Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa Tuberkulosis atau TB saat ini masih menjadi masalah kesehatan di tingkat dunia. Bahkan kasus TB di Indonesia menduduki peringkat keempat terbanyak di dunia. Dari data yang ada menunjukkan bahwa TB merupakan penyakit yang menyebabkan kematian nomor satu diantara penyakit menular dan merupakan peringkat 3 dalam daftar 10 penyakit pembunuh tertinggi di Indonesia.
Besarnya tantangan dalam penanganan dan pengendalian Tuberkulosis ini tentu saja tak akan mampu ditangani sendiri oleh Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan. Perlu adanya peran aktif dari masyarakat serta semua pihak / instansi yang terkait. Dengan adanya dukungan dari berbagai berbagai pihak maka upaya penanganan dan pengendalian TB akan terasa jauh lebih mudah.
Pemerintah telah berupaya untuk melibatkan dan memberdayakan masyarakat dalam pengendalian Tuberkulosis ini. Pembentukan Kader TB atau program Community TB Care yang melibatkan peran aktif masyarakat menjadi ujung tombak penanggulangan Tuberkulosis di lapangan. Diharapkan melalui Kader TB atau program Community TB Care tersebut dapat meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat/Komunitas terhadap Penanggulangan TB.
Yang dimaksud Kader TB adalah anggota masyarakat yang bekerja secara sukarela dalam membantu Program Penanggulangan TB dan sudah dilatih. Semua anggota masyarakat yang bersedia, berminat dan mempunyai kepedulian terhadap masalah sosial dan kesehatan, khususnya TB dapat menjadi Kader TB.
Metode /teknik yang dapat dilakukan dalam penanggulangan Tuberkulosis dengan melibatkan peran aktif masyarakat antara lain :
Referensi:
http://blog.tbindonesia.or.id/
http://jkmtb.blogspot.com/
http://www.tbindonesia.or.id/opendir/Buku/buku-saku-tb-revfinal.pdf
Tulisan ini disertakan dalam Blog Writing Competition Serial #7 dalam rangka Hari Tuberkolosis
Besarnya tantangan dalam penanganan dan pengendalian Tuberkulosis ini tentu saja tak akan mampu ditangani sendiri oleh Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan. Perlu adanya peran aktif dari masyarakat serta semua pihak / instansi yang terkait. Dengan adanya dukungan dari berbagai berbagai pihak maka upaya penanganan dan pengendalian TB akan terasa jauh lebih mudah.
Pemerintah telah berupaya untuk melibatkan dan memberdayakan masyarakat dalam pengendalian Tuberkulosis ini. Pembentukan Kader TB atau program Community TB Care yang melibatkan peran aktif masyarakat menjadi ujung tombak penanggulangan Tuberkulosis di lapangan. Diharapkan melalui Kader TB atau program Community TB Care tersebut dapat meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat/Komunitas terhadap Penanggulangan TB.
Yang dimaksud Kader TB adalah anggota masyarakat yang bekerja secara sukarela dalam membantu Program Penanggulangan TB dan sudah dilatih. Semua anggota masyarakat yang bersedia, berminat dan mempunyai kepedulian terhadap masalah sosial dan kesehatan, khususnya TB dapat menjadi Kader TB.
Metode /teknik yang dapat dilakukan dalam penanggulangan Tuberkulosis dengan melibatkan peran aktif masyarakat antara lain :
- Pelatihan bagi kader–kader TB agar dapat melakukan perannya sebagai ujung tombak di lapangan dalam pelaksanaan program penanggulangan TB.
- Penyuluhan kesehatan atau sosialisasi TB kepada masyarakat luas, pasien TB serta Suspect TB.
- Melaksanakan AKMS (Advokasi, Komunikasi, Mobilisasi dan Sosialisasi) tentang penyakit TB kepada masyarakat luas
- Melakukan Homevisit atau kunjungan rumah bagi suspect pasien TB yang dilakukan oleh petugas UPK JKM atau Kader TB.
- Melakukan kampanye media seperti: penyebaran poster, leaflet dan media KIE (komunikasi, Informasi dan Edukasi lainnya).
- Memberikan penyuluhan tentang TB dan penanggulangannya kepada masyarakat.
- Membantu menemukan orang yang dicurigai sakit TB dan pasien TB di wilayahnya
- Memotivasi orang yang dicurigai sakit TB untuk melakukan pemeriksaan dahak ke unit pelayanan kesehatan terdekat untuk memastikan apakah positif menderita TB atau tidak.
- Membantu Puskesmas atau sarana kesehatan lainnya dalam membimbing dan memberikanmotivasi kepada PMO (Pengawasan Menelan Obat) untuk selalu melakukan pengawasan menelan obat.
- Bertindak sebagai Koordinator PMO bagi penderita TB, dan jika pasien tidak memiliki PMO, maka seorang kader bisa menjadi PMO
- Melakukan kegiatan AKMS (Advokasi, Komunikasi, Mobilisasi dan Sosialisasi), mampu memberikan jawaban kepada masyarakat segala hal yang terkait dengan TB
Referensi:
http://blog.tbindonesia.or.id/
http://jkmtb.blogspot.com/
http://www.tbindonesia.or.id/opendir/Buku/buku-saku-tb-revfinal.pdf
betul sekali ya bu, peran masyarakat memang penting
BalasHapus