Sejak kecil aku sudah suka buku dan suka membaca buku. Hobby yang 'menurun' dari Bapakku. Dan kini, hobby membacaku ini menurun pula pada Shasaku. Aku ingat sekali saat aku masih kecil dulu, aku suka membaca koleksi komik milik Bapak. Itulah koleksi buku yang pertama aku baca di rumah.
Komik yang masih aku ingat itu antara lain komik Seri Sri Asih, Mandrake, Gundala Putra Petir. Walau awalnya aku kesulitan membaca buku-buku lama yang tentu saja masih menggunakan ejaan lama, tapi aku lama-lama terbiasa juga. Bau khas buku lama pun mengurangi minatku untuk membacanya berulang kali.
Setelah komik-komik koleksi Bapak puas aku baca berulang kali, aku pun beralih pada buku cerita HC Andersen yang dibelikan oleh orang tuaku. Sayangnya, orang tuaku jarang membelikan aku buku cerita HC Andersen. Alasannya : harganya relatif mahal untuk kantong orang tuaku saat itu. Tapi sebagai gantinya orang tuaku membelikan aku majalan anak-anak. Pertimbangan orang tuaku, isi majalah lebih lengkap dan bervariasi. Dari sebuah majalah aku akan mendapatkan cerita (dongeng) dan juga pelajaran.
Jika aku ingin membaca buku, orang tuaku memberikan solusi : menyewa buku dari persewaan buku. Tapi, tentu saja uang untuk menyewa buku itu harus aku ambilkan dari uang saku harianku. Orang tuaku tak menyediakan anggaran lagi untuk keperluan itu. Jadi, jika aku ingin menyewa buku maka aku harus rela tidak jajan.
Aku sebenarnya sangat senang bisa membaca buku. Aku merasa sedih saat kecil dulu tak bisa leluasa membeli buku karena harganya yang mahal menurut kantong orang tuaku saat itu. Keinginan untuk membaca buku sering kali harus dipendam, sampai aku mendapat pinjaman dari teman atau aku bisa menyisihkan uang sakuku untuk menyewa. Singkat kata... gak bisa membaca buku itu menyedihkan jendral!
Berdasarkan pengalaman masa lalu itu, sebenarnya sudah sejak lama aku memimpikan punya rumah baca. Tapi aku sadar bahwa untuk bisa mewujudkannya aku perlu menyiapkan banyak hal. Selain tempat, sarana dan prasarananya, aku juga butuh orang untuk menjaga dan mengelolanya. Sayangnya, sampai sekarang aku tak kunjung mampu mewujudkan impianku itu (atau mungkin semangatku dalam mewujudkannya belum maksimal ya?).
Mengapa aku ingin memiliki rumah baca? Karena aku tahu, banyak sekali anak-anak yang tidak memiliki kesempatan membaca buku, apalagi bagi anak-anak di daerah terpencil, terluar dan terjauh. Harga buku di Indonesia ini termasuk mahal, sehingga banyak anak yang tak mampu membeli buku. Selain itu aku ingin berbagi kesenangan dari sebuah buku, karena berdasarkan pengalaman pribadiku membaca buku itu menyenangkan. Aku ingin anak-anak yang lain juga merasakan kesenangan dari membaca buku.
Karena aku belum mampu mewujudkan impian memiliki rumah baca bukan berarti keinginanku untuk menyediakan buku bagi anak-anak tak dapat aku wujudkan. Cara "termudah" yang aku lakukan adalah menghibahkan buku bagi anak-anak yang membutuhkan. Selama ini aku sudah melakukannya dengan menghibahkan buku kepada yayasan/lembaga yang mengurusi anak-anak tidak mampu, kepada yayasan yang mengurusi anak-anak pemulung. Aku pernah juga mengirimkan buku untuk sebuah rumah baca yang telah dikelola dengan baik. Aku pun pernah mengirimkan buku untuk sekolah-sekolah di daerah terpencil melalui kegiatan Blogger Hibah Sejuta Buku (BHSB). Aku juga pernah berbagi buku kepada anak-anak di Nias melalui kegiatan Tangi Hand In Hand.
