Pages

Sabtu, Desember 21, 2013

Aku... smart? Kudu!

Aku... smart? Kudu! Harus! Wajib! Yups... aku memang kudu atau harus atau wajib untuk menjadi smart. Aku punya alasan sendiri mengapa aku harus smart. Alasan itu adalah karena aku menyadari aku bukanlah manusia yang sempurna.

Aku bukan saja seorang istri dan seorang ibu, tapi juga seorang wanita yang bekerja. Kekurangan dan ketidaksempurnaanku sebagai manusia tentu saja akan membuatku tak mampu menjalankan semua peran itu dengan maksimal. Nah, agar aku bisa menjalankan semua peran itu dengan maksimal aku kudu smart. Yang aku maksudkan dengan smart adalah mampu mengenali diri dan lingkungan dengan baik dan selalu berpikir positif.

Seseorang yang tak mampu mengenali dirinya dengan baik, maka dia tak akan mengetahui kelebihan dan kekurangannya dengan baik. Jika hal itu terjadi, dia tak akan menggali potensi dirinya yang terpendam sehingga dia tak tahu bahwa dirinya memiliki kelebihan. Aku tak mau seperti itu, makanya aku harus smart sehingga aku bisa mengetahui kekurangan dan kelebihanku. Jika aku sudah mengetahui kelebihan dan kekuranganku sendiri, maka aku bisa melakukan hal-hal untuk mengurangi kelemahan-kelemahan yang aku miliki. Aku juga akan bisa menonjolkan kelebihan-kelebihan yang ada pada diriku. Hal itu  akan bermanfaat untuk melancarkan peranku sebagai istri dan ibu dan juga akan membantu peranku sebagai wanita yang bekerja.

Sebagai contoh, salah satu kelemahan yang aku miliki adalah sifat pelupa. Tentu saja sifat ini telah beberapa kali membuat repot diriku sendiri dan juga orang lain. Seandainya aku tak menyadari bahwa sifat pelupa ini merugikan orang lain, maka aku tak akan menetapkan solusi sama sekali. Untuk mengurangi masalah yang akan muncul akibat sifat pelupa ini maka aku harus rajin mencatat hal-hal yang akan atau telah aku lakukan. Untuk menguatkannya, aku juga memberi tahu orang lain (suamiku, putriku atau rekan kerjaku) tentang hal yang akan atau telah aku lakukan itu. Jadi, misalnya suatu hari aku melupakannya ada yang bisa mengingatkan aku.

Contoh lain, aku adalah orang yang sangat serius, khususnya saat bekerja. Biasanya orang yang serius adalah orang yang membosankan. Serius ini memang bisa dikatakan sisi positif dan sisi negatif sekaligus. Tergantung bagaimana menempatkannya. Itu sebabnya aku harus bisa menempatkan sisi serius yang ada dalam diriku pada porsi yang tepat, saat yang tepat dan orang yang tepat.

Sejujurnya aku terkadang sulit melepaskan sisi serius yang ada dalam diriku ini saat sedang bekerja. Namun, mau tak mau aku harus bisa mengontrol sisi serius-ku itu agar lingkungan kerjaku dapat nyaman dan tetap kondusif. Walau kadang aku ingin semua orang seserius diriku, aku harus "menyesuaikan" dengan kondisi rekan kerjaku juga. Terbayang kan, bagaimana jika aku serius terus? Pasti teman-teman kerjaku jadi tegang terus dan ujung-ujungnya stress dan kerjaan malah gak kelar.

Bagiku, disiplin itu tidak sulit. Untuk urusan pekerjaan kantor, terus terang saja aku menonjolkan sisi kedisiplinanku di atas rekan-rekan kerjaku yang lain. Aku memanfaatkan kedisiplinanku sebagai salah satu kunciku untuk bisa selangkah lebih maju dari rekan-rekanku yang lain. Untuk urusan rumah tangga, kedisiplinan ini aku terapkan untuk mendidik putri semata wayangku. Tentu saja, tak selamanya aku harus menjalankan disiplin dengan sangat ketat, karena aku juga harus fleksibel dengan memperhatikan kondisi putriku juga.

