Pages

Minggu, Oktober 30, 2011

Story Puding : Menikah di saat krismon

Krisis moneter tahun 1997 di Indonesia terus memburuk seiring dengan krisis moneter yang melanda Asia. Puncak dari makin memburuknya kondisi di Indonesia saat itu adalah terjadinya reformasi. Meski pemerintah sudah beralih dari pemerintahan Orde Baru ke Orde Reformasi, tapi kondisi di Indonesia tak bisa langsung membaik. Harga-harga barang masih membumbung tinggi dan kerusuhan masih terjadi di mana-mana.

Dalam kondisi seperti itulah pernikahanku digelar. Aku ingat sekali, banyak sekali pikiran yang membebani kedua orang tuaku saat itu. Maklum saja, ini adalah pernikahan pertama yang digelar oleh orang tuaku untuk anaknya. Tentu saja orang tuaku ingin mengadakan acara pernikahan yang terbaik bagiku. Namun kondisi yang ada membuat kedua orang tuaku kalang kabut.

Dengan membengkaknya harga yang mencapai 2 kali lipat, otomatis orang tuaku harus mengatur ulang rencana pernikahanku. Segala sesuatunya harus disesuaikan kembali, disesuaikan dengan budget yang sebenarnya juga terbatas. Segala sesuatu yang sudah direncanakan jauh-jauh hari jadi berantakan.

Dari semula direncanakan pesta pernikahan hanya akan digelar sekali saja. Kebetulan calon suamiku juga berasal dari kota yang sama denganku. Itu sebabnya diputuskan untuk tidak mengadakan acara "ngunduh manten". Soalnya dalam adat Jawa, setelah acara pernikahan di pihak pengantin perempuan akan digelar juga acara di pihak pengantin laki-laki yang disebut "ngunduh manten".

Dana yang semula awalnya (sebelum krismon) dianggap cukup untuk mengundang 200 tamu, ternyata setelah dihitung-hitung hanya cukup untuk 100 tamu saja. Jumlah itu harus sudah mencakup keluarga besar kedua belah pihak, para tetangga kedua belah pihak, teman-teman dan relasi kedua belah pihak orang tua, juga teman dan relasi aku dan calon suamiku. Pusing gak tuh...?

Perubahan tempat dilangsungkannya resepsi pun dilakukan. Semula orang tuaku merencanakan untuk mengadakan resepsi di gedung, namun karena krismon itu diputuskan untuk menggelar resepsi di rumah saja. Yang menjadi masalah adalah rumah kami masuk ke dalam gang yang sempit. Kondisi itu tentu akan sangat merepotkan para undangan yang akan hadir.

Untung saja, calon mertuaku saat itu memberikan solusi yang menggembirakan. Acara resepsi di selenggarakan di aula kantor calon mertuaku. Kebetulan aulanya sangat besar dan halaman untuk parkirnya pun luas. Satu keuntungan lagi, calon mertuaku mendapat diskon khusus (maksudnya dapat membayar dengan harga sangat murah). Alhamdulillah ya...

Untuk acara akad nikah dan temu pengantin di rumah kami dapat 'sumbangan' juga. Teman orang tuaku yang tinggal di desa yang punya usaha menyewakan tenda dan perlengkapan pernikahan memberikan harga khusus kepada kami. Sehingga kami dapat menghemat biaya sewa pelaminan, tenda, meja, kursi, piring, mangkok dll yang kami gunakan untuk acara di rumah. Alhamdulillah lagi...

Rupanya pertolongan Allah atas niat kami melangsungkan pernikahan tak berhenti sampai di situ. Seorang kenalan ibu meminjamkan koleksi tanaman bonsainya secara gratis kepada kami. Berkat tanaman bonsai yang cantik-cantik itu, aula tempat kami melaksanakan resepsi menjadi sangat indah. Alhamdulillah...

Selanjutnya ibuku harus mengatur ulang menu yang akan dihidangkan, baik itu di rumah maupun di gedung. Menu makanan yang berdana besar dicoret dan diganti dengan yang lebih murah. Satu hal yang sangat diperhatikan oleh ibuku adalah jangan sampai kehabisan makanan untuk tamu. Soalnya sering kan tamu-tamu masih banyak, tapi makanan sudah habis. Nah, ibuku tak mau itu terjadi.

Kerepotan dalam menentukan perias pengantin pun muncul. Penyebabnya adalah ibuku menetapkan syarat khusus bagi perias yang akan dipilihnya. Syaratnya meliputi : sudah berumur (ibu tak berkenan jika periasnya masih muda), sudah berkeluarga dan rumah tangganya tak bermasalah, orang Jawa dan Islam. Setelah sempat mendatangi banyak perias akhirnya pilihan jatuh pada seorang wanita paruh baya yang berjilbab, yang suaminya adalah kepala sekolah dan memiliki 2 putra. Mereka adalah keluarga baik-baik dan terpandang di desanya. Alhamdulillah... tarif yang dibebankan pada kami pun tidak mahal (^_^).

