Aku yakin sekali bahwa setiap orang pasti pernah merasakan berbagi, entah itu dengan keluarganya, saudaranya, tetangganya, temannya bahkan dengan orang lain. Keyakinanku ini berdasarkan pada pemahaman dan kesadaran akan budaya gotong royong dan tolong menolong Bangsa Indonesia yang masih melekat hingga kini. Mungkin semangat gotong royong dan tolong menolong lebih kuat terasa di daerah pedesaan. Hal itu bisa terlihat pada hampir semua kegiatan warga mulai dari kerja bakti lingkungan, mendirikan rumah, hajatan sampai saat ada kematian. Tanpa perlu dikomando, maka bantuan materi (uang dan barang) maupun immateriil (tenaga, waktu, perhatian dll) akan mengalir
Walau wujud gotong royong dan tolong menolong di daerah perkotaan kurang terlihat nyata, bukan berarti warga di daerah perkotaan tak lagi memiliki semangat berbagi. Semangat berbagi masyarakat di daerah perkotaan hanya berbeda wujudnya saja, karena lebih sering berupa materi daripada immateriil. Salah satu wujudnya adalah berbagi pada saat ada bencana alam. Sudah terbukti beberapa kali, pada saat negara ini tertimpa bencana alam maka gerakan pengumpulan bantuan bagi para korban muncul dimana-mana. Pada saat-saat seperti ini terlihat sekali semangat berbagi masyarakat perkotaan, karena mereka memiliki lebih banyak kemudahan dalam hal koordinasi, informasi dan distribusi bantuan.
Kita bisa melihat bahwa makin banyak muncul komunitas yang mengusung semangat berbagi, dengan beragam bentuknya. Ada komunitas yang memilih berbagi ilmu dengan anak-anak kurang beruntung. Ada komunitas yang memilih berbagi kasih dan perhatian pada anak-anak penderita kanker. Komunitas lain fokus dalam gerakan mendonorkan darah bagi siapa saja orang yang membutuhkan. Ada juga komunitas yang lebih memilih membagikan buku bagi anak-anak di daerah terpencil. Masih banyak lagi komunitas lainnya yang rasanya tak mampu aku sebutkan satu per satu... saking banyaknya!
Munculnya banyak komunitas sosial itu menunjukkan betapa besarnya semangat berbagi bangsa kita. Terbukti bahwa budaya gotong royong dan tolong menolong tak sepenuhnya terhapus dari jati diri Bangsa Indonesia. Dan, kita patut bangga karenanya!
Aku sendiri selama ini lebih suka berbagi melalui buku. Mengapa buku? Pertama karena aku adalah pecinta buku. Bagiku, buku adalah barang berharga yang aku jaga dan aku rawat dengan sepenuh hati. Jadi, aku ingin berbagi sesuatu yang berharga, yaitu buku-buku milikku. Kedua karena aku trenyuh dan prihatin akan kondisi anak-anak di daerah terpencil yang kesulitan untuk bisa mendapatkan buku. Bagiku membaca buku itu menyenangkan, sehingga aku ingin membuat anak-anak itu ikut merasakan senang melalui buku-buku yang aku bagikan. Ketiga karena adanya keinginan untuk mencerdaskan anak-anak di daerah terpencil. Selama ini pengetahuan dan ilmu mereka tak dapat berkembang secara optimal karena tidak didukung oleh buku sebagai sumber ilmu dan pengetahuan. Aku ingin buku-buku yang aku bagikan bisa sedikit membantu menambah wawasan mereka.
Dengan adanya harapan itulah maka aku ikut tergabung dalam grup Blogger Hibah Sejuta Buku (BHSB). Sudah beberapa kali aku ikut menyumbangkan buku lewat BHSB. Hanya saja semangat berbagi buku melalui BHSB terkendala satu hal : biaya pengiriman. Seringnya aku ingin bisa mengirimkan buku yang lebih banyak, namun karena semakin banyak buku berarti biaya pengiriman semakin mahal (apalagi jika kota yang dituju jauh) maka dengan terpaksa aku membatasi jumlah buku yang aku kirimkan.
