Pages

Minggu, Maret 11, 2012

Wisata Sejarah

Selama ini aku dan suami sudah beberapa kali mengajak Shasa melakukan wisata sejarah. Kalau tak salah kami sudah enam kali melakukan wisata sejarah dengan Shasa.

Tempat-tempat yang sudah kami kunjungi antara lain :

  • Candi Prambanan (kalau tak salah saat Shasa umur 5 tahun) yang sayang sekali tak ada dokumentasinya, karena kunjungan kami ke Candi Prambanan memang tidak direncanakan. Saat itu, kami yang sedang dalam perjalanan dari Yogya menuju Sragen, tiba-tiba saja saat kami melewati Candi Prambanan muncul keinginan untuk mampir.
  • Keraton Yogyakarta. Pada bulan April 2007 (saat Shasa kelas 1 SD) kami mengajaknya mengunjungi Keraton Yogyakarta. Namun saat itu Shasa belum bisa menikmati wisata sejarah itu. Mungkin karena suasana keraton yang terkesan suram dan kuno, sehingga Shasa tidak nyaman berlama-lama di dalam keraton. Itu sebabnya, foto-foto waktu di Keraton Yogyakarta juga tak banyak karena kami hanya sebentar berada di sana.
  • Monumen Tumpak Rinjing di desa Pringkuku, kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan. Monumen itu dibangun untuk mengenang jasa para pahlawan yang gugur dalam pertempuran yang terjadi pada tanggal 7 Juni 1948 di Tumpak Rinjing antara tentara Indonesia yang dipimpin Jendral Soedirman dibantu masyarakat Pacitan melawan Pemerintah Kolonial Belanda. Sayang sekali, lokasi tempat monumen itu dibangun kurang terpelihara. Shasa bahkan tak tertarik untuk aku ajak foto bersama di sana.
  • Monumen Kresek di Kabupaten Madiun yang merupakan monumen yang dibangun untuk mengenang korban keganasan PKI di Madiun. Shasa sudah beberapa kali kuajak kesana, karena tempatnya memang tidak terlalu jauh dari tempat kami.

Nah, dua tempat lagi yang sudah kami kunjungi dan akan kami ceritakan secara lebih detil adalah Museum Trinil dan Taman Sari Yogyakarta.

Museum Trinil

Museum Trinil merupakan salah satu situs paleoantropologi yang berada di Dusun Pilang, Desa Kawu, kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi - Jawa Timur. Jarak museum dari jalan raya masih masuk ke dalam sepanjang kurang lebih 5 Km. Museum Trinil ini terletak di pinggir sungai Bengawan Solo.

Saat kami masuk ke lokasi, kami disambut dengan patung gajah yang terletak di samping kanan gapura masuk. Mungkin karena di lokasi tersebut banyak ditemukan fosil gajah, maka dibuatlah patung gajah di museum itu. Bahkan di pintu masuk juga dihiasi dengan 2 pilar yang berbentuk gading gajah. Sementara di sebelah tenggara terdapat tugu lokasi ditemukannya Pithecanthropus Erectus.

Di dalam museum dipenuhi dengan aneka fosil. Diantaranya adalah : fosil tengkorak manusia purba, fosil tulang rahang bawah macan, fosil gigi geraham atas gajah, fosil tulang paha manusia purba, fosil tanduk kerbau, fosil tanduk banteng dan fosil gading gajah purba.

Namun, sama seperti wisata ke Keraton Yogyakarta, Shasa juga tidak bisa menikmati wisata ke Museum Trinil. Maklum saja, begitu masuk museum pemandangan yang ada memang tidak menyenangkan, karena hanya berisi tengkorak dan fosil-fosil. Itu sebabnya Shasa tidak nyaman berada di dalam museum, tapi begitu keluar wajahnya langsung sumringah lagi.

Kalau yang di bawah ini adalah foto-foto waktu kami berkunjung ke Museum Trinil pada tanggal 2 September 2009 yang lalu.