Jika aku tak smart memanfaatkan kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diriku, maka aku tak yakin semua akan berjalan sebaik hari ini. Namun, memahami diri sendiri saja tak cukup untuk bisa membantuku menjalani berbagai peran dengan baik. Aku juga harus mampu mengenali lingkungan dengan baik. Lingkungan ini tentu saja terdiri dari keluargaku, lingkungan tempat aku tinggal, lingkungan tempat aku bekerja dan lingkungan tempat aku bersosialisasi.

Aku harus mampu memahami dan mengetahui kebutuhan-kebutuhan dari suami dan putriku, agar aku bisa melakukan yang terbaik bagi mereka. Aku juga harus sensitif untuk mengetahui perasaan mereka sehingga aku bisa membuat mereka senyaman mungkin. Tanpa mengenali sifat-sifat anggota keluargaku dengan baik, maka aku tak akan bisa memberikan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan masing-masing.


berusaha menjadi ibu dan istri yg smart
Menemani suami memancing, menemani putriku berenang dan berlibur bersama mereka

Setiap orang berbeda, tak ada yang sama. Itu makanya, kita tak bisa memperlakukan setiap orang dengan cara yang sama. Berbekal hal itu, aku harus mengenali lingkunganku di luar rumah dengan sebaik-baiknya agar aku bisa menempatkan diri dengan baik. Agar aku bisa bersikap dan berkata yang tepat, pada saat yang tepat dan pada orang yang tepat. Hal ini tentu saja sangat berpengaruh besar, apalagi untuk urusan pekerjaanku.

Sebagai PNS, aku harus mampu memberikan pelayanan prima. Hal itu akan sulit aku lakukan jika aku hanya bekerja seorang diri. Aku butuh kerjasama yang baik dari rekan kerjaku. Aku harus bisa bergaul dengan smart dengan rekan-rekan kerjaku, agar tercipta hubungan yang menyenangkan di antara kami. Rekan kerja yang menyenangkan akan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif sehingga hasil pekerjaan akan jauh lebih optimal.


bergaul smart dg rekan kerja

Orang yang smart memang akan bisa membawa dirinya dengan baik dimanapun berada. Hal itu sulit dilakukan jika kita tak mengenali diri kita dan lingkungan kita dengan baik. Namun, tanpa disertai dengan cara berpikir positif rasanya sulit sekali mewujudkannya. Segala sesuatu tak akan berhasil dilakukan dengan baik jika tak disertai dengan pemikiran yang positif dan jiwa yang positif. Orang-orang yang terbiasa berpikir positif maka akan menampilkan sikap, perilaku dan perkataan yang positif juga.

Itu sebabnya aku selalu berusaha untuk berpikir positif, agar diriku juga mengeluarkan 'aura' positif. Memang tak mudah... tapi aku harus melakukannya. Tanpa berbekal pemikiran positif, aku yakin tak akan mampu melakukan berbagai peran itu dengan berhasil. Jika pikiran negatif kuijinkan menguasai diriku, aku yakin yang akan muncul dalam pikiranku adalah : "setelah bekerja seharian di luar rumah, masak aku masih harus melakukan pekerjaan rumah tangga?", atau "setelah pusing dengan urusan kantor, haruskah aku membantu mengerjakan PR anakku?" dsb... dsb....

Namun, dengan berbekal pemikiran positif aku akan melihat hal lain yang menyenangkan dari apa yang aku kerjakan seharian itu. Aku bisa menyiasati pekerjaanku dengan melakukan hal-hal yang aku sukai di sela-sela rutinitasku. Aku bisa mengambil keuntungan berupa kebahagiaan melihat senyum ceria suami dan anakku. Aku bisa juga merasakan kebanggaan jika melihat kepuasan yang muncul dari wajah bos di kantor atas hasil kerjaku, dan lain sebagainya. Yang jelas, semua pemikiran positif itu akan membuat hidupku terasa jauh lebih ringan dan menyenangkan!