Ketegangan sempat juga terjadi pada saat hari "H". Saat itu sedang musim hujan dan orang-orang pun sibuk dengan berbagai macam cara untuk menghentikannya. Alhamdulillah, hujan tak turun selama acara pernikahan berlangsung. Selain itu, mengingat banyaknya penjarahan di beberapa kota yang terjadi di tempat-tempat berlangsungnya pesta pernikahan, maka beberapa orang disiagakan untuk mengamankan dari datangnya orang-orang yang tak diundang. Alhamdulillah, acara dapat berlangsung dengan aman dan lancar.

foto saat acara "temu pengantin"

acara resepsi tak akan semeriah ini tanpa bantuan banyak pihak
(maaf fotonya kabur)

Itulah sedikit dari kenanganku melangsungkan pernikahan di saat krismon melanda. Walaupun sempat panik dan repot di awalnya, karena harga barang-barang yang melonjak tinggi, tapi pada akhirnya pernikahanku dapat berjalan dengan sangat baik dan lancar. Berkat dukungan dan bantuan banyak pihak semua itu bisa terwujud.

Memang pernikahanku tidak dapat dikatakan istimewa ataupun memberikan inspirasi. Kalaupun aku membagi kisahnya disini, karena bagiku pernikahanku tetaplah layak untuk dikenang. Tanpa ijin Allah, pernikahan di 'masa sulit' seperti itu, sulit bisa tergelar dengan lancar dan meriah. Rasanya tak putus-putus bibir ini mengucapkan Hamdalah karenanya.


Kisah ini diikutsertakan pada "A Story Pudding For Wedding" yang diselenggarakan oleh Puteri Amirillis dan Nia Angga

37 komentar:

  1. walaupun lagi krisis tapi syukurnya masih bisa melewati prosesi pernikahannya ya mbak,,pada saat itu sy malah lg di PHK mbak,, tp pd saat itu masih kuliah juga kuliah sambil kerja maksudnya, jd y hikmahnya sy konsen di kuliah,

    BalasHapus
  2. @Al Kahfi >> masa2 krismon benar2 membuat kalang kabut dan persiapan yg telah dirancang sebelumnya benar2 berantakan. Alhamdulillah akhirnya bisa melewati semuanya itu...
    BTW..., ternyata di PHK memberikan hikmah juga ya? :)

    BalasHapus
  3. Wah alhamdulillah ya mbak.
    Semua pasti ada jalannya...
    Aku pas krismon... masih umur 7 tahun :))

    BalasHapus
  4. rejekinya emang ada mba.. diberi kemudahan di saat-saat sulit, alhamdulillah

    BalasHapus
  5. @Una >> ternyata dirimu masih sangat muda ya..? Hehehe

    @Hilsya >> Alhamdulillah, kalau rejeki emang gak kemana kok ya?

    BalasHapus
  6. kriris moneter thn itu aku masih kuliah mbak :)

    BalasHapus
  7. wah mbak salut deh, luar biasa. tentunya pada saat itu ortu pusing banget ya mbak. tapi dg kreativitas dan bantuan tak terduga sana sini, alhamdullillah ya ada aja jalannya. btw makasih ya mbak dah ikutan story pudding.

    BalasHapus
  8. biar krismon ada sisi baiknya juga mba, sewa-menyewa jadi ada diskon kusus. waktu krismon inyong belum punya kendaraan buat kerja jadi ongkos angkutan agak berat juga

    BalasHapus
  9. @Lidya >> Wah, mahasiswa kena dampak krismon juga kan saat itu?

    @Puteri >> memang pusing banget saat itu. Alhamdulillah, bantuann tak terduga muncul dari mana-mana shg acara pernikahanku tetap dapat berjalan dg lancar dan meriah. Ortuku pun bisa bernafas lega :)

    @P.Eka >> diskon khusus diberikan karena mereka memang dekat dg keluargaku. Syukurlah, tanpa adanya diskon2 itu mungkin pernikahanku tak akan semeriah saat itu, pak.

    BalasHapus
  10. Sayapun begitu mb, bisa dibilang th 2005 lagi krisis-krisisnya juga, alhamdullilah semua berjalan lancar dan banyak dapet dikon dan gratisan..

    jadi bisa di bilang semua serba pas mau pas ada.

    meskipun krisis pesta berjalan lancar ya mb, dan foto2 juga ada..., Tuhan selalu memberikan kemudahan utk kita ya mb, tidak tau dari segi mana.