Beberapa paket hibah buku yang sempat terdokumentasikan
Aku ingin bisa terus melakukan kegiatan hibah buku ini. Mungkin aku baru akan menghentikannya jika aku sudah bisa memiliki rumah baca sendiri. Untuk tahun 2014 nanti, aku menargetkan untuk bisa menghibahkan 100 buku. Aku tahu bahwa 100 buku masih jauh dari kata mencukupi karena sebenarnya banyak anak-anak di luar sana yang masih sulit untuk mendapatkan buku untuk mereka baca. Apalagi anak-anak yang tinggal di daerah terpencil, terluar dan terjauh.
Semoga saja niatku menghibahkan 100 buku di tahun 2014 dapat terwujud. Aamiin.
Komik yang masih aku ingat itu antara lain komik Seri Sri Asih, Mandrake, Gundala Putra Petir. Walau awalnya aku kesulitan membaca buku-buku lama yang tentu saja masih menggunakan ejaan lama, tapi aku lama-lama terbiasa juga. Bau khas buku lama pun mengurangi minatku untuk membacanya berulang kali.
Setelah komik-komik koleksi Bapak puas aku baca berulang kali, aku pun beralih pada buku cerita HC Andersen yang dibelikan oleh orang tuaku. Sayangnya, orang tuaku jarang membelikan aku buku cerita HC Andersen. Alasannya : harganya relatif mahal untuk kantong orang tuaku saat itu. Tapi sebagai gantinya orang tuaku membelikan aku majalan anak-anak. Pertimbangan orang tuaku, isi majalah lebih lengkap dan bervariasi. Dari sebuah majalah aku akan mendapatkan cerita (dongeng) dan juga pelajaran.
Jika aku ingin membaca buku, orang tuaku memberikan solusi : menyewa buku dari persewaan buku. Tapi, tentu saja uang untuk menyewa buku itu harus aku ambilkan dari uang saku harianku. Orang tuaku tak menyediakan anggaran lagi untuk keperluan itu. Jadi, jika aku ingin menyewa buku maka aku harus rela tidak jajan.
Aku sebenarnya sangat senang bisa membaca buku. Aku merasa sedih saat kecil dulu tak bisa leluasa membeli buku karena harganya yang mahal menurut kantong orang tuaku saat itu. Keinginan untuk membaca buku sering kali harus dipendam, sampai aku mendapat pinjaman dari teman atau aku bisa menyisihkan uang sakuku untuk menyewa. Singkat kata... gak bisa membaca buku itu menyedihkan jendral!
Berdasarkan pengalaman masa lalu itu, sebenarnya sudah sejak lama aku memimpikan punya rumah baca. Tapi aku sadar bahwa untuk bisa mewujudkannya aku perlu menyiapkan banyak hal. Selain tempat, sarana dan prasarananya, aku juga butuh orang untuk menjaga dan mengelolanya. Sayangnya, sampai sekarang aku tak kunjung mampu mewujudkan impianku itu (atau mungkin semangatku dalam mewujudkannya belum maksimal ya?).
Mengapa aku ingin memiliki rumah baca? Karena aku tahu, banyak sekali anak-anak yang tidak memiliki kesempatan membaca buku, apalagi bagi anak-anak di daerah terpencil, terluar dan terjauh. Harga buku di Indonesia ini termasuk mahal, sehingga banyak anak yang tak mampu membeli buku. Selain itu aku ingin berbagi kesenangan dari sebuah buku, karena berdasarkan pengalaman pribadiku membaca buku itu menyenangkan. Aku ingin anak-anak yang lain juga merasakan kesenangan dari membaca buku.
Karena aku belum mampu mewujudkan impian memiliki rumah baca bukan berarti keinginanku untuk menyediakan buku bagi anak-anak tak dapat aku wujudkan. Cara "termudah" yang aku lakukan adalah menghibahkan buku bagi anak-anak yang membutuhkan. Selama ini aku sudah melakukannya dengan menghibahkan buku kepada yayasan/lembaga yang mengurusi anak-anak tidak mampu, kepada yayasan yang mengurusi anak-anak pemulung. Aku pernah juga mengirimkan buku untuk sebuah rumah baca yang telah dikelola dengan baik. Aku pun pernah mengirimkan buku untuk sekolah-sekolah di daerah terpencil melalui kegiatan Blogger Hibah Sejuta Buku (BHSB). Aku juga pernah berbagi buku kepada anak-anak di Nias melalui kegiatan Tangi Hand In Hand.