Jadi begitulah... aku memang kudu, harus dan wajib smart agar aku bisa menjalankan berbagai peranku dengan maksimal... dan agar aku bisa tetap tersenyum bahagia! (^_^)



Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Ultah Blog Emak Gaoel

25 komentar:

  1. smart memang bisa diaplikasikan dalam segala hal ya mbak. dan memberikan pelayanan terbaik untuk publik tanpa menyusahkan adalah tindakan yang smart! semoga menang mbak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mas Rudi, memang untuk menjalani hidup ini kita harus smart... agar kita tak terkungkung oleh kelemahan2 dalam diri kita dan bisa mengaktualisasikan diri secara maksimal :)

      Hapus
  2. baru lihat Mba reni di foto jg udah terlihat smart ^^
    Good Luck ya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh... membuatku jadi besar kepala nih hahaha

      Hapus
  3. Kurang lebih 3 tahun saya mengenal Mbak Reni melalui tulisan-tulisan, dan saya telah merasakan bahwa Mbak Reni memiliki banyak hal smart sebagai seorang Ibu, istri, maupun dalam pekerjaan dan saya meyakini itu meskipun kita tidak pernah bertemu secara langsung

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah... tersanjung sekali aku membaca komentar Pakies ini hehehe
      Masih banyak sekali kekurangan yg aku miliki tapi aku tetap belajar untuk bisa lebih baik lagi Pak :)

      Hapus
  4. Balasan
    1. Terima kasih banyak.. :) Aku tersanjung sekali

      Hapus
  5. pertama kali mampir...setelah mampir di tempatnya om enha....semoga bisa enjadi ibu yang smart dan penuh dengan pikiran yang positif agar kita bisa berkarya lebih lagi....

    met kenal ya bu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... terimakasih banyak utk doanya... dan juga sudah mampir juga kemari :)

      Hapus
  6. Wawww sudah sepantasnya memang ya mak, kalo wanita kudu smart hehehe
    mak reni termasuk smart bangett ^^
    Gud luck makk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, kita kaum wanita kudu smart.. karena yang kita kerjakan sangat banyak hehehe

      Hapus
  7. kita harus smart tuk hadapi perkembangan yang ada...

    BalasHapus
  8. Setuju mbak, karena orang disekitar kita beda2 ya kitanya juga mesti nyesuain diri sama lingkungan dimana kita tinggal atau kerja :) btw, itu linknya kayanya salah deh mbak nggak ngarah ke smart tp malah ke blogger hhe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduuuhh.... kenapa baru mampir sekarang dan komen sekarang?
      Penjurian sudah lewat dan punyaku pasti langsung kena diskualifikasi gara2 salah pasang link... *nangis di pojokan*

      Hapus
    2. Wahhhh sorry mbak aku nggak tau klo penjuriannya udah lewat, abis aku baru ngeblog lagi sih, moga gak kena diskualifikasi deh... tp itu udah mbak ganti kayanya linknya :)

      Hapus
  9. saya sudah bisa bayangkan (bahkan sejak dulu hehe ...) bahwa mbak reni memang tipe serius dan disiplin dalam bekerja.
    Ibu rumah tangga memang harus kudu smart, mbak, terutama dalam bagi waktu dan peran, kita kan pemeran multitask.
    Ohya, trins sudah mampir yaa ... Ditunggu di setiap hari kiriman ayatnya, di rumah saya. Mangga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Teh Ani sudah bisa "membaca" kalo aku ini serius dan disiplin ya? :)
      Emang banyak tugas yang kudu dijalani kaum wanita shg kita kudu smart dalam membagi waktu.

      Hapus
  10. Terima kasih banyak atas infonya

    BalasHapus
  11. smart itu sebuah keharusan, ya, Mbak :)

    BalasHapus
  12. smoga sukses terus deh bu,,, And makin smart!

    BalasHapus
  13. iya mak Reni, perempuan memang harus smart, terutama karena kita punya kewajiban mendidik anak. anak yang smart tentunya dididik oleh ortu yg smart juga, ibu khususnya ^^

    BalasHapus

Komentarnya dimoderasi dulu ya? Terimakasih sudah mampir dan meninggalkan jejak. (^_^)