Pages

Minggu, September 28, 2014

Sikap Plin Plan Menyusahkan

Waktu kecil dulu, aku suka sekali dengan Chicha Koeswoyo (ups.. ketahuan deh kalo aku ini termasuk angkatan jadul hehehe). Ada banyak lagu Chicha Koeswoyo yang aku suka. Tapi, dari sekian banyak lagu, ada satu lagu berbahasa Jawa yang aku suka. Bahkan sampai sekarang penggalan syairnya masih ku ingat. Sayangnya aku lupa judul lagunya.., tapi penggalan syair yang masih ku ingat itu seperti ini.

Isuk dele, sore tempe
Caturan aja sak kepenake dewe
Kandha ora, jebul iya
Sak teruse ra ana wong sing percaya

Hayooo, siapa yang tahu artinya? Mungkin bagi orang Jawa akan dengan mudah memahaminya. Nah, untuk yang tak paham Bahawa Jawa aku jelaskan satu per satu ya artinya. Cekidot...

Isuk = pagi
Dele = kedelai
Caturan = berbicara
Aja = jangan
Sak kepenake = sesuka hati
Dewe = sendiri
Kandha = bicara
Ora = tidak
Jebul = ternyata
Sak teruse = seterusnya
Ra ana = tak ada
Wong = orang
Sing = yang

Jadi, penggalan syair itu arinya kurang lebihnya seperti ini:

Pagi kedelai, sore tempe
Kalau ngomong itu jangan sesuka hati
Bilangnya tidak, ternyata iya
Seterusnya tak akan ada orang yang percaya

Aku suka lagu itu karena isinya nasehat pada kita untuk tidak jadi orang yang ngomong sesuka hati. Nasehat yang diambil dari sebuah paribasan (peribahasa dalam Bahasa Jawa) yang cukup terkenal di kalangan orang Jawa. Peribahasa itu adalah "isuk dele, sore tempe". Arti dari peribahasa itu adalah "orang yang tak punya pendirian alias plin plan".

Kita akan sangat mudah mencari contoh peribahasa itu dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin sobat semua juga punya contoh masing-masing yang menggambarkan peribahsa itu. Namun, aku punya satu contoh dari kejadian yang dialami oleh temanku, sebut saja namanya Laksmi. Gara-gara "isuk dele, sore tempe" akhirnya Laksmi gigit jari. Penasaran? Baca aja cerita di bawah ini.

Ceritanya, suatu hari Laksmi ingin sekali makan sate ayam yang letaknya cukup jauh dari rumah. Dia pun merayu suaminya agar mau mengantarkan dan menemaninya makan sate ayam itu. Luluh oleh rayuan istri tercinta, akhirnya sang suami pun mau mengantarkannya. Singkat kata, setelah menempuh perjalanan yang cukup lama sampailah mereka di tempat sate yang diidamkan Laksmi itu. Kebetulan kedatangan mereka ke tempat itu bertepatan saat jam makan malam, sehingga banyak pembeli yang datang dan antri di sana.

Melihat antrian yang cukup panjang, Laksmi tiba-tiba tak berminat lagi makan sate ayam. Dia pun mengatakan pada suaminya bahwa dia tak minat makan sate karena malas melihat antriannya yang cukup panjang. Dia mengajak suaminya berlalu dari tempat itu. Tentu saja suaminya jengkel, karena sudah jauh-jauh datang ke sana tapi istrinya dengan enteng membatalkannya. Kemudian Laksmi malah mengajak suaminya membeli bakmi goreng langganan mereka. Suaminya makin jengkel, karena tempat bakmi goreng langganan mereka jauh sekali dari tempat sate ayam dimana mereka sekarang berada. Namun sekali lagi, karena perutnya juga lapar, akhirnya mereka berdua berputar haluan menuju tempat penjual bakmi goreng.

Mereka kembali menempuh perjalanan yang cukup panjang. Sesampai di tempat penjual bakmi goreng langganan mereka, ternyata mereka harus kecewa. Tempat bakmi gorengnya itu tutup. Perut lapar dan rasa jengkel membuat suami Laksmi hilang kesabaran. Kali ini dia menolak ajakan Laksmi membeli makanan lain di dekat penjual bakmi goreng itu. Suaminya ngotot kembali ke rumah saja. Akhirnya, dengan perut lapar mereka berdua kembali ke rumah tanpa membeli makanan apapun. Dan, menu makan malam mereka adalah mie instan plus telor ceplok (^_^).

