sukses deh review-nya, so complete
itu kok review novelnya kayak cerita seorang ibu-ibu yg lagi baca novel...
BalasHapusisi novelnya kurang dibahas lebih detail yaa....
jangan-jangan blm selesai baca yaa...?
;P
Aaak...akyu belum ngeresensi nih
BalasHapusSukses ya Mak untuk lombanya
blm pernah makan macaroon :D
BalasHapussukses mbak bwt kontesnya :D
pinajamin dong, saya suka dengan kuliner. Jadi penasaran dengan novel ini.
BalasHapusaku kepengen nyicip macaroon, tapi mahal banget deh buat kue sekecil itu *emak2 pelit* hihihi
BalasHapusGudlak ngontesnya mba Ren ;)
MAu maccaroonnya doong
BalasHapusNovel ini asyik sih... tapi agak membosankan di tengah2 ceritanya.
BalasHapusBagus mbak reviewnya :-)
BalasHapusPasti udah sering banget bikin review, hehe....
Wah, baca novel itu mungkin bisa bikin laper ya, hahaha....
Kalau bicara novel, sy senang dengan novel misteri klasik mba, seperti karya-karya Agatha Christie...itu saat usia 25an, saat smp senang dengan "Lima Sekawan" "Trio Detektif" dan ada lagi yg lain.....
BalasHapusasik banget masih dikasih asik untuk baca novel tanpa terganggu hal lain, apalagi novelnya bahasanya ngga baku, nyantai dan mudah diikutin....pantesan profilnya kliatan fres banget tuh?!
BalasHapussy jarang baca novel cinta atau romansa. tapi kayaknya ini menarik... :D
BalasHapusayo semangat mba
BalasHapussemoga memenangkan lomba review ini
Kalo yang ngereview adalah Mbak Reni, udah pasti keren punya deh! Sukses ya Mbakku, semoga beruntung! :)
BalasHapusSalam sayang,
Alaika
kl ngreview mah mb reni ahlinya deh... sukses trs ya mb :))
BalasHapusadeuh judulnya lebay sekali dan mencerminkan seorang penulis lagi jatuh cinta :D [soktahu]
BalasHapusMacarons... oh macarons..... so sweet....
BalasHapusnovel cinta lebih sering happy ending ya mbak. gudlak ngontesnya.
maaak... saya jadi haus, Mak :D
BalasHapusIYaaa emang kece banget novelnya >.< kok bisa yaa cuma 'liatin' orang2 gitu novelnya bisa kelar? terimspirasi maksudnyaaa
semoga menang, Mak!
wkt blm baca novel ini sy pikir magali itu nama cowok :D
BalasHapustp sy jd penasaran sm rasa macaroon :D
aku suka sama kuliner apa lagi kuliner sunda
BalasHapussetuju banget! kurang pembatas bukunya :D
BalasHapusminal aidin walfaidzin, mohon maaf alhir dan bathin ya mbak :D
BalasHapusSukses selalu :)
reviewnya komplit, menarik dan bisa meng influence pembaca. gudlak maaak sukses ya ngontesnya ^___^
BalasHapusitu makanannya ...enak. bagi donk
Blog baru ya? AKsinya boleh tuuuh hehehee... Aku dukung biar menang deh :D
BalasHapuspenasaran pingin baca bukunya
BalasHapusNovelnya punya ISBN, ada di toko bukukah? Atau hanya dijual secara online aja?
BalasHapusjadi penasaran pengen memiliki
BalasHapussippp mbak
BalasHapusbacaan bagus buat para wanita nih
BalasHapusMaccaronn? apapula ituu? makaroni kahh?
BalasHapusLangsung Googling aja kali yaa? hehe
heheheh maccaron itu kue kan mba,,ehehehhe
BalasHapusbisa di coba nih untuk istri, makasih infonya
BalasHapusgood sekali beritaya
BalasHapus