Keanggotaanku di Blogger Hibah Sejuta Buku
Terlepas dari kegiatan BHSB aku beberapa kali juga mengirimkan bantuan buku secara pribadi ke beberapa tempat (di Madiun maupun di kota lain) yang memang membutuhkan buku. Setiap kali mendengar informasi tentang anak-anak yang tidak bisa membaca buku, karena kesulitan membeli, aku selalu saja trenyuh dan prihatin. Aku pernah mengirimkan banyak majalah anak-anak (bekas punya Shasa) ke sebuah "rumah pintar" yang dibangun oleh sebuah organisasi keagamaan di sebuah perkampungan miskin yang padat di kotaku. Atau pernah juga aku kirimkan majalah ke perpustakaan di sebuah kampung pemulung di luar kota. Aku juga pernah mengirimkan bantuan berupa buku anak-anak untuk korban bencana letusan Gunung Merapi.
Mengapa aku suka berbagi (buku)? Karena aku senang saat mengetahui anak-anak itu akan tersenyum senang saat menerima buku yang aku kirimkan. Lebih senang lagi jika ternyata buku-buku itu (meskipun kebanyakan buku bekas tapi masih bagus) memberikan manfaat bagi mereka. Sungguh membahagiakan jika hal kecil yang aku lakukan bisa memberikan manfaat dan kebahagiaan besar bagi orang lain.
Itu sebabnya aku senang sekali saat mengetahui bahwa ternyata Tango memiliki kepedulian pada anak-anak di Indonesia, khususnya di daerah Nias. Tango telah menggelar program Tango Peduli Gizi (TPG) Anak Indonesia untuk memerangi gizi buruk di Nias Bekerjasama dengan Yayasan Obor Berkat Indonesia (OBI). Pada tahun 2010- 2011, program yang dijalankan berfokus pada perbaikan gizi anak. Pada kurun 2011- 2012, target berkembang menjadi gizi keluarga.
Program Tango Peduli Gizi Anak Indonesia (TPGAI) yang dijalankan sejak tahun 2010 secara continue dan berkesinambungan telah membawa hasil yang sangat signifikan. Selama penyelenggaraan program itu diketahui bahwa penyebab gizi buruk bukan semata karena faktor ekonomi, melainkan multifaktor yang saling terkait, termasuk juga faktor budaya yang sangat kental di Nias. Pembelajaran inilah yang pada akhirnya membuat program Tango Peduli Gizi Anak Indonesia tahun 2012- 2013 dikembangkan.
Untuk mengetahui lebih banyak tentang kondisi anak-anak di Nias, bisa melihat video di bawah ini. Rasanya tayangan dari video ini akan lebih menginspirasi daripada uraian kata-kataku.
Tango Hand in Hand for Nias
http://www.youtube.com/watch?v=Jdy2FdXO1ZM
Tango Hand in Hand - teaser #1
http://www.youtube.com/watch?v=IzK9iHFkfGY
Tango Hand in Hand - teaser #2
http://www.youtube.com/watch?v=iE1e-mRnCrU
Tango Hand in Hand - teaser #3
http://www.youtube.com/watch?v=dvXAocLeYvA
Sebagai bentuk perluasan dari Program Tango Peduli Gizi Anak Indonesia (TPGAI) itu, Tango menggelar program Tango Hand in Hand yang bekerja sama dengan Female Daily Network. Tujuan dari program ini adalah untuk mengukir senyum di wajah anak Indonesia, khususnya mereka yang berada di Nias. Melalui program ini, Tango mengajak masyarakat ikut serta bergandeng tangan mengumpulkan pakaian, mainan, dan buku layak pakai yang akan diserahkan langsung kepada anak-anak di Nias.
Tertarik? Yuk bergabung dan berbagi melalui Tango Hand in Hand... Sesuai dengan tag line-nya "Together, make them smile in a simple way" mari kita bergandengan tangan untuk mengukir senyum bahagia anak-anak Nias dengan cara yang sangat sederhana.
