Pages

Kamis, Oktober 20, 2011

Allah telah mengatur segalanya

Nasehat yang kudapat dulu dari orang tuaku adalah jika kita baik pada orang lain maka orang lain pun akan baik kepada kita. Jika kita tak ingin dicubit, maka kita jangan mencubit terlebih dahulu. Aku percaya banget dengan nasehat itu dan aku berusaha untuk selalu menjalankan nasehat itu.

Aku selalu berusaha untuk berbuat baik pada siapa saja. Aku sebisa mungkin menghindari konflik dan pertentangan yang bisa menyebabkan orang lain kecewa dan sakit hati. Alhamdulillah, aku mendapatkan imbalan yang menyenangkan. Aku mempunyai teman-teman yang baik dan aku  percaya semua orang yang ada di sekitarku adalah orang baik.

Namun, anggapan ideal itu berantakan beberapa tahun yang lalu. Seseorang yang selama ini dekat dan baik denganku ternyata 'menusuk' aku dari belakang. Awalnya aku tak tahu apa yang telah dilakukannya di belakangku, hingga suatu hari seorang sahabat memberitahuku tentang itu. Semula aku tak percaya dengan apa yang dikatakannya. Barulah setelah beberapa orang lainnya mengatakan hal yang sama, aku akhirnya mau tak mau mempercayainya.

Reaksiku? Tentu saja shock, sedih dan kecewa. Seseorang yang selama ini dekat denganku, yang aku lindungi dan aku bela dan yang aku percayai ternyata telah mengkhianati aku. Seseorang yang bersikap baik di depanku ternyata kemudian dengan tega menusukku dari belakang. Kok bisa?

Dia dengan sengaja telah menyebarkan fitnah tentang aku. Dia menghasut orang lain untuk berbalik menjauh juga dariku. Terus terang pada saat itu aku sempat mempertanyakan kebenaran nasehat orang tuaku dulu. Tak pernah kupercayai bahwa meskipun aku selalu berbuat baik padanya ternyata tak menjamin dia baik padaku. Dan meskipun aku tak pernah 'mencubit'nya tapi ternyata dia telah 'mencubit'ku sedemikian sakitnya.

Bisa dikatakan, saat itu adalah saat paling berat dalam hidupku. Aku tak tahu mengapa dia berbuat begitu kepadaku. Belakangan aku tahu, bahwa ternyata dia menyimpan perasaan iri terhadapku. Dia iri atas pencapaianku selama ini. Masya Allah, ternyata memang rasa iri adalah penyakit hati yang sangat berbahaya. Saat itu aku berjanji untuk sebisa mungkin menjauhkan rasa iri dari hatiku.

Pelajaran lain yang aku dapatkan adalah bahwa sepahit apapun peristiwa yang aku alami, itu semua terjadi karena Allah telah mengaturnya sedemikian rupa untukku. Allah punya rencana tersendiri untukku. Allah yang mengatur agar aku segera mengetahui hal itu. Allah telah menggerakkan sahabatku serta temanku yang lain untuk menyampaikan kebenaran itu padaku. Terkadang kebenaran itu menyakitkan, teman.

Aku menyadari kini bahwa hidup tak selamanya mulus, bahwa tak semua orang berteman dengan tulus kepada kita. Aku jadi lebih hati-hati dalam berteman dan memilih teman. Meski aku masih saja meyakini nasehat orang tuaku untuk bersikap baik pada orang lain, namun aku tak lagi percaya pada semua orang secara membabi buta seperti dulu. Segala sesuatu memang harus ada batasnya.

Dari kejadian itu, aku jadi bisa mengetahui siapa sahabat dan teman sejatiku. Siapa orang yang selama ini berusaha memanfaatkan aku. Walau kini aku masih berteman dan bersikap baik kepadanya, namun pertemanan kami tak lagi sama seperti dulu.