Papan inilah yang menandakan tempat Museum Trinil


Shasa bergaya di depan gapura


Ini dia prasasti peresmian bangunan kompleks museum Trinil yang ditandatangani Gubernur KDH Tk. I Jawa Timur Bpk. Soelarsi pada tanggal 20 Nopember 1991.


Di depan pintu masuk yang dihiasi 2 pilar berbentuk gading gajah


Ini fosil gading dari gajah purba


replika manusia purba


fosil tanduk banteng


Shasa serem lihat yang ini : tengkorak manusia purba


Ada juga lo penjelasan bagian-bagian bumi lengkap dengan sejarah bumi


Duduk di belalai patung gajah. Besar kan patungnya?

Terus terang aku kurang pandai untuk menjelaskan lebih detil tentang Museum Trinil. Jadi bagi yang tertarik untuk tahu lebih banyak tentang Museum Trinil, dapat mengunjungi alamat-alamat di bawah ini :
http://trinil.wordpress.com/2009/07/15/musium-trinil/
http://www.navigasi.net/goart.php?a=mutrinil

Taman Sari

Taman Sari adalah situs bekas taman atau kebun Keraton Yogyakarta. Konon, kebun ini dibangun pada zaman Sultan Hamengku Buwono I (HB I) pada tahun 1758-1765. Awalnya, taman yang mendapat sebutan "The Fragrant Garden" ini memiliki luas lebih dari 10 hektare dengan sekitar 57 bangunan baik berupa gedung, kolam pemandian, jembatan gantung, kanal air, maupun danau buatan beserta pulau buatan dan lorong bawah air. Namun saat ini, sisa-sisa bagian Taman Sari yang dapat dilihat hanyalah yang berada di barat daya kompleks Kedhaton saja.

Kompleks Taman Sari setidaknya dapat dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama adalah danau buatan yang terletak di sebelah barat. Bagian selanjutnya adalah bangunan yang berada di sebelah selatan danau buatan antara lain Pemandian Umbul Binangun. Bagian ketiga adalah Pasarean Ledok Sari dan Kolam Garjitawati yang terletak di selatan bagian kedua. Bagian terakhir adalah bagian sebelah timur bagian pertama dan kedua dan meluas ke arah timur sampai tenggara kompleks Magangan.

Dulu di dalam kompleks Taman Sari ada danau buatan yang dikenal dengan nama segaran. Dulu danau itu digunakan untuk memelihara berbagai jenis ikan dan tempat bersampan Sultan dan keluarga kerajaan. Sekarang danau buatan ini tidak lagi berisi air melainkan telah menjadi pemukiman padat yang dikenal dengan kampung Taman.

Salah satu bagian dari Taman Sari adalah Sumur Gumuling, yaitu bangunan bertingkat dua dengan lantai bagian bawahnya terletak di bawah tanah. Di masa lampau, bangunan ini merupakan semacam Masjid tempat Sultan melakukan Sholat yang dapat dicapai melalui salah satu lorong bawah tanah yang ada di kompleks taman.

Wisata sejarah yang bisa dinikmati Shasa adalah wisata ke Taman Sari ini. Dia tidak merasa tertekan meskipun harus melewati bangunan-bangunan suram, bahkan lorong bawah tanah saat kami menuju lokasi Sumur Gumuling (masjid). Aku sendiri sangat terkesan dengan bentuk dari Masjid itu, apalagi tempatnya yang tersembunyi (di bawah tanah).

Waktu kami mengunjungi Taman Sari pada tanggal 1 Juli 2011 yang lalu, Taman Sari sedang direnovasi. Salah satu yang sedang dalam tahap renovasi saat itu adalah masjidnya.