Just for your information, pengumpulan barang-barang itu akan berlangsung hingga tanggal 30 Agustus 2013. Bantuan dapat dikirimkan ke Gedung Orang Tua, Lingkar Luar Barat kav. 35- 36, Jakarta Barat atau kantor Female Daily Network di Kemang Raya No. 2, Jakarta Selatan. Rencananya, semua barang yang telah terkumpul akan diserahkan langsung kepada anak-anak Nias dengan mengajak empat orang perwakilan dari masyarakat pada bulan Oktober 2013 mendatang. Sst, siapa tahu Andalah yang akan terpilih untuk ikut menyerahkan langsung bantuan itu. Siapa tahu....
Paket yang aku kirimkan (8 kg ternyata) dan bukti pengiriman
BTW aku sudah berpartisipasi lo... Siapa segera menyusul? Buruan yaaa....
referensi :
http://koran-sindo.com/node/322599
http://female.kompas.com/read/2013/07/24/1534486/Yuk.Kumpulkan.Mainan.Bekas.untuk.Anak.Nias.
http://www.beritasatu.com/ekonomi/127746-mengukir-senyum-lewat-hand-in-hand-di-bulan-suci.html
Walau wujud gotong royong dan tolong menolong di daerah perkotaan kurang terlihat nyata, bukan berarti warga di daerah perkotaan tak lagi memiliki semangat berbagi. Semangat berbagi masyarakat di daerah perkotaan hanya berbeda wujudnya saja, karena lebih sering berupa materi daripada immateriil. Salah satu wujudnya adalah berbagi pada saat ada bencana alam. Sudah terbukti beberapa kali, pada saat negara ini tertimpa bencana alam maka gerakan pengumpulan bantuan bagi para korban muncul dimana-mana. Pada saat-saat seperti ini terlihat sekali semangat berbagi masyarakat perkotaan, karena mereka memiliki lebih banyak kemudahan dalam hal koordinasi, informasi dan distribusi bantuan.
Kita bisa melihat bahwa makin banyak muncul komunitas yang mengusung semangat berbagi, dengan beragam bentuknya. Ada komunitas yang memilih berbagi ilmu dengan anak-anak kurang beruntung. Ada komunitas yang memilih berbagi kasih dan perhatian pada anak-anak penderita kanker. Komunitas lain fokus dalam gerakan mendonorkan darah bagi siapa saja orang yang membutuhkan. Ada juga komunitas yang lebih memilih membagikan buku bagi anak-anak di daerah terpencil. Masih banyak lagi komunitas lainnya yang rasanya tak mampu aku sebutkan satu per satu... saking banyaknya!
Munculnya banyak komunitas sosial itu menunjukkan betapa besarnya semangat berbagi bangsa kita. Terbukti bahwa budaya gotong royong dan tolong menolong tak sepenuhnya terhapus dari jati diri Bangsa Indonesia. Dan, kita patut bangga karenanya!
Aku sendiri selama ini lebih suka berbagi melalui buku. Mengapa buku? Pertama karena aku adalah pecinta buku. Bagiku, buku adalah barang berharga yang aku jaga dan aku rawat dengan sepenuh hati. Jadi, aku ingin berbagi sesuatu yang berharga, yaitu buku-buku milikku. Kedua karena aku trenyuh dan prihatin akan kondisi anak-anak di daerah terpencil yang kesulitan untuk bisa mendapatkan buku. Bagiku membaca buku itu menyenangkan, sehingga aku ingin membuat anak-anak itu ikut merasakan senang melalui buku-buku yang aku bagikan. Ketiga karena adanya keinginan untuk mencerdaskan anak-anak di daerah terpencil. Selama ini pengetahuan dan ilmu mereka tak dapat berkembang secara optimal karena tidak didukung oleh buku sebagai sumber ilmu dan pengetahuan. Aku ingin buku-buku yang aku bagikan bisa sedikit membantu menambah wawasan mereka.
Dengan adanya harapan itulah maka aku ikut tergabung dalam grup Blogger Hibah Sejuta Buku (BHSB). Sudah beberapa kali aku ikut menyumbangkan buku lewat BHSB. Hanya saja semangat berbagi buku melalui BHSB terkendala satu hal : biaya pengiriman. Seringnya aku ingin bisa mengirimkan buku yang lebih banyak, namun karena semakin banyak buku berarti biaya pengiriman semakin mahal (apalagi jika kota yang dituju jauh) maka dengan terpaksa aku membatasi jumlah buku yang aku kirimkan.