Cerita di atas adalah contoh yang "sepele". Sebenarnya, ada satu lagi contoh yang sangat pas untuk peribahasa "isuk dele, sore tempe" ini, tapi contoh yang kedua ini "berat". Contoh yang kedua ini adalah kejadian yang sedang jadi perbincangan hangat beberapa hari terakhir ini. Hayooo.., siapa tahu kejadian apa yang aku maksud? Itu lhooo... tentang RUU Pilkada yang beberapa hari ini heboh. Masyarakat yang sebelumnya merasa mendapat harapan pelaksanaan pilkada langsung berubah menjadi kecewa saat keputusannya berbeda. Tapi, karena aku tak ingin membahas politik di sini, jadi aku tak akan memperpanjang lagi ceritanya. Cukuplah sepenggal cerita itu menjadi contoh nyata dari peribahasa yang sedang kita bicarakan.

Itulah 2 contoh dari peribahasa "isuk dele, sore tempe", orang-orang yang omongannya selalu berubah-ubah. Orang-orang seperti itu seringkali menyusahkan, bukan saja menyusahkan orang lain namun juga dirinya sendiri. Orang lain akan jadi malas mendengar omongannya atau janji-janjinya, karena mereka sudah hapal dengan sikap plin plannya.

Orang yang plin plan lama-lama tak akan lagi dipercaya oleh orang lain. Padahal kepercayaan itu mahal harganya, karena tak mudah memperolehnya. Jadi, harusnya jika kepercayaan itu sudah diperoleh sudah sepantasnya untuk dipertahankan dengan sebaik-baiknya. Jangan runtuhkan kepercayaan orang lain gara-gara sifat plin plan kita. Jadikan diri kita sebagai orang yang punya pendirian, yang omongannya dapat dijadikan pegangan atau dipercaya karena tak bolak balik ganti.

Kita semua, bukan hanya pemimpin saja, harus memiliki karakter yang dapat dipercaya. Orang yang memiliki pendirian dan tak plin plan adalah orang yang memiliki karakter kuat. Orang-orang seperti ini tak akan dengan mudah terseret arus dan ikut-ikutan melakukan hal-hal yang tak berguna. Orang-orang yang memiliki pendirian akan lebih dihargai oleh orang lain.

So, mulai sekarang jangan lagi kita bersikap plin plan. Karena sikap plin plan itu menyusahkan. Setuju, kan?



Tulisan ini disertakan dalam kontes GA Sadar Hati – Bahasa Daerah Harus Diminati

15 komentar:

  1. jadi nanya ke diri sendiri ... saya ini plin plan nggak ya ?
    repot jg ya kalo plin plan
    smg sukses ya mbak GA nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang plin plan itu merepotkan mbak...
      Terimakasih doanya :)

      Hapus
  2. plin plan...kalau ganti-ganti naik bis itu tdk termasuk plin plan kan ya mbak.

    #sukses GAnya Mbak. Lama gak BeWe, tepatnya mmg masih keteteran utk ngeblog dan bewe *alesan*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha, tergantung itu sih mbak. Kalau ganti-ganti bis karena pikiran yang tiba-tiba berubah-ubah tentang arah yang mau dituju sih plin plan juga :D

      Aku juga lama gak BW karena memang sedang macet nih ngeblognya

      Hapus
  3. duh,nggak enak banget kl ngdepin oran plin plan...moga dijauhkan.
    syairnya lucu hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, repot banget karena kita jadi bingung dengan apa maunya orang plin plan itu...
      Syairnya lucu tapi isinya adalah nasehat mak :)

      Hapus
  4. haduw, saya awalnya ngga ngerti peribahasanya krn pake bahasa jawa. pas baca ulasannya baru ngerti, hahaha. emang paling nyusahin yah orang plin plan tuh..

    BalasHapus
  5. Paling ga suka sama orang plin plan...

    BalasHapus
  6. Wah, ujung2nya ke pilkada juga hehehe... Betul banget tuh mbak, btw jadi kangen tempe mendoan nih :D

    BalasHapus
  7. Aku mah gak plin plan lah mbaaaaa....
    Cuma kadang2 aja suka labil memilih antara Lee Min ho sama Hyun Bin...hihihi...

    BalasHapus
  8. wah itu laksmi ngerjain suaminya itu . hehehe

    BalasHapus
  9. org plin plan nyebeli ya mbak, kayak para anggota DPR contohnya hehe

    BalasHapus
  10. kunjungan perdana, nyimak aja dulu deh hehehe...salam kenal ya bu

    BalasHapus
  11. semoga saya tidak termasuk orang yang plin plan ^_^

    BalasHapus
  12. Pertama.. Sukses buat GAnya mbak yach...kedua..begitulah mbak..kadang membuat Opsi sah..sah saja...tapi kalau kagak kepepet mending tetep dengan rencana awal mbak yach ;)

    BalasHapus

Komentarnya dimoderasi dulu ya? Terimakasih sudah mampir dan meninggalkan jejak. (^_^)