Beberapa paket hibah buku yang sempat terdokumentasikan
Aku ingin bisa terus melakukan kegiatan hibah buku ini. Mungkin aku baru akan menghentikannya jika aku sudah bisa memiliki rumah baca sendiri. Untuk tahun 2014 nanti, aku menargetkan untuk bisa menghibahkan 100 buku. Aku tahu bahwa 100 buku masih jauh dari kata mencukupi karena sebenarnya banyak anak-anak di luar sana yang masih sulit untuk mendapatkan buku untuk mereka baca. Apalagi anak-anak yang tinggal di daerah terpencil, terluar dan terjauh.
Semoga saja niatku menghibahkan 100 buku di tahun 2014 dapat terwujud. Aamiin.
Terima kasih atas partisipasi sahabat dalam Kontes Unggulan : Proyek Monumental Tahun 2014
BalasHapusAkan saya catat sebagai peserta
Keep blogging
Salam hangat dari Surabaya
Terimakasih pakde sudah mampir kesini :)
Hapussemoga kontes dan proyeknya sukses ya, mbak
BalasHapusAamiin
Aamiin... terimakasih banyak mbak utk selalu mendoakan aku. :)
HapusAyo bikin giveaway berhadiah buku, mbaak.. *mupeng :D
BalasHapusAyo mbak... kapan? :)
Hapuswah, luar biasa idenya bagus sekali mbak! gimana ya caranya supaya para blogger lain juga terlibat...
BalasHapussaya turut mengaminkan dulu deh :)
anyway, have a nice day!
Ini sebenarnya proyek pribadi kok. Tapi jika ingin bergabung, ada lo proyek Blogger Hibah Sejuta Buku (BHSB) yang saat ini masuk fase keenam dan buku2nya akan dikirim ke Sulawesi Selatan dan Sumba Timur kalo gak salah.
HapusGabung aja disana...
saya mau dapet hibah bukunya mbak hehehehe btw moga terwujud inginnya tersebut...amiiin
BalasHapusBuku yang aku hibahkan biasanya adalah buku anak2 :)
Hapussemoga harapannya bisa terpenuhi ya..selamat berlomba..semoga menjadi yang terbaik...salam :-)
BalasHapusAamiin... terimakasih banyak utk doanya Pak :)
Hapussaya juga mau kalau dizinkan untuk menghibahkan 1000buku....,
BalasHapussukses ya lombanya , salam dari Kalimantan Selatan
Wah dengan senang hati jika berminat gabung... tapi berhubung ini proyek pribadi, bagaimana kalau hibah bukunya melalui Blogger Hibah Sejuta Buku aja? Coba cek ke http://hibahbuku.net/
Hapusaku mau ikutan mbak Reni ya,.... :) nanti kabari kalo mbak reni mau sumbang buku yaaa... aku ikutttt hehehehe...
BalasHapussukses kontesnya, sukses proyeknya mbak.. :)
Ya Allah, aku terharu sekali mbak karena ternyata banyak yang ingin bergabung denganku utk sumbang buku ini.
HapusInsya Allah aku kabari mbak... tapi sebenarnya ini proyek pribadi sih... :)
mantaaaap gan :D
BalasHapusjgn lupam mampir balik :D
salam kenal
gudlak ya Mbak, semoga niatnya menghibahkan 100 buku bhkn bisa lebih dari target yaitu bisa melebih dr 100 buku. Aamiin
BalasHapusProyek yang patut diteladani ini Mbak. Kalau saya pengennya bikin perpustakaan di rumah aja Mbak. Tapi bingung juga secara rumah saya sempit sekali..
BalasHapusAamiin... terimakasih banyak mbak utk selalu mendoakan aku. :)
BalasHapus