Keanggotaanku di Blogger Hibah Sejuta Buku
Terlepas dari kegiatan BHSB aku beberapa kali juga mengirimkan bantuan buku secara pribadi ke beberapa tempat (di Madiun maupun di kota lain) yang memang membutuhkan buku. Setiap kali mendengar informasi tentang anak-anak yang tidak bisa membaca buku, karena kesulitan membeli, aku selalu saja trenyuh dan prihatin. Aku pernah mengirimkan banyak majalah anak-anak (bekas punya Shasa) ke sebuah "rumah pintar" yang dibangun oleh sebuah organisasi keagamaan di sebuah perkampungan miskin yang padat di kotaku. Atau pernah juga aku kirimkan majalah ke perpustakaan di sebuah kampung pemulung di luar kota. Aku juga pernah mengirimkan bantuan berupa buku anak-anak untuk korban bencana letusan Gunung Merapi.
Mengapa aku suka berbagi (buku)? Karena aku senang saat mengetahui anak-anak itu akan tersenyum senang saat menerima buku yang aku kirimkan. Lebih senang lagi jika ternyata buku-buku itu (meskipun kebanyakan buku bekas tapi masih bagus) memberikan manfaat bagi mereka. Sungguh membahagiakan jika hal kecil yang aku lakukan bisa memberikan manfaat dan kebahagiaan besar bagi orang lain.
Itu sebabnya aku senang sekali saat mengetahui bahwa ternyata Tango memiliki kepedulian pada anak-anak di Indonesia, khususnya di daerah Nias. Tango telah menggelar program Tango Peduli Gizi (TPG) Anak Indonesia untuk memerangi gizi buruk di Nias Bekerjasama dengan Yayasan Obor Berkat Indonesia (OBI). Pada tahun 2010- 2011, program yang dijalankan berfokus pada perbaikan gizi anak. Pada kurun 2011- 2012, target berkembang menjadi gizi keluarga.
Program Tango Peduli Gizi Anak Indonesia (TPGAI) yang dijalankan sejak tahun 2010 secara continue dan berkesinambungan telah membawa hasil yang sangat signifikan. Selama penyelenggaraan program itu diketahui bahwa penyebab gizi buruk bukan semata karena faktor ekonomi, melainkan multifaktor yang saling terkait, termasuk juga faktor budaya yang sangat kental di Nias. Pembelajaran inilah yang pada akhirnya membuat program Tango Peduli Gizi Anak Indonesia tahun 2012- 2013 dikembangkan.
Untuk mengetahui lebih banyak tentang kondisi anak-anak di Nias, bisa melihat video di bawah ini. Rasanya tayangan dari video ini akan lebih menginspirasi daripada uraian kata-kataku.
Tango Hand in Hand for Nias
http://www.youtube.com/watch?v=Jdy2FdXO1ZM
Tango Hand in Hand - teaser #1
http://www.youtube.com/watch?v=IzK9iHFkfGY
Tango Hand in Hand - teaser #2
http://www.youtube.com/watch?v=iE1e-mRnCrU
Tango Hand in Hand - teaser #3
http://www.youtube.com/watch?v=dvXAocLeYvA
Sebagai bentuk perluasan dari Program Tango Peduli Gizi Anak Indonesia (TPGAI) itu, Tango menggelar program Tango Hand in Hand yang bekerja sama dengan Female Daily Network. Tujuan dari program ini adalah untuk mengukir senyum di wajah anak Indonesia, khususnya mereka yang berada di Nias. Melalui program ini, Tango mengajak masyarakat ikut serta bergandeng tangan mengumpulkan pakaian, mainan, dan buku layak pakai yang akan diserahkan langsung kepada anak-anak di Nias.
Tertarik? Yuk bergabung dan berbagi melalui Tango Hand in Hand... Sesuai dengan tag line-nya "Together, make them smile in a simple way" mari kita bergandengan tangan untuk mengukir senyum bahagia anak-anak Nias dengan cara yang sangat sederhana.