Kini, ketika aku mengalami kejadian pahit lainnya aku akan berkaca pada kejadian di atas. Aku berusaha untuk mengingatkan diri bahwa Allah telah mengatur segalanya. Tinggal aku menjalaninya dengan sabar dan ikhlas dan menunggu hikmah yang tersimpan di baliknya.

Cerita di atas aku ikutkan dalam Kontes "Bingkisan dari Kami" yang diselenggarakan oleh Mbak Ketty sebagai wujud syukurnya karena kedua buah hatinya Farhan dan Razan yang pada bulan Desember dan Oktober ini bertambah usianya. Buat Fahran dan Razan selamat ulang tahun ya, semoga menjadi anah sholeh dan kebanggaan kedua orang tua.  Amin... Pesan Tante, jauhkan rasa iri dari hati kalian ya? #Peluk Farhan dan Razan


9 komentar:

  1. berhati-hati itu penting dalam berteman,kalau ngga salah inyong pernah baca kisah ini tapi dimana ya. apa mba pernah cerita sebelumnya

    BalasHapus
  2. fitnah itu emang jahat banget. duh teganya

    BalasHapus
  3. iya mba kadang meski kita berbuat baik masih saja mendapat keburukan dari orang lain!?!?!? tapi mungkin saja itu semu adalah buah perbuatan kita sendiri yang tidak kita sadari!!!!

    jika dibali disebut kharmapala.....yah selalu berusaha berbuat baik saja tentunya heheheheheh malem mba!!!!!

    BalasHapus
  4. terima kasih atas usahanya mbak Reni..kami sangat menghargai perjuangan mbak Reni dalam memilih cerita..semoga postingan ini menginspirasi semua orang yg ikut membacanya.amin..:)

    BalasHapus
  5. ditusuk dari belakang? alhamdulillah rekan kerjaku sering ada bimbingan rohani agar selalu ikhlas

    BalasHapus
  6. memang menyakitkan sekali ya, mbak.... Dan sepertinya aku juga sering mengalami hal yg sama, dan pada akhirnya aku lebih berhati2.... Untuk melegakan hatiku aku slalu berucap pada diri sendiri " AKU TAK BISA MEMAKSA ORG LAIN MENYUKAI KU" yang terpenting aku " TAK MENYAKITI ORG LAIN" Menjadi benar dimata Allah adalah yg terpenting...

    Smg tulisannya ini membawa mbak reni menjadi pemenangnya...

    BalasHapus
  7. Sukses untuk kontesnya ya mb.

    Aku pernah dulu mb , di fitnah seperti itu sampai suatu hari orang yang ikut hasutan bertatap muka dengan ku yang kebetulan kami ga akrab.
    Ceritanya dia sedang menunggu temannya karna waktu itu hanya ada aku jadi mau gak mau dia ngobrol.
    Aku yg gak tau masalahnaya kenapa dia benci sama aku, ya aku biasa aja...ajak dia ngobrol, dll...hingga 1/2 jam berlalu dan dia mengatakan kalau aku ini gak seperti yg orang bayangkan.

    Akhirnya aku jadi akrab sama dia dan begitu juga yg lainnya skg aku banyak temen mb.

    Emang orang sabar itu di sayang tuhan ya mb.

    BalasHapus
  8. bener kata ibu mantan mentri meuthia hatta bahwa seseorang punya tujuan baik belum tentu hasilnya jg akan baik. ini yg mungkin sudah di alami oleh mbak reni, semoga segala sesuatu yg di rasa itu sebuah musibah akan memberikan hikmah karena kejadian sekecil apapun pesan tuhan yg berisi hikamah akan ttp ada di sekeliling kita tinggal bagaimana kita sbg hamba bsa mengambil pesan2 tsb menjadi sebuah pelajaran hidup yg hakiki.

    met malam :D

    BalasHapus

Komentarnya dimoderasi dulu ya? Terimakasih sudah mampir dan meninggalkan jejak. (^_^)