Pages

Minggu, Juni 15, 2014

Dampak Tuberkulosis

Mari kita bahas soal Tuberkulosis lagi. Jika pada 5 tulisan sebelumnya kita sudah membahas tentang TB, mulai dari gejalanya sampai pengobatannya, sekarang mari kita lihat dampak Tuberkulosis. Kali ini, yang kita soroti adalah dampak TB terhadap beban ekonomi dan kematian.

Masih ingat kan bahwa Indonesia menduduki peringkat keempat dengan jumlah kasus Tuberkulosis terbanyak di dunia setelah India, Cina, dan Afrika Selatan? Menutu data bahwa di Indonesia, setiap tahun terdapat 67.000 kasus meninggal karena TB atau sekitar 186 orang per hari. TB adalah pembunuh nomor satu diantara penyakit menular dan merupakan peringkat 3 dalam daftar 10 penyakit pembunuh tertinggi di Indonesia (SKRT 2004).

Masih ingat kan bahwa kuman TB mudah timbul di tempat-tempat yang kotor, lembab dan padat penduduk? Itu sebabnya penderita Tuberkulosis adalah kaum yang tidak mampu. Bagi mereka, divonis menderita TB ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Mengapa begitu? Mari kita bahas lebih lanjut.

Kita telah tahu bahwa Tuberkulosis membutuhkan kepatuhan dalam pengobatannya yang memakan waktu 6 bulan lamanya. Memang pemerintah telah menyediakan obat gratis bagi para penderitanya, namun untuk pemeriksaan laboratorium dan biaya transportasi ke pusat layanan kesehatan milik pemerintah tentu juga membutuhkan biaya. Nah, bagi masyarakat tidak mampu dampak penyakit TB itu bagi mereka antara lain :

  1. Tingkat ekonomi yang sudah rendah akan semakin rendah
  2. Berkurangnya pemasukan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, karena sebagian pemasukan digunakan untuk pengobatan
  3. Berhentinya pemasukan, apabila ternyata penderita TB adalah tulang punggung keluarga selama ini
  4. Besarnya hutang yang ditanggung oleh keluarga penderita TB, karena selama 6 bulan mereka membutuhkan uang untuk biaya pengobatan dan juga biaya hidup sehari-hari
  5. Beban ekonomi akan semakin berat menyebabkan tingkat kesehatan makin menurun, terlebih jika anak-anak dari penderita TB kemudian sakit akibat gizi buruk
  6. Mereka kian sulit beranjak keluar dari garis kemiskinan, akibat anak-anak mereka yang putus sekolah akibat ketiadaan biaya

Dampak lain selain beban ekonomi seperti di atas adalah kematian. Ada beberapa penyebab kematian pada penderita TB antara lain karena :
  1. Perasaan pasrah karena mereka sulit berobat akibat keterbatasan biaya untuk pengobatan dan kesulitan akses menuju tempat pengobatan. Mereka memilih untuk mendiamkan saja penyakit itu.
  2. Perasaan putus asa karena besarnya biaya pengobatan yang dibutuhkan dalam rentang waktu yang lama serta efek samping yang tidak menyenangkan selama masa pengobatan, sehingga mereka memutuskan untuk menghentikan pengobatan.
  3. Perasaan tertekan yang muncul karena penderita TB dan juga keluarganya dijauhi oleh masyarakat, sehingga mereka memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Dengan meninggalnya pasien Tuberkulosis, bukan berarti masalah mereka sudah selesai. Yang jelas, mereka punya banyak hutang yang menuntut untuk dilunasi. Keadaan akan lebih buruk apabila ternyata ada anggota keluarga yang tertular TB, akibat pengobatan yang dijalani penderita tidak tuntas.

Jika hal itu terjadi, maka mereka seolah terjerat dalam "lingkaran setan" yang tak kunjung selesai. Mereka yang terjebak TB dan tak mampu berobat dengan layak, akan sulit untuk keluar dari belitan penyakit tersebut. Kondisi mereka yang sudah buruk dan memprihatinkan akan jauh lebih buruk lagi.

Untuk itulah, perlu bantuan dari Pemerintah (Kementrian Kesehatan ) dan juga masyarakat sekitar agar para penderita TB mendapatkan kemudahan akses untuk berobat hingga benar-benar sembuh. Perlu dukungan dari berbagai pihak untuk membantu penderita TB dari keluarga tidak mampu melewati masa-masa berat itu.

Referensi:
http://blog.tbindonesia.or.id/?p=290



Tulisan ini disertakan dalam Blog Writing Competition Serial #6 dalam rangka Hari Tuberkolosis

2 komentar:

  1. ternyata dampak dari penyakit TB ini sangat kompleks, rakyat perlu peningkatan ekonomi agar bisa hidup sehat dan sejahera yang penting jangan malas bekerja

    BalasHapus
  2. perlu kerjasama berbagai pihak untuk memberantas TB ini apalagi mengingat dampaknya ya Mbak :)

    BalasHapus

Komentarnya dimoderasi dulu ya? Terimakasih sudah mampir dan meninggalkan jejak. (^_^)