    BalasHapus
  11. @IbuDini >> jadi mbak Mul nikah tahun 2005 ya? Jadi cukup lama juga ya nunggu Dini ada? Alhamdulillah ya mbak, pertolongan datang dari tempat yg tak disangka-sangka.

    BalasHapus
  12. seru bgt ya story nya.
    ^_^
    semoga pernikahan mba akan langgeng ya.. gak blh ada ribut2 ya mba...
    dan semoga menang!

    BalasHapus
  13. subhanallah..
    kalo niat baik emang selalu ada jalan mbak :)
    makasih sudah berpartisipasi

    BalasHapus
  14. baca cerita ini, aku kok ngerasa banget yaa perjuangan untuk menikahnya berat..
    mana saat itu kondisi Indonesia lagi gonjang ganjing gak keruan akibat krismon , demo di mana-mana.
    Syukurlah pernikahannya tetap bisa berlangsung.
    Banyak yang menunda soalnya saat itu melihat keadaan yang gak memungkinkan.

    BalasHapus
  15. @Penghuni 60 >> Amin terima kasih doanya, semoga saja rumah tangga kami langgeng.

    @Nia >> Alhamdulillah, Allah memudahkan segalanya buat kami. Senang bisa ikut berpartisipasi :)

    @Yusnita >> Memang benar saat itu situasi sdg sangat tak menentu.
    Yang paling menegangkan bagi kami adalah jika terjadi penjarahan di tempat resepsi pernikahan, soalnya di beberapa daerah spt itu.
    Maklum saja, saat itu kan harga2 sangat mahal, shg banyak rakyat yg sulit utk membeli barang2 kebutuhan sehari-hari.
    Akibatnya ada kelompok yg nekad, mereka mendatangi tempat2 dilangsungkannya hajatan utk menjarah makanannya. Bahkan kotak sumbangan pun menjadi sasaran penjarahan mereka. Kami benar2 sangat khawatir jika hal itupun akan terjadi di resepsi pernikahan kami.
    Alhamdulillah, pada akhirnya pernikahan kami dapat berjalan lancar dan meriah, meskipun meleset jauh dari bayangan semula. :)

    BalasHapus
  16. saya menikah pas gak ada pekerjaan. modal keyakinan, semua ternyata bisa diraih. alhamdulillah banget ya

    BalasHapus
  17. Saat krismon...beli kertas HVS buat laporan praktikum saja mesti hunting cari harga yang termuraaahhh...

    BalasHapus
  18. Memang yang namanya rezeki itu Allah yang atur ya mba? Bisa datang dari arah manapun juga tanpa diduga...
    Subhanallah...
    Bahkan sedang dalam masa krismon sekalipun, jika Allah hendak mengalirkan berkahNya, segala sesuatu akan berjalan lancar. Thanks for share ya mba. Jadi terinspirasi untuk menulis my wedding story juga deh ih, juga di masa krisis, tapi bukan krisis moneter sih, ..sayangnya perkawinan itu kandas di tengah jalan setelah 12 tahun mencoba bertahan.
    Nanti deh saya akan tulis juga ah... menarik untuk di share nih.. (ikuuuuut aja ya ALaika ini???)

    BalasHapus
  19. cantik nian mbak Reny ya di fotonya dan langgeng sampai 14 tahun sekarang, semoga langgeng selamanya eh iya maaf mbak 98 peralihan orde baru ke reformasi mbak tapi 1997 memang harga udah pada melambung tinggi

    BalasHapus
  20. @Rusydi >> Subhanallah... betapa Allah telah menunjukkan kuasanya bagi orang2 yg ingin menjalankan ibadah kepadaNYA ya?

    @Kinanthi >> bener banget... jadi ingat susahnya saat2 itu ya?

    @Alaika >> Bener banget mbak, saat itu sih gak kebayang tetap bisa melaksanakan pernikahan semeriah saat itu. :)
    Aku tunggu wedding story versi mbak Alaika deh. Pasti juga akan sangat memberikan inspirasi.

    @Munir >> Benar sekali Bang, memang sejak tahun 1997 harga2 sudah melambung tinggi, tapi kondisi makin parah tahun 1998 yg berakhir dg lengsernya pucuk pimpinan negara ini saat itu.
    Dalam situasi yang sangat tidak kondusif spt itulah (dari segi ekonomi dan keamanan) pernikahanku dilangsungkan. Sesuatu yg awalnya kami anggap mustahil, ternyata bisa juga berjalan dengan sangat baik. Semua tak akan terjadi tanpa campur tangan Allah kan?

