Pages

Jumat, Oktober 09, 2015

Tips menulis resensi buku


Ada yang suka menulis resensi buku? Atau, ada yang tahu tentang tips menulis resensi buku? Aku yang selama ini hobby curcol di blog kesayanganku (Catatan Kecilku), suka sekali lo menulis resensi buku di blogku Dari Buku. Tapi itu dulu sih. Iya dulu..., sebelum aku makin tenggelam dalam dunia kerjaku yang kian hari kian menuntut perhatian dariku. Jujur aja, makin hari aku makin kesulitan untuk meluangkan waktu menulis resensi buku. Jangankan menulis resensinya, membaca bukunya aja aku sekarang sudah tak sempat lagi #sigh. Aduh maaf, keceplosan curcol lagi nih aku.

Tapi, jujur saja... from the bottom of my heart (#eaaa) aku masih sangat rindu untuk bisa menulis resensi buku lagi. Aku masih menyimpan harapan untuk bisa melihat resensi yang aku buat dimuat di media cetak. Hanya pernah sekali sih resensi yang aku buat dimuat di media online : Koran Jakarta. Dan aku sampai sekarang masih penasaran untuk bisa melihat resensi yang aku buat dimuat di media cetak.

Walaupun resensi yang aku buat belum pernah dimuat di media cetak, bukan berarti resensi buku yang aku tulis selama ini hanya asal-asalan saja lo ya. Buktinya, beberapa resensi buku yang aku buat di blog telah berhasil menang dalam lomba resensi buku. Bukan bermaksud sombong sih, hanya sekedar pembuktian bahwa aku menulis resensi buku itu tidak asal-asalan. Selama ini aku punya tips menulis resensi buku. Tentu saja tips ini adalah tips yang kurasa paling cocok kulakukan dalam menulis resensi buku.

Ini dia tips menulis resensi buku ala saya (^_^)

Menyiapkan bahannya

Bahan yang dibutuhkan untuk menulis resensi buku di blog sebenarnya cukup simpel, yaitu :
  • Buku yang akan diresensi
  • Page marker
  • Laptop/komputer
  • Kamera/smartphone


page marker

Memilih buku

Memilih buku yang tepat untuk diresensi sangatlah penting. Aku selalu memilih buku yang menarik dan sesuai dengan minatku. Jangan sampai aku tak pernah selesai membaca buku tersebut hanya gara-gara aku tak tertarik membacanya. Jika buku itu tak selesai dibaca, maka resensinya juga tak akan pernah dibuat bukan?

Meluangkan waktu

Berbeda dengan menulis blog pada umumnya, menulis resensi buku di blog akan memakan lebih banyak waktu. Waktu yang lebih banyak tentu saja untuk membaca buku tersebut. Selain itu dalam menulis resensi, aku masih saja harus membolak-balik buku tersebut untuk aku ungkapkan dalam resensiku. Bisa dibilang, untuk menulis resensi itu di beberapa bagian/halaman aku akan membacanya beberapa kali sebelum aku tuangkan dalam resensiku.

Membaca dengan teliti

Salah satu hal terpenting dalam menulis resensi buku adalah membaca dengan teliti buku tersebut. Jika ada poin-poin penting di dalam buku tersebut yang butuh dituangkan dalam resensi, aku biasanya memberi page marker pada halaman buku tersebut. Itu sebabnya aku selalu punya banyak persediaan page marker di rumah.
Mungkin ada yang bertanya mengapa aku tak melipat saja halaman yang penting itu. Atau mungkin ada juga yang bertanya mengapa aku tak memberi coretan atau catatan saja pada halaman penting itu. Untuk dua pertanyaan itu jawabanku adalah : tidak! Kedua hal itu adalah pantangan bagiku, karena aku selalu ingin buku yang aku miliki tetap mulus dan bersih. Hehehe.
Atau mungkin yang lain bertanya mengapa aku tidak membuat catatan penting itu di kertas lain. Untuk pertanyaan itu jawabanku tetap sama : tidak! Tapi alasannya sih simpel, karena aku terlalu malas untuk menulis #ditoyor. Aku lebih suka langsung mengetiknya daripada menulis dan kemudian menyalinnya di laptopku.