Just for your information, pengumpulan barang-barang itu akan berlangsung hingga tanggal 30 Agustus 2013. Bantuan dapat dikirimkan ke Gedung Orang Tua, Lingkar Luar Barat kav. 35- 36, Jakarta Barat atau kantor Female Daily Network di Kemang Raya No. 2, Jakarta Selatan. Rencananya, semua barang yang telah terkumpul akan diserahkan langsung kepada anak-anak Nias dengan mengajak empat orang perwakilan dari masyarakat pada bulan Oktober 2013 mendatang. Sst, siapa tahu Andalah yang akan terpilih untuk ikut menyerahkan langsung bantuan itu. Siapa tahu....
Paket yang aku kirimkan (8 kg ternyata) dan bukti pengiriman
BTW aku sudah berpartisipasi lo... Siapa segera menyusul? Buruan yaaa....
referensi :
http://koran-sindo.com/node/322599
http://female.kompas.com/read/2013/07/24/1534486/Yuk.Kumpulkan.Mainan.Bekas.untuk.Anak.Nias.
http://www.beritasatu.com/ekonomi/127746-mengukir-senyum-lewat-hand-in-hand-di-bulan-suci.html
Mulia sekali, Mak. Aku juga senang berbagi buku. Ini cara menyumbangnya lihat di mana infonya, Mak?
BalasHapusterima kasih infonya mbak Reni,
BalasHapusupaya yang bagus sekali nih ...mudah2an bisa partisipasi
Hal yang sangat positif untuk membantu anak2 Nias mendapatkan hak mereka. Insya Allah aku ikut mbak, nanti aku baca lagi di link yang mbak tulis diatas.
BalasHapusMb Reni, mohon maaf lahir bathin ya :)
Bagus sekali program sosial ini, Mak Reni. Sayang aku enggak bisa ikutan, masih di Thailand. Semoga bisa ikutan programnya walaupun enggak di bulan Agustus ya?
BalasHapusSetuju sama ini mak: Walau wujud gotong royong dan tolong menolong di daerah perkotaan kurang terlihat nyata, bukan berarti warga di daerah perkotaan tak lagi memiliki semangat berbagi. Semangat berbagi masyarakat di daerah perkotaan hanya berbeda wujudnya saja, karena lebih sering berupa materi daripada immateriil.
BalasHapusTerharu baca tulisan ini. Tetap berbagi dan bermanfaat ya mak, Insya Allah berkah Allah buat mbak dan keluarga
Banyak cara untuk berbagi, tak ada alasan untuk tidak melakukannya.
BalasHapusSalut sama mbak Reni.
Masya Allah! Keren sekali, Mak, nyumbang 8 kg buku.
BalasHapus@Haya Aliya Zaki >> cara menyumbangnya sudah aku tuliskan di atas Mbak. Bisa dikirimkan ke 2 alamat di atas.
BalasHapus@Monda >> Aku sangat senang bila Mbak Monda bisa ikut berpartisipasi juga.
@Zaffara >> Semoga Mbak Winny juga bisa bergabung di program ini dan mengukir senyum di wajah anak2 Nias.
@Nilam F. Wulandari >> Semoga masih ada kesempatan yang lain mbak. Semoga kuliahnya juga cepat kelar. Aamiin.
@Mugniar >> itulah sudut pandangku dalam berbagi mbak. Menurutku siapa saja, baik di desa dan di kota, masih memiliki kepedulian dan semangat berbagi walau caranya beda.
@Niken Kusumowardhani >> setuju mbak... banyak banget cara utk berbagi. Tinggal kita mau apa tidak ya?
@Leyla Hana >> Kali ini aku nyumbang majalah anak2 mbak spt Bobo dan Mombi. Semoga bermanfaat bagi anak2 Nias.
jadi kepingin juga mbak....
BalasHapustak conto yo Mbak
kalo bergabung dalam komunitas untuk berbagi kebaikan kepada sesama, aku juga mau ikutan ....salam :-)
BalasHapusdengan bukupun kita bs berbagi :)
BalasHapussiiip (y)
BalasHapus