    BalasHapus
  21. Alhamdulillah ya bu, acaranya berlangsung dengan lancar. Tentu menjadi sesuatu yang takkan pernah terlupakan mengingat banyaknya rintangan disana-sini pada awalnya. Mudah2an pernikahannya langgeng hingga ke akhir hayat ")

    BalasHapus
  22. Alhamdulillah.. sah..sah..sah

    pas mbak Reni menikah mungkin saya baru lulus atau masih di bangku SMA tuh

    BalasHapus
  23. @ifan >> Amin.. terima kasih banyak utk doanya. Memang sesuatu yg harus disyukuri banget bahwa pada akhirnya pernikahan itu bisa berlangsung dg lancar, meriah dan tanpa hambatan.

    @Lozz >> oya..? Masih unyu dong berarti hehehe

    BalasHapus
  24. pasti tahun 1997 akhir, saya ingat betul sekitar bulan Desember nyari beras ke mana-mana nggak ada.

    BalasHapus
  25. masa masa krismon yang bagi banyak orang tuh menyebalkan.... ternyata manis bagi Mbak Reni yaaa
    hehehe

    semoga awet langgeng teruuus
    amiiiiiiiin

    BalasHapus
  26. krismon Dija belom lahir Tante
    hehehheee

    BalasHapus
  27. Tahun 97 saya masih duduk di kelas 3 sd :)

    Salam Kenal,
    Kevin
    Blog : www.nostalgia-90an.com
    Nostalgia Segala Sesuatu Pada Tahun 90an

    BalasHapus
  28. @MAV >> aku nikahnya gak pas th 1997 tapi tahun 1998. Saat itu kondisi juga masih susah, apalagi ada kerusuhan pasca mundurnya pimpinan negara kita tercinta ini.

    @Elsa >> hahaha, iya ya... orang lain sedang susah, tapi aku malah merasa sangat bahagia :)
    Amin... makasih doanya ya.

    @Dija >> andai Dija sudah lahir, pasti tante minta Dija yg cantik jadi putri domasnya hehehe

    @Kevin >> baru kelas 3 SD? Unyu sekali... hehehe

    BalasHapus
  29. Jadi punya kenangan tersendiri ya mbak, karena menikahnya pas krimon. Pasti deg deg an ya...

    BalasHapus
  30. Terharu aku membaca kisahnya mbak, semoga gak sia-sia perjuangan mbak, moga langgeng terus smp ajal yang memisahkan,amin

    BalasHapus
  31. @Ferlita >> iya bener, karena sedang krismon dan keadaan begitu sulit, rasanya miracle banget pernikahanku bisa berlangsung apalagi semeriah itu.

    @Lia >> Amin, terima kasih juga utk doanya. Aku jadi ikut terharu.. :)

    BalasHapus
  32. Syukurnya krismon tak menyurutkan langkah ya Mbak, aku krismon masih awal kuliah :)

    OOT: Hebat Mbak, 2 blog sekaligus, dengan isi yang berbeda pula.

    BalasHapus
  33. tahun 97 saya masih lajang mbak dan masih kerja ... kayaknya kita seumuran nih .. Soalnya temen2 seangkatan saya, rata2 nikahnya taun itu.

    BalasHapus
  34. Subhanalloh...memang ya mba Ren, kalo sudah waktunya kendala apapun ya dipermudah olehNYA. Nice story ;)

    BalasHapus
  35. sory... lama gk datang di sini...
    ini.. numpak lewat..

    BalasHapus
  36. sorry OOT: blog ibu kan ada dua, ada perbedaan khusus gak isinya? maksudnya blog ini khusus buat bahas ini, blog itu khusus buat Y. tapi saya salut sama semangat ngeblog ibu

    BalasHapus
  37. @Yunda >> Soalnya saat itu tak ada yg tahu kapan krismon akan berakhir. kalau mau menunda sampai krismon selesai, lantas sampai kapan kami harus menunggu...? hehehe
    Sebenarnya blog kedua ini sedikit jarang terurus sih mbak, karena fokusku lebih kepada blog pertama

    @Dey >> ya kalaupun usia kita beda, paling bedanya cuma 1-2 tahun ya mbak..

    @Orin >> Bener sekali.. pertolongan Allah benar2 datang dari tempat2 yg tak terduga pokoknya mbak.

    @Tri >> Silahkan lewat... Seneng sempat lewat kesini lagi hehehe

    @Nuel >> kalau blog ini sih khusus utk postingan ttg aneka jenis kontes/giveaway, award, tugas/tag, kata mutiara dan joke.

    BalasHapus

Komentarnya dimoderasi dulu ya? Terimakasih sudah mampir dan meninggalkan jejak. (^_^)