page marker terpasang

Menentukan poin-poin penting

Sambil membaca dengan teliti buku tersebut, aku selalu menentukan poin-poin penting yang akan aku tuangkan dalam resensiku. Poin-poin itu antara lain tentang :
  • kelebihan/kekurangan buku
  • kesalahan ketik (jika ada)
  • logika tulisan/cerita
  • kesinambungan tulisan/cerita antar bab
  • cara penulis menyampaikan ide/cerita
  • data buku/pengarang

Menulis resensi dengan hati-hati

Aku selalu berusaha menulis resensi buku dengan hati-hati. Maksudnya, jika ada kekurangan buku tersebut aku berusaha menyampaikannya dengan sehalus mungkin. Hal ini aku lakukan karena aku menyadari bahwa menulis buku itu tidaklah mudah, dan mengkritik itu jauh lebih mudah. Selain itu aku juga menyadari bahwa sejelek-jeleknya buku tersebut, tetap saja penulisnya lebih hebat daripada aku yang hanya bisa mengkritik dan tak bisa menerbitkan buku apapun ini hehehe.  Oleh sebab itu, menyebutkan kelebihan buku tersebut menjadi poin yang sangat penting sebagai penyeimbang dari kekurangan yang ada dalam buku tersebut.
Setelah semua tulisan selesai, aku masih harus meneliti ulang resensi yang aku buat. Jika ada kata-kata yang kurang pas, aku harus memperbaikinya. Terlebih lagi, aku harus memastikan resensiku tak ada kesalahan ketiknya. Kan aneh jika dalam resensi itu aku mengkritik tentang banyaknya typo dalam buku tersebut, tapi tulisanku sendiri juga banyak typonya. Jeruk makan jeruk itu namanya hehehe.

Membuat Foto yang menarik

Setelah tulisan selesai, masih ada satu yang harus aku lakukan : memfoto buku yang aku resensikan. Jujur saja, urusan foto memfoto ini bukan keahlianku sebenarnya. Aku sama sekali tak memiliki jiwa seni yang bisa menghasilkan foto yang menarik. Walau begitu, mau tak mau aku tetap harus menampilkan bukti fisik buku yang aku resensi itu. Aku berusaha membuat fotonya semenarik mungkin, tentu saja sebatas kemampuanku. Untuk memfotonya terkadang aku menggunakan kamera saku, tapi terkadang cukup dengan smartphone saja.
Tapi membuat foto untuk resensi buku jauh lebih mudah daripada untuk tulisan perjalanan. Karena untuk resensi buku aku biasanya hanya butuh 1 buah foto, sementara untuk tulisan perjalanan aku biasanya membutuhkan banyak foto. Dan, karena banyak, biasanya foto-foto perjalanan itu aku buat kolase. Belum lagi jika aku menambahkan watermark dalam foto-foto itu. Jadi, memang lebih simpel foto untuk resensi buku.


contoh foto buku yang kubuat

Membuat judul resensi yang menarik

Sama seperti membuat foto yang menarik, membuat judul resensi yang menarik juga bukan keahlianku. Untuk urusan membuat judul resensi saja, aku seringkali membutuhkan banyak waktu untuk memikirkannya. Kalaupun sudah ketemu judulnya, rasa-rasanya judul yang aku buat tetap saja terasa kurang "nendang" menurutku #mirisbanget.

Memperhatikan syarat dan ketentuan

Untuk resensi yang aku buat untuk lomba resensi, aku harus memperhatikan syarat dan ketentuan yang dipersyaratkan oleh penyelenggara. Jangan sampai setelah bersusah payah menulis resensi, ternyata resensiku tak bisa dinilai oleh juri gara-gara ada persyaratan yang terlewatkan atau karena sudah lewat deadlinenya! Ngenes banget kan kalau sudah begitu? Kalau ini terjadi, siap-siap deh aku nangis sedih di pojok kamar menyesali kebodohan diri sendiri.

Mem-publish dengan kebanggaan

Eits... bagiku ini bukan bentuk kesombongan lo ya. Untukku pribadi, mempublish dengan kebanggaan adalah bentuk penghargaan pada diriku sendiri. Penghargaan karena aku telah berhasil membuat 'karya' yang murni hasil karyaku sendiri. Penghargaan karena aku telah berhasil menyelesaikan proses panjang untuk bisa menulis resensi berikut segala macam suka dukanya.

Walau harus kuakui bahwa selama ini tulisanku tentang resensi buku sepi pengunjung, berbeda banget dengan tulisan curcolku yang lebih ramai pengunjung. Namun tetap saja, aku merasa sangat bangga bisa menulis resensi buku dan masih menyimpan harapan untuk bisa melihat resensi yang aku buat termuat di media cetak.