Sekarang waktunya untuk berbagi foto tentang Taman Sari. Kan katanya kalau tak ada foto dianggap hoax hehehe.. Silahkan menikmati (^_^)

Tampak Sari dilihat dari tempat parkir


Foto dulu di depan pagar depan Taman Sari


Ini adalah prasasti peresmiannya, tapi sayang tulisannya pakai huruf Jawa yang aku tak mampu membacanya, tapi tanda tangannya masih lumayan jelas kok


Ayo ayo.. beli tiket dulu ya?


Kalau ini gak salah papan ini menjelaskan tentang rehabilitasi kawasan Taman Sari


Papan yang menjelaskan bahwa Taman Sari merupakan salah satu Cagar Budaya


Bangunan depan di foto dari atas


Seperti ini salah satu gapura masuknya


Aku suka sekali dengan bangunan ini
Motif sulur-sulurnya bagus sekali



Relief dinding Taman Sari lebih banyak bermotif sulur-sulur tanaman


Kalau yang ini motif yang tampak nyata adalah wajah raksasa


Kalau yang ini perpaduan motif sulur-sulur dan wajah raksasa


Ini dia tempat pemandian selir raja


Bangunan Taman Sari yang lama, masih kokoh hanya kurang terawat


Kalau yang ini adalah bangunan Taman Sari yang sudah direnovasi (berada di tengah-tengah pemukiman penduduk)


Di Taman Sari banyak sekali lorong-lorong seperti ini


Lorong gelap di bawah itu adalah lorong masuk ke dalam masjid


Memasuki lorong menuju masjid


Ini bagian dalam masjidnya, cekungan itu tempat Imam


Bagian dalam masjid yang melingkar. Ini sudah direnovasi lho


Foto di salah satu mulut lorong yang ada di Taman Sari


Biar tak bingung disediakan peta juga di dalam


Penjelasan yang ditempel di tembok, tapi dalam bahasa Belanda dan Jerman

Aku suka sekali dengan motif relief yang ada di dinding Taman Sari. Selain itu, masih banyak hal menarik lainnya dari Taman Sari ini, sehingga rasanya memerlukan lebih banyak waktu untuk menceritakannya. Oleh karena itu, bagi yang tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang Taman Sari dapat membacanya di alamat-alamat di bawah ini :
http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Sari_Yogyakarta
http://www.iftfishing.com/city/featured/wisata/sejarah/istana-air-taman-sari-yogyakarta
http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/historic-and-heritage-sight/tamansari/

Semoga lain kali kami berkesempatan mengajak Shasa untuk melakukan wisata sejarah ke tempat lain. Dan semoga wisata sejarah ini dapat membuat Shasa mengenal sejarah bangsa, menumbuhkan rasa cinta di hati Shasa akan warisan budaya bangsa dan rasa bangga menjadi bangsa Indonesia.

“Tulisan ini diikutkan pada Giveaway Pertama di Kisahku bersama Kakakin



18 komentar:

  1. hebat euy mbak Reni bisa nepatin janjinya ikutan GA di sana dan di sini!
    salut saya! padahal lagi rempong ya mba?

    Btw, waktu aku ke TamanSari itu kolamnya lagi kosong, jadi berasa gersang deh. Apa memang hanya diisi air pada waktu2 tertentu saja ya mbak?

    BalasHapus
  2. Museum trinil? beluumm pernah kesana..hiks:(

    Klau taman sari Jogya, itu edisi tahun 2010 saya ke jogya dan hanya berkunjung ke taman sari doang Mbak. Membayangkan andai taman sari tersebut jaman dahulu kala sedang digunakan bercengkerama para puteri keraton...wouww..kayak di pilem2 kali ya.,,puterinya cantik dan anggung berkebaya. hehehehe...#nglantur deh

    Gudluck GAnya ya Mbak:)

    BalasHapus
  3. seringkali lewat ngawi hanya lihat patungnya saja dan belum pernah masuk ke lokasi. Yang di Mediun saya jadi penasaran, kenapa kok disebut monumen kresek ya Mbak ?