Oya, buku Toba Dreams yang fotonya aku pajang itu sebenarnya dulu aku baca dan aku persiapkan untuk lomba resensi buku. Halaman yang memuat poin-poin penting sudah aku tandai, foto sudah aku siapkan... tapi ternyata aku tak punya waktu untuk menuliskan resensinya karena aku sedang (sok) sibuk dengan kerjaan kantor. Kalau ditanya perasaanku saat itu... nyesel banget! Dan sampai sekarang pun aku tak kunjung sempat menuliskan resensi Toba Dreams. Kali ini cukuplah diwakili dengan foto-fotonya saja hehehe.

Itu tadi semua ceritaku tentang suka duka menulis resensi buku. Tertarik untuk menulis resensi buku juga? Yuk, praktekkan tips menulis resensi buku (ala saya) dan ciptakan peluangmu untuk menjadi resensor handal. Siapa tahu, rejekimu ada di sana.


Cerita di balik blog

18 komentar:

  1. Pantesan udah lama gak liat postingan resensi mbak reni...
    lagi sibuk ternyata... *sama dunk kita :(
    Semoga resensi mbak bisa dimuat di media cetak yaa, aamiin :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan hanya postingan resensi yang sudah lama absen, semua blogku bahkan nyaris berdebu nih saat ini hehehe

      Hapus
  2. menulis point2 penting ya, mba Reni. sekalian ditandai sama kertas warna warni biar ga lupa. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yups... kertas warna warni atau page marker itu adalah senjata paling penting bagiku dalam meresensi buku :)

      Hapus
  3. Membaca dengan teliti itu yang kadang-kadang bikin ngantuk. Tapi beda lagi kalau suka ama bukunya.
    Apa kabar mbak reni??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu makanya, pilih buku yang menarik minat kita.
      Alhamdulillah kabarku baik.... lama ya tak mampir ke blogku :D
      Tapi aku maklum kok, soalnya aku juga sudah jarang nulis hehehe

      Hapus
  4. Mb Ren kalo bikin resensi emang detail. Catet ah tips menulis resensi ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin karena aku emang orang yang ribet ya dek Lian hahaha, jadinya ngeributin hal2 yang bagi orang lain gak penting :D

      Hapus
  5. saya belum bisa meresensi buku mba... :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo mak Santi... dicoba aja nulis resensi buku, gak sulit kok :)

      Hapus
  6. Pantesan hasil reviewnya mbak Reni tu woke banget ternyata memang detail bgt gini. Aku pengen nyonto ih..penegen nulis resensi yg oke kaya mbak reni

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh Mak Muna ini.... jangan membuatku GR dong hahaha
      Aku juga masih banyak belajar kok sebenarnya, dan tulisan di atas itu karena aku yang lebay aja sih hahaha

      Hapus
  7. Jeng Reni yang mana....itu loh yang ahli resensi buku. Lah saya babarblas tidak bisa Jeng dan trim dibagi ilmu resensinya. Sukses di GA Jeng Uniek ya.
    Salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. OMG... ahli resensi buku? Gubrakk.... hahaha
      Aduh mbak Prih ini membuatku malu aja, aku bukan ahlinya mbak... aku masih belajar menulis resensi yang benar.
      Tulisan di atas sih tulisan sotoy ala aku aja mbak :D

      Hapus
  8. Aku niiihhh gerombolan merindukan bu ren rajin posting hihihihi :*

    BalasHapus
  9. Jujur aja mba, dari segala jenis bentuk bikin postingan, bikin review buku ada di tempat tertinggi dalam faktor kesulitan hahahaa... Kudu menghayati bukunya namun tidak lupa utk menulis aneka catatan kecil yg akan digunakan utk review. Jadinya baca kagak kelar2 dan sama sekali ilang nikmatnya hahahaa.... Ayo mba review lagi, liburnya jangan kelamaan :)

    BalasHapus
  10. aku masih kurang ahli mereview buku mbak, jadi kesannya asal jadi

    BalasHapus
  11. Review2 Mbak Reni mah gak usah disanksikan lagi, oke punyaaa... ;)

    BalasHapus

Komentarnya dimoderasi dulu ya? Terimakasih sudah mampir dan meninggalkan jejak. (^_^)