    BalasHapus
  4. @Nique >> Ya selama aku bisa, aku berusaha utk ikutan mbak... Ini aja bisa ikutan GA tapi sebelumnya aku cemas dan tegang luar biasa... hehehe

    Wah untung saja waktu aku ke Taman Sari pas kolamnya terisi air mbak. Aku gak tahu apakah airnya diisi di waktu2 tertentu saja.

    @Ririe >> Ayo kapan2 ke museum Trinil.. tapi emang sih di sekitar situ gak ada tempat hiburan lainnya, paling2 ada waduk. :)
    Beda dengan di Yogya yg banyak tempat wisata yg bisa dikunjungi.

    @PakIes >> Aduh pak, aku sendiri juga gak tahu kenapa disebut Museum Kresek... hehehe

    BalasHapus
  5. belum pernah semua mba aku kesana :P jarang pulang kampung sih aku :D
    good luck ya mba :D

    BalasHapus
  6. @Ria >> ayo mbak, suatu saat direncanakan utk jalan2 ke tempat2 di atas ya? Khususnya Taman Sari. CAkep deh...

    BalasHapus
  7. Wah, keren ceritanya Mbak
    semoga tercatat..
    saya doakan menang ya Mbak :)

    BalasHapus
  8. Hehe, aku pernah ke taman sari tuh mbak. Kalo di foto mbak kok malah kaya lagi di thailand ya

    BalasHapus
  9. Bisa ikut dah bikin seneng, apalagi lengkap gini buat postingnya, kereeen :-)

    Siap-siap menang ya Mbak :-)

    Itu cara sembunyikan foto ajarin dong...

    BalasHapus
  10. foto2nya bagus, tp agak nyeremin yah pas di lorong :D

    BalasHapus
  11. Tamansari itu uapik pol ya Mbak...
    seneng aku kesana
    pingin kesana lagi

    BalasHapus
  12. semua yg sudah di sebutkan di atas tak satupun pernah dikunjungi oleh saya hehe... kalau borobudur sih udah pernah :D

    BalasHapus
  13. @Antaresa >> Oya..? Wah, aku jadi pengen ke Thailand deh jadinya :)

    @Yunda Hamasah >> Mbak Keke, utk cara menyembunyikan foto aku inbox-in ya?

    @Sarah >> Kalau udah disana, masuk lorongnya gak terasa serem kok. Beneran... Soalnya seru juga sih membayangkan sedang melewati jalan rahasia raja2 jaman dulu :)

    @Elsa >> Ayuk mbak Elsa... kita ke Taman Sari lagi.. :) Kopdar disana.. Mau? hehehe

    @yayack >> La itu dia, Shasa malah belum pernah ke Borobudur. :)

    BalasHapus
  14. lah terus kapan sampean mau wisata blogger ke Jember mbak Ren?

    Liat fotonya kok saya malah fokus sama posenya Shasa ya hehehe

    sukses Giveawaynya mbak

    BalasHapus
  15. Mbak Shasa, nanti lagi ajak Fauzan ya kalau wisata sejarah ...

    BalasHapus
  16. Enak ya mb, bisa pergi jalan2 ke tempat bersejarah sekalian belajar buat kita dan anak-anak lagi. jadi mengenal sejarah yang ada.

    Kalau di daerah jawa banyak musium dan tempat sejarah...kalau di tempatku tinggal , ngak ada mb paling mesjid penyengat tempat wisata sejarah yg bagus

    BalasHapus
  17. @Lozz Akbar >> doakan saja suatu saat ada kesempatan utk berwisata ke Jember ya? Emang posenya Shasa kenapa? lucu ya? hehehe

    @Dey >> OK.. pasti seru deh kalau kapan2 bisa ramai2 berwisata :)

    @Adini >> Makanya, sempatkan utk ke jawa lagi mbak dan jangan lupa mampir ke Madiun ya? :)

    BalasHapus

Komentarnya dimoderasi dulu ya? Terimakasih sudah mampir dan meninggalkan jejak. (^_^)